08

11 1 0
                                    

"Hai ka," Fio senyum padahal gatau ikhlas apa engga.

"Oh haii juga, kamu pacar Deno ya? Cantik bangett. Bilangin tuh Deno kalau di kelas jangan tidur mulu." Arin tersenyum manis bahkan terlalu manis ah mungkin ini alasan ka Gifar suka Sama ka Arin ya kalah lah Fio mah.

Deno balas tersenyum, "belum rin tunggu bentar lagi aja,"

Bukannya tidak sopan tapi Fio malu akhirnya dia mencubit tangan Deno sampai dirinya mengaduh kecil lalu tertawa, tiba tiba aja Deno ngerangkul Fio lalu mereka berdua ketawa ketawa, ya yang di sebrang sih mendengus kesal,  entah tiba tiba hawa dikantin jadi panas, padahal baru hujan dan di sebelahnya  juga ada Arin, jadi kenapa mendadak panas?

"Gue duluan, ayo Rin," Gifar menarik tangan Arin dan membawanya pergi dari meja tersebut, "kenapa sih Far kan masih ada Deno sama pacarnya masih di kantin, ga sopan,"

"Engga, gue duluan aja deh kalau gitu,"
Gifar melangkah dengan cepat meninggalkan Arin, tidak seperti biasannya mark meninggalkan Arin sendirian.

"Engga, gue duluan aja deh kalau gitu,"Gifar melangkah dengan cepat meninggalkan Arin, tidak seperti biasannya mark meninggalkan Arin sendirian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Makin lama Deno sama Fio makin deket,
Gifar yang liatnya jadi panas sendiri, yang biasannya merhatiin Arin sekarang malah banyak bengongnya.

Ruangan di sudut koridor itu sekarang lagi ramai sama orang yang ngata ngatain boss geng nya mereka,

"Ya bodoh sih di sia siain,"ucap

"Itu tuh karma kakakuhh." Sebenarnya adik kecil ini ingin mengumpat tapi ia teringat bahwa yang di hadapannya ini kaka kelasnya,

"Apaan kalian bukannya ngasih nasihat malah nambah pusing."

Keempat orang didalamnnya mulai geram.

Keempat orang didalamnnya mulai geram

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Feeling [mark]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang