02-Who?

40 1 0
                                    



Aktivitas di SMA Garuda pagi ini terlihat cukup sibuk. Para siswa terlihat terburu-buru memasuki kelas mereka, melepas rindu dengan teman-teman mereka, dan ada juga yang sibuk menceritakan liburan mereka. Ya. Hari ini adalah hari pertama mereka sekolah setelah libur panjang kenaikan kelas.

Namun, seorang gadis yang tidak terlihat mencolok penampilannya hanya diam saja memegang suatu benda yang ia temukan pagi tadi saat berangkat ke sekolah. Bangku di sebelahnya juga kosong menandakan teman sebangkunya belum datang. Ia hanya menatap benda berbentuk seperti capung itu dengan diam. Dengan tatapan datar yang biasa ia pasang dimana pun ia berada. Dan ia bingung, biasanya ia tidak akan tertarik dengan benda yang tergeletak di jalanan. Namun saat ini ia malah memegang benda yang ia ambil tergeletak di jalanan.

"Morning, Tiya! Pagi-pagi gini muka lo udah datar aja." Gadis lainnya terihat meletakkan ranselnya di bangku depan Tiya.

Tiya yang merasa disapa hanya mengalihkan pandangannya ke sahabatnya itu lalu beralih ke benda kecil yang menurutnya adalah gantungan kunci. Sikap Tiya itu membuat sahabatnya, Nia, mendengus sebal. Padahal ia berharap di kelas 11 ini sikap Tiya akan berubah lebih hangat. Tidak dingin seperti es. Sikap Tiya ini sudah terkenal di angkatannya bahkan kakak kelasnya. Sampai tidak heran jika ia dijuluki Ratu Es.

"Apaan tuh Ti? Nggak biasanya lo punya benda kayak gitu. Capung lagi, lo kan paling benci sama hewan-hewan terbang," Nia menyadari jika Tiya memegang sesuatu yang belum pernah ia lihat sebelumnya.

"Kayaknya sih gantungan kunci, Ni." Jawab Tiya singkat.

"Kok kayaknya sih. Masa lo gak tau benda yang lo punya," gemas rasanya Nia menghadapi sahabat dari SMPnya itu. Selalu saja jawaban ambigu yang ia lontarkan saat ditanya.

Tiya mendengus pelan lalu mengalihkan pandangannya ke Nia. "Gue nemu di jalan, Ni. Jadi gue nggak tau ini benda apa sebenernya." Nia hanya mengangguk-angguk mendengar penuturan Tiya. Belum sempat ia akan menanggapi jawaban itu. Tiba-tiba makhluk luar angkasa datang tak diundang.

"GUD MORNING EPRIBADEH! INCESS MIMI KAMBEEK!"

Sontak seluruh isi kelas memandang heran pada gadis berambut kuncir kuda yang sedang berjalan mendekati bangku Nia dan Tiya yang sibuk menutupi wajah malu dengan tingkah sahabatnya itu. Mimi yang membuat mereka malu berjalan dengan wajah tanpa dosanya itu santai dengan bersenandung riang. Tanpa memedulikan kedua sahabatnya yang sedang berusaha menutupi wajah mereka karena malu dengan perbuatannya.

"Gaes! Kalian kenapa sih? Emang kalian buronan yak kok mukanya ditutup-tutupin kayak gitu," Tanya Mimi heran.

Dua orang yang ditanyai hanya mendengus sebal dengan pertanyaan polos Mimi. Keduanya pun lalu pura-pura tidak mendengar pertanyaan Mimi.

"Ni gue laper. Kantin yuk!" ajak Tiya berusaha melarikan diri dari alien yang berasal dari planet antah-berantah.

"Kuy! Gue juga laper Ti," jawab Nia langsung tanpa mempedulikan tatapan bingung Mimi.

Mereka berdua pun bergegas pergi ke kantin meninggalkan Mimi yang masih mencerna kejadian yang baru saja terjadi.

"Ih kalian kok nggak ngajakin Mimi sih?" rajuk Mimi sebal.

Tiya dan Nia yang baru berjalan dua langkah menghentikan langkah mereka bersamaan. Mereka berdua berlagak mendengar sesuatu yang sangat mencurigakan.

HERE I COMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang