4. 🌙 SUPERHERO

51 2 0
                                        

Hari ini adalah hari yang sial bagi Leva, tadi pagi ia tidak sempat membeli roti dan susu di supermarket langganannnya dikarenakan ia harus menghabiskan waktunya untuk berdebat dengan kakak tirinya tercinta (lagi) tentang Leva yang harus berangkat dengan Arga dan tentu saja yang Leva tolak secara harus (lagi).

Pada saat bel istirahat berbunyi ia harus memberanikan diri pergi ke kantin untuk membeli makan siang, karena perutnya sudah meronta minta diisi. 

Bruuk..

“Ups, aduh maaf yaa Leva kaki gue nakal emang.” Kata seseorang yang tiba-tiba menjegal kaki Leva dengan wajah bersalah yang terlihat jelas dibuat-buat itu, membuat si cantik itu jatuh dan menjadi pusat perhatian di kantin mewah sekolah elit itu.

Mendapat kejadian tidak mengenakkan tersebut Leva hanya bisa buru-buru bangkit dan segera menyingkir dari kantin berniat untuk pergi ke taman belakang sekolah dan menyantap makan siangnya. “Ehh, buru-buru amat lo. Gue minta tolong bisa nggak ?”

“ Eh, iya Cecil. Kamu mau minta tolong apa ?”  Tanya Leva terpaksa menghentikan langkahnya karena Cecil menahan tangannya cukup keras.

“ Beliin gue jus manga dong sama batagor.” Perintah Cecil dengan angkuh dan memberikan selembaran berwarna biru kepada Leva, yang diterima gadis itu sambil menunduk dan bergegas untuk membeli pesanan sang “ratu” sebelum ia mengeluarkan taringnya dan mulai menyerang Leva.

Setelah ini mendapatkan pesanan Cecil ia pun segera membawa pesanan tersebut ke meja Cecil yang sedang menunggu layaknya majikan keji. “ Ini Cecil pesanannya, sama ini kembaliannya. Aku deluan yaa.”

Leva pun meletakkan pesanan dan kembalian Cecil di meja dan segera bergegas untuk pergi dari kantin.

“ Eiitss, buru-buru amat lo. Sini dulu.” Cegat Cecil lagi-lagi dengan menahan tangan Leva.

“ Eh iya, Cecil kenapa ?”

“ Nih gue lagi nggak selera jus manga, buat lo aja.”

Byyuurrr

“ HAHAHAHAHA..” Suara tawa terdengar di sepanjang penjuru kantin ketika Cecil menumpahkan jusnya dengan sangat tidak berperasaan, membuat gadis cantik itu basah kuyup oleh jus.

“ Yahh, sepatu gue kena tumpahan jus. Lapin dong. Nih.” Kata Cecil dengan jahatnya seolah sepatunya lebih penting daripada Leva yang sekarang basah kuyup karena ulahnya, sambil menyodorkan tisu ke Leva yang segera gadis itu terima dan bersiap menunduk untuk me-lap sepatu Cecil.

“ Ihh, batagornya kepedesan. Buat lo aja. Nihh.” Tiba-tiba saja isi piring batagor itu ditumpahkan ke kepala Leva yang sedang menunduk untuk me-lap sepatu Cecil. Yang lagi-lagi mengundang tawa keji dari para penghuni kantin.

“ Gini nih tampang yang cocok buat lo. Tampang gembel.” sambung Cecil lagi dengan seringaian jahatnya.

Ditengah-tengah suara tawa yang memekakkan itu tiba-tiba saja Leva berdiri dan berkata “Salah aku sama kamu apa sih Cecil ?” yang membuat seisi kantin senyap seketika menantikan tontonan apa lagi selanjutnya yang akan mereka dapatkan.

“ Wahh guys, dia nanya salah dia apa. Gue kasih tau aja nih ?” Tanya Cecil memancing antusias masa yang ada di kantin, yang dijawab dengan sorakan semangat oleh para penduduk kantin.

“ Dengerin gue bitch. Salah lo tuh banyak banget. Lo dengan kegembelan lo aja tuh nggak pantas ada di sini, plus di sini tuh bukan tempat buat anak gelandangan yang bokapnya cuma supir angkot udah mati lagi. Ups ” Jawab Cecil yang sekali lagi menghadirkan tawa culas di sepanjang kantin dan sedikit demi sedikit mengadirkan tetesan air mata dari Leva.

LEVANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang