07

9 1 0
                                    

Semua meja dikantin udah penuh tinggal meja yang berisi empat kursi dan di antara kedua kursinya sudah di isi oleh dua orang, Gifar dan Arin, Fio lihat bagaimana tatapan sayang nya Gifar ke Arin ah Fio merutuki dirinya sendiri sebab dia mau mau saja di ajak ke kantin sama Deno tadi.

Ah sudahlah sudah terlanjur sakit hati kenapa ga sekalian aja pikirnya sih gitu.

"ayo duduk bareng sama Gifar," perkataan Deno menyadarkan Fio dan dirinya pun lalu mengangguk, ga sadar aja keduannya masih berpegangan tangan dan yang lain dikantin itu yang asalnya menatap Gifar dan Arin berbalik memandangi Fio dan Deno.

Gifar yang dari tadi mandangin Arin yang lagi makan langsung mindahin atensinya ke dua orang yang baru duduk bersebrangan. Bukannya muka yang jadi arah pandang Gifar tapi tangan Deno yang menggengam tangan Fio, hatinya mendadak sakit.

Apa apaan ini pikirnya.

"Hai."

Ah sapaan itu tidak seindah dahulu yang diiringi tawa ceria sekarang berubah, Gifar terlalu peka mengetahui perubahan sikap gadis yang bersama sahabatnya saat ini.

Entah, mungkin sepertinya Fio baru saja menghapus perlahan lahan nama Gifar setelah melihat tatapan laki laki itu pada Arin.

Entah, mungkin sepertinya Fio baru saja menghapus perlahan lahan nama Gifar setelah melihat tatapan laki laki itu pada Arin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Feeling [mark]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang