9

334 20 2
                                    

"Klang.."

Sendoknya terjatuh, sendok yang ia pakai beda dengan miliknya dulu. Terasa lebih berat.

"Hahh.. sedikit lagi" Jungkook mencoba meraih sendoknya sebisa mungkin, saat Jungkook akan mengambil sendoknya ia merasa ada sesuatu yang menempel di dagunya.

"ASTAGA!! KALUNG NENEK!" Jungkook berteriak histeris saat melihat kalung Neneknya berada di lehernya. Yoongi menepuk jidatnya melihat keanehan yang dilakukan adiknya itu.

"Lihatkan Eomma, apa kubilang? Ini semua karena Taehyung si aneh itu" Sehun melihat ke arah Jungkook dan mulai mempercayai kata Yoongi.

"Luhan, sepertinya betul yang dikatakan Yoongi. Aku akan memanggil dokter Tao kesini" Sehun mulai mengambil handphone dari sakunya dan menelfon dokter pribadinya itu.

"Sehun! Kau ini apa-apaan? Anak kita baik-baik saja, dia tidak sakit mungkin dia masih mengigau kemarin juga tidurnya kurang nyenyak" Terlanjur, Sehun telah mengabari dokternya itu untuk datang kerumah.

"Luhan, kau juga tahu kan bagaimana Chanyeol itu? Dia sangat aneh dan tidak biasa, dulu aku juga ketularan aneh karena dekat dengannya. Mungkin Jungkook jadi aneh seperti ini juga karena dia bermain dengan Taehyung. Kalau nanti anak kita sampai keterbelakangan mental aku akan mendatangi Chanyeol dan membunuhnya, tenang saja" Sehun sudah siap dengan segala peralatan senjata milik Luhan dulu yang ada di gudang.

"Tuh kan, bahkan Appa nya pun juga aneh Eomma" Luhan menyentuh dahinya pelan.

"Cukup Yoongi, kau pergi ke kamarmu ajak adikmu. Dan jangan lagi kau bilang bahwa mereka aneh atau Eomma akan menyita semua peralatan musikmu"

"Ambil saja, aku tidak peduli"

"Dan boneka kumamonmu"

"Eommaaa! Apa-apaan kenapa harus kumamonku? Kan yang salah Taehyung kenapa jadi aku yang dihukum?" Luhan masih berdebat dengan Sehun, ia tidak mendengarkan ocehan anak pertamanya itu dan mengisyaratkan mereka untuk pergi ke kamar.

"Cih.. selalu saja seperti itu, akan kusembunyikan kumamonku nanti. Lihat saja" Jungkook yang sekarang berada di kamar Yoongi mencoba melihat sekitarnya. Ia menenangkan hatinya yang tadi takut itu, lalu memberanikan dirinya untuk bertanya.

"Hyung, apakah kau juga mempunyai kalung seperti punyaku" Yoongi menunjukan kalung yang ada di lehernya kepada Jungkook.

"Wah sama persis ya ternyata" Yoongi menghela nafas berusaha mengacuhkan sikap adiknya yang semakin aneh itu. Ia heran kenapa adiknya bisa amnesia seperti ini, padahal awalnya ia biasa saja.

Berarti kalung yang Nenek pakai itu kalung milik adik Yoongi hyung yang waktu itu hilang? Sekarang aku paham, oke aku akan mencoba berbaur. Tapi aku tidak tahu keseharian mereka. Apakah aku harus pura-pura sakit ya? Jungkook berbicara di dalam otaknya sendiri.

"Oh iya hyung, maafkan kalau aku bersikap aneh hari ini. Sepertinya kepalaku terjeduk sesuatu kemarin. Ada beberapa hal yang tidak aku ingat, jadi maaf kalau sikapku sedikit aneh. Aku tidak ingin memberi tahu Eomma dan Appa karena takut mereka memarahi Taehyung" Padahal Taehyung seperti apa aku juga tidak tahu :') 

"Hah? Kenapa kau tidak bilang padaku kemarin?" Yoongi sedikit kaget mendengar penjelasan adiknya.

"Em.. aku takut Yoongi hyung memberitahu Eomma dan Appa, Taehyung itu baik sekali hyung ia kemarin akan mengantarku ke rumah sakit saat kepalaku terjeduk, tapi aku menolaknya. Aku takut kalian semua khawatir" Jantung Jungkook berdetak sedikit kencang namun melihat wajah Yoongi yang sepertinya percaya kepadanya ia sedikit tenang.

"Oh, tapi lain kali kau bilang saja kepadaku. Aku tidak akan bilang kepada Eomma dan Appa, tapi tetap saja aku tidak menyukai Taehyung. Dia aneh seperti alien dan selalu menggangguku saat aku sedang berbicara berdua bersama Jimin" Jungkook tertawa mendengar ocehan Yoongi.

"Yoongi hyung suka Jimin ya?" Jungkook tersenyum menatap hyungnya itu.

"Ha? Si cebol itu? Tidaklah yang benar saja. Kita hanya sekedar teman, lagian Jimin sudah menyukai orang lain" Terlihat kesedihan dimata Yoongi saat mengucapkan kalimat terakhirnya.

"Tok tok tok!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 11, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sad Or Happy Ending?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang