Untitle

2.6K 173 15
                                    

Mungkin kau pernah merindukan seseorang yang belum pernah kau temui, atau mungkin kau tak kenal bagaimana rupanya, tapi kau rindu dari caranya memperhatikanmu dimedia sosialmu, mengirimu pesan singkat, menelfon pada waktu yang dijanjikan, gila dan tertawa bersama dan kami punya kesamaan....... Ya aku fikir semua orang pernah merasakan itu.

Untuk itu kami memutuskan bertemu, namanya Rain.
Iya dia hujan yang datang dan menghadiakan aku pelangi senja.
Dia seseorang yang ramah, tidak pelit ilmu. Aku benar-benar tidak sabar untuk bertemu dengannya.

Pukul 2 siang, kami bertemu dihotel tempat ia menginap, karna kami berbeda kota, dan ia mendatangi kotaku. Kau tau? Ia benar-benar pria yang baik.

Sebagai teman special yang baik, aku mencoba untuk membuat kejutan kecil yang akan membuatnya senang. Pukul 12 aku sudah berada tepat di depan pintu hotelnya. Tidak susah menemukan hotelnya, terlebih kamarnya. Dan sengaja aku datang lebih awal untuk menemuinya.

Saat aku ingin mengetuk pintunya, pintunya sudah terbuka, yaa kufikir ini waktunya kejutan untukku.
Saat aku mulai masuk, aku melihat sepatu wanita tak tentu arah, dan tiga langkah pertamaku menemukan blazer wanita berwarna biru tosca, aku fikir dia mempunyai tamu sebelum aku.

Langkahku semakin panjang dan mendengar suara tawa wanita yang melengking. Sepertinya ia sedang tertawa dengan Rain. Aku menghembuskan nafas pelan.
Pelan sekali.

Disebelahku ada meja hias dan terlihat vas bunga mawar merah, yha mungkin ini salah satu cara terbaik. Kufikir kalian juga mengatakan ini yang terbaik.

Masih dengan tertawa melengking, aku berlari dengan cepat menuju ranjang dan menghantamkan vas bunga mengarah ke kepala wanita yang tertawanya membuat darahku mengalir dengan cepat. Detak jantungku tak karuan lagi.

Tak butuh waktu lama, wanita itu tergeletak aku tidak tahu apakah ia pingsan atau mati. Dan kalian tau? Untuk pertama kalinya mataku menatap mata Rain, matanya indah.
Kemudian ia melempar senyum padaku dan berkata,

"Bukankah kau terlalu cepat datangnya?"
"Maaf, aku tidak sabar bertemu denganmu dan kejutanku"  aku tersenyum dan suaranya indah sekali.
"Baiklah kalau begitu, aku bisa membuat bumbunya sekarang"
Aku tersenyum puas.

"Hadiahmu, sungguh indah" sembari menyeret wanita yang tak bernyawa itu.

















Smbr : facebook

[DREAME/INNOVEL] Urband LegendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang