keempat

45 12 3
                                    

Saat perjalanan pulang tiba-tiba "BRUUK" motor kami ditabrak oleh sebuah mobil
Hingga kami terjatuh

"Auu, Maikel sudah berulang kali ku bil...."

Kataku terhenti saat aku melihat sosok yang keluar dari dalam mobil sangat tampan dan mengagumkan.

Kemudian dia mendekati kami dan membantuku untuk berdiri

"Teterimakakasih"

Kataku sambil terbata-bata, serasa tidak  percaya

Dan aku melihat Maikel sedang sibuk membenarkan motornya.

Lalu pria itu perlahan mendekati maikel,
Maikel yang tidak terima dengan hal itu langsung ngegas alias marah besaar

"Apa kau tidak punya mata, selangkah lagi mungkin kita akan mati"

"Sudahlah Maikel tahan emosimu"

Kataku sambil menarik tangan Maikel agar tidak berbuat Kekerasan

"Hm iya saya ngaku salah, saya minta maaf"

Ucap pria itu dengan sopan

"Heh iyaiya gak papa kok"

Kataku dengan ceplas-ceplos seraya membelanya, dan aku tersenyum

"Iya bagaimana?, lihatlah motor ku sudah rusak parah, sudah tidak bisa dipakai lagi!"

"Baiklah saya akan tanggung jawab, biar motormu dibengkel saja, dan aku akan menanggung semua biayanya"

Pria itu menjawab kata-kata Maikel yang sangat alay itu dengan senyuman

Aku pun tak bisa berpaling dari wajah tampannya, aku memandanginya sambil tersenyum-senyum sendiri seperti orang gila, sambil berkhayal yang mustahil terjadi

Kemudian lamunanku pecah saat Maikel menarik tanganku dan mengajakku pulang

"Ayo senja pulang!!"

"Pulang??"

"Iya, ayo cepatalah!"

"Bagaimana dengan motormu?"

Aku mencoba menghalangi niatnya untuk pulang, karena jika kami pulang maka mustahil jika aku bisa bertemu dengan pria itu lagi

"Semuanya akan diurus olehnya, aku sudah memeberikan alamat ku padanya, jadi jika motornya sudah selesai diperbaiki langsung diantar ke rumahku, dan sebagai jaminannya KTP- nya sudah ku pegang, jadi kita bisa langsung pulang"

Maikel menjelaskan dengan panjang
kata-kata yang berbelit-belit, lalu
Maikel menarik tanganku untuk pulang

Saat kami ingin pergi, pria itu lalu menahan kami dia berkata

"Tunggu...!!"

"Apalagi...??"

Tanya Maikel dengan nada kesal

"Biar ku antar kau sampai rumahmu"

Pria itu menawarkan tumpangan untuk kami

Tapi lagi-lagi Maikel menolaknya

"Tidak usah, kita bisa pulang naik angkot, mending langsung kamu bawa motorku kebengkel, supaya tidak terlalu lama aku menunggunya!!"

Aku langsung mengajaknya menjauh dari pria itu dan berbisik pada Maikel

"Tidak apa-apa Maikel, mending kita ikut dengannya, kan lebih cepat dan tidak keluar biaya, ayolahayolahh Maikel"

Aku memaksanya dengan sekspresi muka paling memelas yang tidak pernah kulakukan sebelumnya, kalau bukan karena aku ingin tau tentang pria itu tidak akan pernah kulakukan hal yang sangat bodoh ini.

"Haah aku tidak berdaya jika kau yang memintanya, baiklah kami ikut denganmu"

Akhirnya Maikel menyetujuinya dan pria itu langsung membukakan pintu untuk kami

Baru saja aku ingin membuka pintu depan Maikel langsung berkata

"Tidak usah kecentilan, duduk dibelakang bersamaku"

Lalu dia menarik tanganku dan aku duduk dibelakang bersamanya, walaupun dengan perasaan jengkel aku tetep mengamati mobilnya seraya mencari tau tentang nya

serasa baru satu menit yang lalu kami masuk, tiba-tiba sudah sampai di depan rumah kami

"Cepat sekali sampainya?"

" Ayo turun!!"

Maikel menarik tanganku dan memaksaku untuk keluar.

Senja dan RajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang