Mobil melaju kencang memotong sunyinya jalan sepi yang tak berpenghuni. Hanya satu mobil yang nampak menyusuri jalan dalam arah yang lurus. Dua orang penumpang dan seorang pengemudinya duduk terdiam di tempatnya masing-masing memandang areal jalan yang dihiasi oleh pohon-pohon yang menjulang tinggi di tiap sisinya.
Pikiran mereka masih terpenuhi oleh ketakutan, kekhawatiran, ketidak percayaan, dan kebingungan. Baru saja mereka menemui orang yang tidak bisa dibunuh walau sudah tertusuk, tertembak, dan terakhir mereka telah meledakanya di pom bensin yang berkobar dengan hebatnya. Akhirnya seorang gadis yang terduduk di kursi belakang menyuarakan pertanyaanya.
"Apaan itu tadi Gal?" katanya menatap pada Galang yang mengemudi.
"Itu salah satu dari mereka" jawabnya masih menatap ke depan.
"Ya aku tahu maksudku..." perkataan Keira tersendat oleh suara Setya yang berada di samping Galang.
"Maksudmu kalian baru saja meledakan pom bensin!" ketus Setya.
"Bukanya kau sendiri yang bilang untuk berhenti bicara tentang hal itu!" Marah Keira.
"Oh jadi kau mau bicara hal lain? Maaf!" sesal Setya.
"Bagaimana seorang manusia tertembak tapi tidak mati hanya sedikit berhenti dan lalu dia menyerang lagi?" heran Keira.
"Itulah mengapa aku bilang kalian tak perlu ikut, orang edan macam itulah yang mengincarku. Dan Kei seperti kau bilang tadi mereka masih banyak!" jawab Galang enteng.
"Hei superman tanpa kami apakah sekarang kau masih mampu bernafas hah? Sok kau ndang!" ejek Setya.
"Ndang?" bingung Galang.
"Errgh pecundang!" geram Setya.
"Owh ok kita mulai lagi!".
"Makanya kau perlu teman untuk bicara, tanpa kami disisimu sekarang kau cuma akan mendengar ocehan suara jangkrik Gal!" ejek Setya lagi.
"Ya benar kau kali ini benar aku akan kesepian tanpa kalian!" aku Galang sembari tersenyum.
"Eh Set?" terdengar Keira kembali berbicara.
"Apa?" ingin tahu Setya.
"Ku kira kau memakai seragam tadi?" tatap Keira pada Setya.
"Oh ya benar" jawab Setya.
"Kemana seragamu?" inspeksi Keira.
"Ya Tuhan kau tidak henti-hentinya mengamati semua hal Kei!" kagum Galang.
"Eh seragamku aku buang tadi di minimarket" ingat Setya.
"Kau buang seragamu?" sinis Keira.
"Ya memang kenapa itu sudah jelek kok" jawab ringan Setya.
"Bagaimana kalau nanti ada penyelidikan tentang siapa pelaku peledakan dan mereka menemukan seragamu?" marah Keira.
"Ya tidak apa-apa!" jawab Setya tak peduli.
"Tidak apa-apa?" amprat Keira yang nadanya mulai tinggi.
"Namaku di seragam sudah lama hilang kok!" senang Setya.
"Bagaimana dengan lambang sekolah di seragam itu?" bisik Keira.
"Eh? Ehm maksudmu?" khawatir Setya.
"Kau pikir tidak akan ada yang mengetahui siapa pelakunya saat mereka menemukan seragam sekolah yang terbuang di tempat kejadian, dengan lambang sekolah terpasang padanya, dan mereka akan mengecek bahwa hari ini ada tiga siswa yang kabur dari sekolah!" jelas Keira.
KAMU SEDANG MEMBACA
HITAM
AdventureGALANG SEORANG ANAK BIASA HARUS BERPACU MELAWAN TAKDIR YANG MENGHANTUINYA. DIAWALI DENGAN MIMPI TAK KUNJUNG HENTI IA MENYADARI BAHWA BATARA SEORANG PENYIHIR HITAM BERNIAT MENGKLAIM NYAWANYA. BERSAMA DUA SAHABATNYA DIA DIPAKSA MENGHADAPI PASUKAN KESA...