What's Wrong With Eunha?

197 20 0
                                    

Sowon mendapati Eunha berjalan ke arahnya dengan lesu dan mata sembab. Sudah berapa kali Sowon dibuat bingung oleh teman mungilnya itu.

"Eunha! Kenapa matamu sembab? Apa kau baru saja menangis? Siapa yang membuatmu menangis? Aku akan memberinya tonjokan terdahsyatku." ucap Sowon ketika Eunha duduk.

"Mm... tidak Sowon, tidak ada yang membuatku menangis. Hanya saja kakiku masih sakit karena terkilir kemarin. Aku terkilir lagi tadi di toilet, dan rasanya amat sangat sakit." ucap Eunha lemas disertai sedikit senyuman.

"Mm, aku kasihan melihatmu seperti ini. Apa kita perlu ke UKS saja agar kau mendapat penanganan?"

"Tidak perlu, sebentar lagi juga pelajaran." Eunha tersenyum manis.

Jungkook terus menempelkan telinganya ke meja. Kakak-kakaknya hanya menatapnya heran, karena biasanya kalau memperbincangkan aib Jimin dia turut serta. Sekarang, berkebalikan 180º.

"Ah, Jungkook! Sebenarnya ada masalah apa, sih? Aku jadi kesepian karena kau tak membelaku menentang kakak-kakakmu ini. Aku memang pendek, tapi vocalku juga tak kalah bukan?" kata Jimin.

Tak ada sepatah kata pun yang keluar dari bibir Jungkook. Pria kecil ini benar-benar suntuk dengan masalah yang ditimpanya tanpa sepengetahuan orang lain. Namun, sikapnya kini malah membuat mereka khawatir, mereka kira Jungkook sakit atau mendadak bisu. Jungkook hanya bisa menggeliat ke sana kemari seperti ulat daun.

"Yak, Jungkook! Jika ada masalah ceritakan pada kami! Kami hyungmu, bukan lawanmu. Kami tak suka jika ada adik kami yang tidak ikutan menggosip! Ayolah!" ujar Jin.

"Jangan bicara padaku!" ucap Jungkook.

Benar saja, Jungkook memang sangat irit kata jika sedang suntuk. Maksimal kata yang dia ucapkan memang hanya 3 kata. Jin dan lainnya hanya memutar mata dan kembali ke perbincangan mereka.

Jungkook menatap Eunha dari tempatnya duduk. Kini yang ia lihat adalah seorang gadis dengan mulut tanpa senyuman dan tatapan kosong. Jungkook merasa bersalah, karena telah membentak gadis imut itu. Tapi di sisi lain hatinya, dia tidak suka diperlakukan seperti tadi. Brengsek? Dia bukanlah orang yang seperti itu. Apa hanya karena dia membentak terus Eunha membalasnya dengan tak langsung.

'Aku tahu kau menyukaiku. Tapi aku tidak suka diperlakukan seperti boneka. Kau mendekat jika aku bersifat baik. Dan kau menjauh saat aku tak lagi melakukan lebih untukmu. Apa kau tega melemparkanku ke hati gadis lain? Aku hanya tak bisa tunjukkan perasaanku karena aku masih menyayangi sahabatku. Aku juga menyayangi kakak-kakakku karena mereka merawatku dengan baik. Aku tidak tega jika menyampingkan mereka demi ego. Aku harap kau tahu yang aku pikirkan!'

'Aku hanyalah gadis rendah yang mengharapkan cinta dari bad boy. Aku tahu menarik hati laki-laki sejenis itu sangat sulit. Aku hanya mencoba membuat hatiku lebih terbiasa dengan yang namanya sakit hati. Kini sahabatku juga seorang bad boy. Jika aku mencurahkan semuanya ke teman yang aku percayai, maka mungkin dia akan bersikap sama seperti dia. Aku hanya ingin bersikap jujur. Dan aku hanya ingin menjadi... baik... '

"Eunha, apa kau menangis? Oh ya Tuhan, apakah sakit? Aku antarkan ke UKS, ya?" ucap Sowon tiba-tiba mengagetkan Eunha.

"Ha... e, tidak. Aku tidak menangis." jawab Eunha gugup.

"Mau sampai kapan kau berbohong?" tanya Sowon.

Eunha pun merasakan sesuatu jatuh ke pipinya. Dengan segera pula punggung tangannya menghapus air matanya. Eunha tertunduk lagi. Kini dia kepergok sudah berbohong oleh Sowon, teman yang ia percayai. Lalu apa jadinya ketika kebohongan besar itu ia ungkapkan ke hadapan-hadapan orang yang dia sayangi? Pikiran Eunha berkecamuk, tak henti-hentinya ia mengulang kejadian-kejadian yang membuat hatinya tersayat.

Faceted Love [SOWJIN ^ EUNKOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang