Hai Senja - 1

157 8 1
                                    

Pernahkah kalian mengenal istilah dari batu permata yang sangat mempesona sampai terkenal didunia internasional? Ya, dia Ruby

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pernahkah kalian mengenal istilah dari batu permata yang sangat mempesona sampai terkenal didunia internasional? Ya, dia Ruby. Itu namaku. Nama yang diambil dari batu langka dan sulit ditemukan.
Dari cerita yang pernah kubaca, dinamai Sunrise Ruby karena keunikannya yang sangat mempesona dan pernah diperebutkan oleh dua penawar besar melalui penelpon, tapi aku hanya memandang sebagai cerita legenda saja. Karena aku tetaplah aku. Si Ruby yang introvert dan sibuk dengan dunianya sendiri.

Aku sering merasakan kesepian dan sendiri, tapi disamping itu aku masih memiliki seorang teman, dia teman masa kecilku. Sebenarnya tidak cocok jika aku memanggilnya teman kecil, karena kami hanya bertemu di penghujung hari menatap indahnya pergantian sore ke malam.

Namanya Senja.

Aku selalu bercerita padanya tentang hari hari yang telah kulalui, kadang dia tersenyum mendengar ceritaku karena dia merasa cerita itu lucu, kadang juga aku bercerita sedih dan membuat dia menangis, atau kadang dia marah dengan hal yang kusebutkan sehingga membuat dia cemberut dan langsung mengganti keadaannya menjauh dariku. Sebenarnya terdengar lucu, tapi dialah satu hal yang membuatku tetap semangat setiap hari.

Dipagi hari, suara ayam berkokok membangunkan ku dan membuatku merasa jengkel karena harus berjumpa dengan pagi lagi. Kubuka jendelaku dan kusapa claudy. Selain senja, claudy juga sangat mengerti dengan keadaanku. Dialah yang kedua, setelah Senja, kalian pasti penasaran siapa dia.

Dia kucingku.

Aku beranjak dari tempat tidur dan kubersihkan dengan baik hasil tiduranku yang acak acakan. Mungkin sepupuku sudah menunggu didepan rumahku.

Setelah mandi dan bersiap siap untuk pergi kekampus, aku turun dari lantai dua. Inilah yang tidak kuharapkan, aku selalu mendengar pertikaian, pertengkaran bahkan bentakan dirumah ini. Entahlah, rasanya sangat menyesakkan dada, melihat kedua orang yang kucintai kini bertengkar dimeja makan. Aku menggelengkan kepala memikirkan penyebab penyebab kedua orangtua ku bertengkar. Karena pada akhirnya kutau, bahwa akulah penyebabnya.

Aku berjalan santai menuju pintu rumah, disana telah berdiri sepupuku. Fadhil.
Kami biasanya pergi kekampus bersama, karena hanya dialah orang yang masih kupercayai sampai sekarang. Iya, sepupuku. Selama diperjalanan kami hanya berbicara tentang hobi satu sama lain. Bukan karena apa, dia tidak tahu menahu tentang temanku, Senja.
Helaan nafasku terdengar lirih, aku rindu Senja. Aku ingin bertemu dia dipenghujung hari nanti.

Setelah sampai dikampus, kami mengambil jalan yang berbeda karena kami tidak satu fakultas . Aku berjalan santai tanpa mempedulikan sekitar, inilah aku. Si Ruby yang pendiam. Kuakui hanya senja yang mengerti diriku, lalu Fadhil.

Aku memasuki kelas yang ruangannya bernuansa putih, disana terdapat berbagai kegiatan dari teman teman ku. Kududuki bangku kebesaranku dan kukeluarkan buku catatan. Mungkin sebentar lagi dosen akan datang. Inginku temui Senja, lalu kuceritakan kisah hari ini padanya. Bagaimana aku menyapa Cloudy dipagi hari yang cerah, lalu mendengar bentakan bentakan dari kedua orangtuaku. Entahlah, aku terlalu lelah untuk menjalani hidup ini. Tapi selalu saja ada Senja yang menguatkanku, memberikan cerita yang bermakna padaku. Hingga aku semangat menjalani hari hariku dengan senyuman. Ya, dia tetaplah temanku. Senja.

Hai SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang