09

11 1 0
                                    

Gifar berhenti sejenak kala matanya menemukan sosok yang akhir akhir ini mengiang ngiang di otaknya.

Gadis yang dulunya ia acuhkan, sekarang sepertinya balas mengacuhkannya kembali , keduannya berpapasan, berhadap hadapan tapi saat netra keduannya bertubrukan sang gadis memutuskan kontak matannya seolah tidak peduli, padahal masih ada sorot harap di matanya.

Tadinya Gifar mau menyapa tapi melihat sorot datar sang gadis tadi ia jadi mengurungkannya lalu dia tiba tiba mengacak rambutnya asal dengan kesal.

"Kemana aja lo waktu itu, katannya ga peduli tapi sekarang mau deket- deket Fio lagi, apasih mau lo? Mau sakitin dia lagi?!" Deno menatap datar temannya ini dan berbicara dengan banyak penekanan di setiap katamatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kemana aja lo waktu itu, katannya ga peduli tapi sekarang mau deket- deket Fio lagi, apasih mau lo? Mau sakitin dia lagi?!" Deno menatap datar temannya ini dan berbicara dengan banyak penekanan di setiap katamatnya.

Yang ditanya hanya diam tidak berani membalas ini salahnya dulu terlalu mengacuhkan seorang gadis yang kini hinggap dihatinnya. Entah sejak

Buukk
"Mau lo apa sih anj," Deno tersulut emosi melihat temannya yang dari tadi bungkam.

"Kalau lo mau milikin dia its okay gue relain dia ke lo , but if you hurt her?--"Deno ngeberhentiin perkataannya pelan,

"Gue nggak akan lepasin dia lagi,"
Mark senang tentu saja meskipun dia sedikit kesakitan, tak apa ini setimpal, fikirnya.

"Rend bawa temenlo ke uks sana," meskipun begitu Deno tidak tega melihat temennya kesakitan.

"Ish ka Deno apa apaan sih mukul ka Gifar," Fio marah marah ke Deno, menurut Deno sih ini lucu ingin rasanya dia mencubit pipi Fio pelan tapi dia ingat bahwa baru saja dia mempersilahkan kembali Fio kepada Gifar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ish ka Deno apa apaan sih mukul ka Gifar," Fio marah marah ke Deno, menurut Deno sih ini lucu ingin rasanya dia mencubit pipi Fio pelan tapi dia ingat bahwa baru saja dia mempersilahkan kembali Fio kepada Gifar.

"Udah sana susul Gifar lo, lagi kesakitan tuh,"

Gifar mendorong dorong Fio untuk masuk ke uks, "apaan sih ka Deno,"

Yang di dalam langsung menoleh ke depan pintu uks setelah mendengar keributan tadi, oknumnya cuma cengengesan aja,

"Ka Gifarnya ada?" Fio menggaruk tengkuk nya, canggung, ia bertanya pada penjaga uks.

"Bilik ke 3 dek."

Fio segera menghampiri bilik tiga dan menemukan seoonggok manusia berbaring lemah, Fio kasihan juga ngeliat luka lebam di pipi kakak kelas tercintannya ini.

Fio ngedeket, taunya orang yang sekarang di depannya ini lagi tidur, ga sadar aja kalau Gifar sekarang cuma rebahan aja dan masih bisa tau bahwa yang dateng itu Fio.

Tiba tiba Gifar menarik tangan Fio membuat sang empunya terlonjak kaget,
Jarak antara keduannya sangat dekat membuat keduannya bisa merasakan nafas mereka saling beradu.

Gifar ngebuka matannya dan natap dalam manik yang selama ini ia rindukan, peduli apa dia kini dengan Arin padahal dulu sangat tersanjung padanya, bahkan ada info Arin pacaran aja dia udah ga peduli, dia bener bener udah jatuh sama pesona gadis di hadapannya ini.

"Tetap disini dengan perasaan yang sama, kamu cinta sama saya,"

Sedetik kemudian Gifar mendekatkan bibirnya ke arah sang gadis.

Keduannya menikmati adegan itu.

Its their first kiss

Its their first kiss

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 30, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Feeling [mark]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang