3

422 40 3
                                    

"Nenek pasti akan senang!" Anak kecil itu berjalan pulang, ia terlihat sangat senang hari ini.

Langit yang bercahaya terik dan panas tadi mulai reda tergantikan dengan langit jingga yang bercampur hitam abu-abu.

Tiba-tiba awan menjadi abu-abu bertanda mendung yang biasanya akan memberitahu bahwa hujan akan datang.

"Hmm.. mendung? Padahal barusan langit nya cerah-cerah saja" Kemudian ia berlari agak cepat berusaha untuk cepat sampai melihat rumah yang ditinggalinya.

Memang agak susah bagi anak kecil berumur 8 tahun untuk berlari membawa keresek berisi empat lobster serta satu buah aquarium berisi air dan seekor ikan cupang.

"Oh tidak! Seperti nya akan hujan deras kali ini" Dengan mempercepat larinya, ia berjalan tergesa-gesa setelah melihat tempat tinggalnya yang berada tak jauh dari arahnya.

"Jeder!Jeder!Jeder!" Tidak sampai 1 detik suara petir menyambar kilat tiga kali di langit mendung itu.

"Tik..! Tik..! Tik..! Trikk...! Trikk..!" Suara air yang tadinya berupa tetesan satu atau dua air menjadi lima atau enam kali atau lebih dalam waktu bersamaan.

"Fyuh.. Untung aku sampai dengan selamat Tuhan, haahhh.. rasanya lega" Dengan segera ia membuka pintu kayu yang agak reot dan membukanya pelan.

"Nenek! Aku pulaaangg...!" Anak kecil itu menenteng barang belanja yang sehabis di belinya.

"Nenek aku ba..!" Betapa kagetnya ia ketika mengetahui tangan neneknya berdarah.

"Nenek!!! Kau kenapa nek? Kenapa tanganmu bisa berdarah!" Anak itu segera berlari memeluk neneknya, ia agak terisak juga kaget akan sebelah tangan kiri neneknya yang memegang pisau dapur.

"Jungkook kau ini kenapa?" Nenek di depannya itu melihat tingkah aneh namja kecil bernama Jungkook.

"Ne.. hiks.. nenek ti..tidak hiks.. sakit kan?" Satu bulir air mengalir dari sudut mata Jungkook.

"Nenek hanya memebersihkan sisik ikan dan memotong nya jadi kecil Jungkook sayang" Jungkook lega setidaknya neneknya hanya memotong ikan dan tidak terluka karena teriris atau lainnya.

"Nek, aku membawakan nenek Lobster seperti yang ada di restoran-restoran" Anak kecil itu menunjukan keresek putih transparan berisi dua buah lobster sedang dan dua lobster kecil.

"Lho, Jungkook kenapa kamu membelinya sendiri? Ini kan mahal sayang" Nenek yang selalu menemani namja kecil itu meletakan keresek berisi lobster ke dalam kotak boks yang di dalamnya terdapat es batu dan menutupnya.

"Tapi bukannya nenek sangat menginginkan lobster itu? Aku membelikannya khusus untuk nenek, kita makan hari ini ya nek?" Jungkook melihat neneknya tersenyum.

"Iya, terimakasih ya sayang. Nanti nenek rebuskan lobsternya untuk makan malam" Jungkook terlihat senang karena untuk pertamakalinya dia bisa memakan makanan yang cukup mahal dan enak.

"Yeayy.. hari ini kita pesta daging nek!" Jungkook memeluk neneknya yang dibalas pelukan oleh neneknya.

"Nenek dapat ikan ini darimana?" Jungkook menunjuk tiga ikan dalam baskom yang sudah dipotong nenek nya.

"Tadi nenek di beri oleh orang yang menggaji mu di pusat penjualan koran, kalau tidak salah namanya itu Pak Choi" Jungkook kaget, ia tidak tau bahwa Paman Choi yang biasa menggajinya itu berjalan jauh kesini hanya untuk memberikan dia tiga buah ikan.

"Itu Paman Choi nek, dia itu orang nya cuek bahkan dingin kepada pengantar koran lainnya. Aku juga tidak tau kenapa dia bisa menjadi baik hanya pada orang biasa seperti ku" Jungkook sebenarnya merasa tidak enak dengan para pengantar koran yang lain, ia sering kali diejek oleh teman nya karena di tuduh mencari muka dengan Paman Choi.

Sad Or Happy Ending?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang