Halo, udah merasa tertarik dengan cerita ini? Sayangnya ini part terakhir yang bisa aku up di wattpad. Selebihnya kalian bisa baca di platform Dreame dan Innovel ya.
Kalian baca dulu part ini sampai habis, di bawah aku kasih petunjuknya. 😊😊😊
_____________________________________Hari sudah menjelang sore. Semua kelas telah selesai. Namun Karin, Lizy dan Denis masih tetap duduk santai di atas rumput, di bawah pohon rindang yang teduh—di taman belakang Kampus. Mereka tengah berbicara mengenai rencana mereka untuk pergi ke Traumwelt.
Karin melihat Lizy yang tampak antusias dan semangat seolah hendak pergi berlibur ke luar kota. Dia bahkan sudah menuliskan jadwal apa saja yang akan dilakukannya selama satu jam di Traumwelt. Karin sempat melihat daftar tersebut berurutan dari awal hingga akhir. Pertama-tama, mereka akan pergi ke kediaman Kakek Mou dan berkenalan dengan semua penghuni rumah pohon itu. Selanjutnya Lizy ingin menunggangi kucing raksasa dan bermain bersamanya, kemudian pergi ke kawasan Elves dan menjewer salah satu telinga runcing mereka, dan yang terakhir, menikmati matahari terbenam sambil berbaring di rumput pinggir sungai bersama para kurcaci.
Karin menepuk dahinya frustasi. Bagaimana tidak, hal yang ingin dilakukan Lizy itu tidak pernah terlintas di benaknya sama sekali. Semua tidak terlihat normal kecuali daftar pertama. Coba kau pikir ketika ingin menaiki kucing raksasa. Walaupun mereka besar, tapi tetap saja kucing terlalu imut untuk menjadi hewan tunggang. Bahkan tidak ada satu pun warga Traumwelt yang melakukan itu. Dasar Lizy! Dan bagaimana dia bisa berpikir untuk menjewer telinga runcing salah satu Elves? Ya ampun ... apa yang akan dilakukan Elves itu kepadanya nanti? Pasti mereka akan langsung membidik Lizy dengan busur ajaib mereka.
Begitu pun dengan Kurcaci. Karin benar-benar menggeleng habis terhadap yang satu ini. Karin sudah berkali-kali bilang kalau Kurcaci bukanlah makhluk yang bisa diajak bicara. Apalagi di ajak berbaring menikmati matahari terbenam di pinggir sungai. Sebelum Lizy melakukan itu, Karin yakin ia akan lebih dulu mendapat semprotan kasar dari mereka lalu diusir dari kawasan Kurcaci.
“Kau bodoh atau apa?” tanya Karin sedikit geram.
“Memangnya kenapa? Apa yang salah dari daftar ini?” Lizy menjawab enteng. “Bilang saja kalau kau iri, kau tidak pernah melakukan ini, 'kan?”
“Tentu saja, jelas aku tidak pernah melakukan hal bodoh macam itu! Lagi pula, ya, sebelum kau sukses melakukan daftar kedua, kau pasti sudah lebih dulu menjadi buronan di Traumwelt, asal kau tahu!”
Karin melipat kedua tangannya di dada, merasa sangat jengkel dengan Lizy yang keras kepala. Sementara Denis hanya tertawa membaca daftar yang dibuat Lizy.
“Kau serius mau melakukan ini, Lizy?” tanya Denis sambil tertawa terbahak. “Aku tidak habis pikir kau mau menunggangi kucing. Dan apa-apaan ini? Kau mau menjewer telinga runcing Elves?! Astaga Lizy, kau ....”
Denis tidak melanjutkan perkataannya. Ia malah kembali tertawa lebih keras lagi. Bagaimana tidak, daftar yang dibuat Lizy ini benar-benar sangat konyol. Bagaimana bisa otaknya memikirkan hal-hal seaneh ini. Lizy benar-benar lucu sekali.
Karin menekuk wajahnya jengkel dengan kedua temannya. Sementara Lizy, ia menatap sebal Denis dan Karin yang menertawai daftarnya itu.
“Kalian kenapa, sih?!” protesnya dengan raut sebal, membuat wajah imutnya menjadi semakin terlihat imut. “Coba kalian pikir, betapa serunya melakukan hal-hal ini. Ini adalah sesuatu yang tidak akan pernah bisa kalian lakukan di dunia nyata. Dengan melakukan semua hal yang ada dalam daftarku ini pasti akan sangat seru.”
Karin menghembuskan napas sebal. Ia lalu memasang wajah manisnya yang dibuat-buat, kemudian menjawab perkataan Lizy.
“Lizy sayang ... apa kau tega menunggangi kucing yang imut itu? Bahkan warga Traumwelt pun tidak ada yang melakukan itu. Dan kumohon jangan norak kalau melihat Elves apa lagi merasa gemas ingin menjewer telinga mereka. Itu adalah perbuatan paling kampungan yang tidak pernah mau kulakukan. Satu lagi, kau jangan mengada-ada mau santai-santai bersama para Kurcaci itu. Yang ada kau akan dibuat menangis sakit hati karena hinaan mereka.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Traumwelt
FantasyKarin adalah seorang mahasiswi yang memiliki kemampuan aneh semenjak ia duduk dibangku SMP. Ia bisa membawa dirinya sendiri dan orang lain memasuki dunia mimpi yang menakjubkan, Traumwelt. Traumwelt adalah sebuah negeri yang menjadi kehidupan kedua...