Fio memandang kendaraan yang lalu lalang di depannya dengan tatapan kosong,sekarang ia sedang di halte sedang menunggu bus yang menuju ke arah rumahnya.
Deno yang melihat Fio sedang melamun segera menghampirinnya,dan duduk bersebelahan dengan Fio.
"Hai.."sapa Deno kepada Fio.
"Eh hai ka,"Fio yang sadar ada orang yang nyapa dia segera nolehin kepalannya.
"Lo belum pulang? Jam segini bis udah ga akan ada."ucap Deno.
Fio segera melirik jam yang ada di tangannya,mendadak matannya membulat.
"Ya Allah saya lupa sekarang udah jam segini.hahh,"Fio mengerucutkan bibirnya,hari ini mood nya benar benar buruk.
Pertama dicuekin kak Gifar ,ke dua bus yang di tunggunya sejak tadi sudah tidak akan datang.
"Mau bareng sama gue ga?" ajak Deno,
Fio kaget buru buru dia ngegeleng,itu sama aja ngeduain ka Gifar sama temennya sendiri. Gaboleh.
Eh tapi Fio siapannya Gifar sampai mencap dirinnya menduakan Gifar.
"Bener nih?" Tanya Deno meyakinkan kembali.
Fio fikir dari pada kelamaan di sini mending nebeng aja ke ka Deno kan lumayan,ganteng.hehe.
"Makasih ka." Fio segera melepaskan helm yang ada di atas kepalannya lalu memberikannya ke Deno.
"Ah iya sama sama."
"Yasudah saya kedalem dulu ka." Fio berbalik menuju rumahnya tapi saat akan berjalan ada tangan yang menahan tangan dirinnya."ehh tunggu,"
"Ada apa ka?"tanya Fio mengeryit lucu.
"Gue minta id line lo dong."ucap Deno sambil mengacak lembut rambut Fio.
Ahhh ingin rasannya ia menyukai ka Deno saja, tapi sayang hatinnya susah berpaling dari ka Gifar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Feeling [mark]
Short Story"Tetep di sini ,dengan perasaan yang sama,kamu cinta sama saya"-Gifar