1

822 42 1
                                    

Namja bertubuh kecil itu berjalan ke arah toko kelontong yang tak jauh dari jalanan tempat ia berdiri, ia memasuki toko itu mencari-cari air putih untuk di belinya dan beberapa camilan untuk mengganjal perutnya.

Ia menaruh barang-barang yang sudah di bawanya itu ke kasir.

"Hei nak, kau masih mengenalku?" Pria yang sekarang sedang menghitung harga barang yang di taruhnya itu telah mengenal lama namja imut di depannya.

"Paman Sihyuk?" Namja kecil itu menjinjitkan kakinya untuk melihat lelaki di depannya itu karena tubuhnya yang pendek.

"Hahaha.. kau masih mengingatku ternyata kupikir kau sudah melupakan paman. Tapi akhir-akhir ini aku jarang melihatmu" Ya lelaki di depannya itu tau kondisi anak kecil berumur 8 tahun di depannya.

"Hehe.. iya paman aku kadang pindah ke jalan sebelah kudengar di sana ada perumahan baru, ya siapa tau saja mereka bosan liat berita di tv dan mau mendengar kabar lewat koran" Lelaki di depannya itu sangat kasihan akan bocah kecil di depannya, anak laki-lakinya saja yang berumur 15 tahun masih manja dan bermain game terus menerus, sedangkan anak 8 tahun ini sudah bekerja mencari nafkah sendiri.

"Nak, boleh paman lihat korannya?" Diberikannya satu koran pada lelaki di depannya.

"Itu masih hangat paman, aku baru saja mengambilnya hari ini" Ia tidak tau bahwa lelaki di depannya itu akan membeli semua korannya.

"Kubeli semua, jadi berapa?" Bocah kecil itu kaget, meskipun hanya 4 buah koran tapi untuk menjual salah satunya sangatlah susah.

"Buat paman ku bonuskan satu ya"

"Jangan nak, ini kan harus dibayar jika aku tidak membelinya satu kau pasti menggantinya sendiri dengan uangmu, janganlah berbohong. Paman tau kau itu baik" Melihat kebaikan Paman Sihyuk, namja itu melihat dirinya yang tidak tau bagaimana cara membalas semua kebaikan yang dilakukan pemilik toko itu.

Namja itu menghitung semua koran tadi dan Paman itu memberikan uang sesuai harga yang diberikan namja itu.

"Jadi semuanya berapa paman?" Paman Sihyuk tersenyum kepada namja kecil di depannya, seperti biasa ia akan memberikan secara gratis barang yang dibeli anak itu.

"Semua gratis" Ia berbicara pelan kepada anak di depannya sambil mengedipkan sebelah matanya.

"Waahhh.. boleh paman?" Namja kecil itu memelankan suaranya, ia terlalu senang yah biasanya sih kalau yang menjadi kasir bukan Paman Sihyuk, namja itu akan di suruh membayar bahkan kadang para asisten Paman Sihyuk meninggikan harga barangnya pada bocah itu.

"Iya haha.. ya sudah kau pulang sana. Nanti nenek mu mencari, oh ya ucapkan salam ku ya" Bagi lelaki gendut itu menggratiskan satu botol air putih dan satu bungkus keripik tentu tidak akan membuat tokonya bangkrut.

"Terimakasih paman" Namja itu tersenyum senang mengambil barang yang di belinya secara gratis.

Ia melihat ke samping kanan dan kiri untuk menengok kendaraan yang sedang melaju ia menyebrangi zebracross dan duduk di bawah pohon beringin.

Ia membuka tutup botol minumannya dan meminum air di dalamnya dengan cepat, sejak tadi tenggorokannya sudah sangat kering, ya bayangkan saja dari jam 5 sampai jam 11 tanpa minuman dan makanan.

"Glek.. glek.. glek.. ahh.." Sekarang ia bisa merasakan kesegaran di tubuhnya, ia duduk sejenak sambil memakan keripik kentang yang di belinya tadi dan menikmati pemandangan jalanan ramai di depannya.

"Paman Sihyuk baik sekali, tapi aku jadi tak enak dengan para asistennya sepertinya mereka membenciku? Yah setidaknya uang ini masih cukup untuk membeli bahan makanan nanti" Ia berbicara pada dirinya sendiri sambil melihat keripik yang akan di makannya.

Selesai menghabiskan keripik nya ia meminum air untuk melancarkan tenggorokannya dan berfikir apa yang akan di lakukannya setelah ini.

"Wah, ada ikan warna-warni" Namja itu melihat sekilas ikan-ikan di taman yang agak jauh dari tempat ia berdiri di bawah pohon beringin, ada berbagai macam ikan hias.

Ia pun menghampiri penjual ikan hias itu, terlihat orang di depannya itu duduk sambil menunggu pembeli datang.

"Paman ini ikan apa?" Namja itu menunjuk salah satu ikan kecil berwarna merah kebiruan dengan sirip seperti kelopak mawar.

"Itu namanya ikan cupang, kau mau membelinya?" Paman itu sudah menyiapkan keresek hitam, mengira namja kecil itu akan membelinya.

"Umm.. aku mau membeli ikan yang bisa dimakan, ikan itu sepertinya terlalu kecil" Penjual di depannya itu tertawa, sebenarnya anak kecil itu sangat ingin mempunyai ikan hias tapi karena ia sayang neneknya ia lebih mementingkan neneknya ketimbang dirinya yang hanya buang-buang uang hanya untuk membeli ikan hias kecil.

"Itu ikan hias nak, jika kau mau mencari ikan yang bisa dimakan paman tidak mempunyainya. Coba kau cari di pasar pasti banyak" Namja itu sudah ingin sekali membelikan neneknya sesuatu seperti ikan atau lobster yang biasa di jual di restoran-restoran.

"Paman, aku beli 2 ikan ini ya" Seorang namja kecil di sertai bodyguard juga asisten nya berada di tempat itu.

Wah anak orang kaya, anak itu mau membeli ikan? Gumam namja kecil yang sedari tadi berada di tempat itu.

"Tuan, sebentar lagi anda harus pulang. Ayah anda sekarang sedang mencari anda" Asisten itu agak panik, bila ia terlambat maka yang di salahkan bukan anak itu melainkan mereka yang menjaganya.

"Aku hanya sebentar, setelah itu kita pulang" Namja kecil itu melihat Namja sepantarannya dengan pakaian lusuh.

Mata mereka bertemu, dengan segera anak berpakaian lusuh itu memalingkan wajahnya dan menatap ikan hias yang ada di sana.

Namja kecil itu sepertinya tau apa yang diinginkan namja di sebelahnya, ia pun menghampiri namja lusuh itu dan memberinya satu ikan.

"Ini untukmu, ambil saja" Namja kecil itu memperlihatkan senyum kotaknya dan memberikan aquarium kecil berisi ikan berwarna kombinasi Merah dan biru.

"Untukku?" Namja imut itu agak ragu untuk mengambil pemberian namja di depannya.

"Ya, ambilah tidak apa aku masih punya satu hehe.." Anak itu pun mengambil pemberian dari anak di depannya, mereka saling bertatap sebentar.

"Oh iya, aku Kim Taehyung" Namja kecil itu tersadar dan mengambil tangan namja imut di depannya untuk di jabat.

"Te..terimakasih Taehyung" Namja imut itu malu melihat namja di depan yang sedang memegang tangannya.

"Hehe.. sama-sama" Namja itu menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Tuan muda, ini sudah siang anda harus makan siang, ayah anda sedang menunggu"
Asisten itu mengingatkan majikan kecil di depannya.

"Iya iya, kau ini menganggu saja Paman Shi" Namja kecil kaya itu memang sangat nakal, ia berani memperlihatkan dirinya di taman hanya untuk membeli ikan, padahal ia bisa membeli ikan yang lebih bagus dan mahal di toko ikan khusus.

Merekapun berjalan memasuki mobil hitam mewah dan kembali melaju.

"Hei nak, nak" Penjual ikan di depannya memberi kresek dan juga makanan ikan kepada bocah kecil yang sedang melongo.

"Hah? Oh terimakasih paman, ikannya bagus" Namja itu tersenyum, pipinya merona sedari tadi.

"Kau menyukai anak itu ya...? Haha.. dasar anak jaman sekarang, tenang saja nak jika kalian berjodoh kalian pasti akan bertemu kembali" Anak itu tersenyum, ia tidak tau itu perasaan apa baru kali ini ia mengalami hal aneh semacam itu.

"Ti..tidak paman! Ya sudah aku pulang dulu, terimakasih paman" Namja kecil itu pergi menuju ke tempat pusat ia menjualkan koran-korannya.

Ia merasa senang, pipinya merona setiap kali ia mengingat kejadian tadi.

Ia memegang tanganku hehe..

__________TBC___________
Jadi ini pertamakali gw nyoba bikin ff wkwk...

Maklum masih noob :")

Kalo ada salah kasih kritik dan saran ya..

Sad Or Happy Ending?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang