1 amor ; prolog

4.2K 400 28
                                    

[yoongi pov]

---

Perkenalkan namaku Min Yoongi. Aku tinggal jauh di Daegu bersama saudaraku, Kim Taehyung. 10 tahun yang lalu, setelah ibuku dan ayahnya Taehyung menikah, aku harus ikut bersama mereka tinggal di Seoul. Naasnya kehidupan indah yang didambakan sampai tua tidak berjalan sesuai yang diimpikan.

Sebuah kecalakaan terjadi 5 tahun kemudian, kejadian yang merenggut kebahagiaan dari dua anak yang harusnya masih merasakan yang namanya kasih sayang dari kedua orang tua.

Jangan tanyakan nasib kedua anak itu sekarang. Setelah 5 tahun berlalu apa lagi yang masih tersisa dibenak seorang yang merindukan dekapan orang tua. Tak ada.

Keluarga yang aku ingat saat ini hanyalah satu Kim Taehyung. Ya, hanya dia seorang.

---

Semenjak kami kembali ke Daegu dengan keluarga jauh kami yang tinggal disini, setidaknya mereka memberikan kami sedikit kebahagiaan. Meski aku dan Taehyung tak ada beda jauhnya dari seorang yang hidup ini seperti 'aku dan kamu saudara, makan untuk hidup dan jangan cari masalah'.

Kehidupan yang biasa-biasa saja bukan, tak ada istimewanya.

Awal mulanya margaku sudah berganti ke Kim Yoongi, sayangnya suatu hari seorang Kim Taehyung tidak menerima jika aku menggunakan nama keluarga.

---















.
.
.

"Pergi dari sini sialan!" teriak anak kecil yang melempar semua benda ke sosok yang sudah menangis tersedu di sudut ruangan.

Bendera kuning dan beberapa orang berpakaian hitam masih tepat disekitar mereka, kedua bingkai foto disana menjadi saksi tingkah anak-anak mereka, namun sosok yang seharusnya saling melindungi itu tak bisa membendung perasaan sedihnya hingga apa yang ia ucapkan begitu menyakitkan.

"Jika bukan karena kau, ayah dan ibu tak akan meninggal."

PLAK!

Suara desisan terdengar setelah bunyi tamparan seseorang ke pipi namja yang berteriak layaknya orang gila disana.

Yoongi kecil masih menangis dengan Taehyung yang melotot ke seorang yang tak lain adalah bibinya, adik dari ayahnya.

"Kim Taehyung, apa yang kau katakan pada saudaramu sendiri."

"Aku tidak ada saudara seperti dia, kami bahkan berbeda marga. Dia MIN dan Aku KIM."

"Cukup Taehyung!" nenek Taehyung datang kedalam ruangan yang seharusnya tenang dan damai melepas keluarga yang disayang namun malah menjadi berisik karena perdebatan kedua anak kecil yang dianggap tak perlu dilanjutkan.

"Mau sampai kapan kau bersikeras melupakan fakta Taehyungaa, kalian bersaudara semenjak ibu dan ayah kalian menikah, dan itu tak akan berubah."

Sosok kecil disudut ruangan dibawa berdiri pelan oleh nenek untuk pergi menjauh dari Taehyung.

"AAAGHHHH!!" teriakan itu menggema hingga keluar ruangan. Membuat bising sekeluarga Kim dan Min.

Yoongi masih menangis mengetahui betapa sedihnya melihat Taehyung saat itu.

.
.
.















---

Setelah hari itu aku memutuskan, aku tidak akan mengecewakan Taehyung lagi, aku tidak akan membuatnya marah padaku, tidak akan membuatnya benci padaku. Aku— aku akan melakukan apapun untuk membuatnya bahagia. Salah satunya aku merubah margaku kembali menjadi Min, meski nenek sudah melarangku.

Aku tidak apa, asal Taehyung bahagia.

Bahagianya aku setelah itu, Taehyung tak marah lagi padaku. Tak ada kata umpatan kasar yang ditujukan padaku. Aku merasa baik lagi.

---

Ada satu hal yang belum aku kasih tau, aku penyakitan, atau bisa dibilang mudah terserang penyakit, tubuhku lemah dan aku banyak merepotkan Taehyung.

Dia pasti membenciku selama 5 tahun ini.

Aku sering ketinggalan pelajaran, Taehyung yang mengajarkan kembali padaku.

Aku sering masuk rumah sakit, dia yang merawatku.

Setelah aku merasa baikan namun tubuhku sangat lemah hingga sulit untukku seperti kebanyakan orang yang berlari kesana kemari dan tertawa bersama teman-teman, aku sendirian dengan minim teman, aku hanya memiliki Taehyung.

Ini tahun terakhirku di sekolah menengah atas. Aku harus memanfaatkannya sebaik mungkin bukan.

BRAK!

Pintu terbuka saat tubuh tinggi muncul dari balik pintu. Keringat masih terlihat dari pelipisnya. Ia baru saja pulang dari bermain basket seperti biasanya. "Aku pulang, Yoongi."

Langkah kakinya langsung menuju kearah kamarku.

Aku yang saat itu tertidur tak yakin apa yang ia lakukan. Kurasa dia melihatku didepan kipas angin tertidur setelah makan.

Ia bergumam sembari menutup tubuhku dengan selimut, "Kenapa kau tidur tepat didepan kipas angin, kau bisa masuk angin, bodoh." Dia berkata kejam, tapi sungguh dia tidak jahat.

Dia sudah berubah semenjak aku mengalami penyakit apendisitis 2 tahun yang lalu sebelum aku masuk sekolah.

Taehyung menjadi semakin baik padaku, persis seperti tahun pertama dimana kami masih satu keluarga bahagia, dia begitu baik hingga aku berfikir suatu hal yang harusnya tak aku rasakan.

Aku jatuh cinta ke Taehyung.

Tbc~

AMORIS AMA | kth x myg ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang