4.

2.8K 235 54
                                    

.
.
.
.
.

Jungkook POV

Di perjalanan pulang, gue maupun Taehyung gak ada yg ngomong ataupun berniat buat buka keheningan. Gue masih sibuk dengan pikiran gue sendiri, dan sesekali ngomong cuma buat nunjukin jalan. Gue tatap dia yg masih fokus nyetir, gue gela nafas lega. Apasih yg gue harapin dari seorang Taehyung? Gak ada. Gue bahkan gak bisa baca ekspresi dia, lebih parah dari kak Wonu, lagian gue bukan Roy Kiyoshi yg selalu bilang "Saya mencium aroma aroma cinta-eh masksudnya aroma buruk." au ah gue ngomong apaan kali.

"Mau makan dulu?."

"Gak."

"Oh ok."

Dih cuma gitu doang? Bujuk kek atau gimana gitu. Gue makin kesel sama itu orang. Gue tatap perut gue yg masih rata, yg disana telah hidup makhluk bernyawa yg bernama anak. Apa gue gugurin aja?

"Jangan pernah mikir buat gugurin anak kita." Kata dia tajam. Lah kok tau kalau gue mikir gitu?

"Jangan tanya kenapa gue tau."

Gue diem . Yg tadinya gue mau protes gak jadi. Gue lelah ngomong-ngomong. Gak lama kami pun sampai di rumah gue. Tanpa perduli Taehyung, gue langsung keluar dari mobil, dan banting pintunya kenceng. Gie kesel.

Buru-buru gue masuk kamar, bahkan gue gak nyapa ayah sama bunda yg nanya kenapa gue balik cepet. Gue cuma butuh nenangin diri, gue butuh sendiri, buat nerima semuanya. Nerima semua hal mustahil yg jadi kenyataan. Gue pun rebahan di kasur, kemudian ngusap perut gue lagi.

"Dedek, mama eh papa eh gue harus gimana ya? Mama apa papa? Gue kan cowok, tapi gue hamil gimana dong?."

Gue ketawa sendiri bayangin anak gue manggil gue apaan, mama atau papa? Tapi biasanya yg hamil di panggil mama kan?

"Dedek tenang aja, mama bakal jadi ibu sekaligus ayah yg baik buat dedek. Sehat-sehat ya disana."

Setelah perang batin cukup lama, gue pun memutuskan buat nerima kehadiran anak ini. Yah bagaimanapun ini anugerah Tuhan. Walaupun datang dari kesalahan, bukan berarti gue bisa hilangin nyawa gitu aja. Gue udah siap jadi bahan bullian. Gue siap. Gue tarik selimut, kemudian menuju alam mimpi.

***

Taehyung POV

Jujur gue agak shock waktu tau Jungkook hamil. Dan gue yakin dia lebih shock dari gue. Setelah sampai di rumahnya, Jungkook langsung keluar dari mobil dan banting pintunya kasar. Gue gak bisa apa-apa selain senyum maklum. Gue pun mutusin buat ketemu sama orangtuanya dia.

"Selamat Siang om, tante." Sapa gue.

Oh ya, ngomong-ngomong gue udah bilang sama mami papi. Dan ekspektasi sama kenyataan yg gue dapat berbanding terbalik. Yah mau gimana lagi.

"Sore juga. Temennya Jungkook ya?."

"Iya tante."

Gue pun di persilahkan duduk. Gue di tatap tajam oleh orang yg gue yakin ayahnya Jungkook, wajahnya datar, gak jauh beda sama gue. Gue begini bukan sok cool atau apalah, tapi sikap dingin gue memang sudah begini adanya.

"Kamu ada perlu sama anak saya?." Tanya ayah Jungkook.

"Oh iya, biar tante panggilin ya sebentar." Kata bundanya Jungkook.

"Sebenarnya saya ada perlu sama om dan tante." Kata gue hati-hati.

"Ada perlu apa?."

"Jungkook hamil."

"HAH?."

"Dan itu anak saya."

Jelas gue lantang. Gue udah siap amunisi kalo sekiranya bakal di hajar sama calon mertua.

DNA - Vkook/TaekookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang