Hai Senja - 4

52 3 0
                                    

Hai senja, 1 bulan telah berlalu dihidupku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai senja, 1 bulan telah berlalu dihidupku. Kali ini hidupku masih tidak ada perkembangan dan bahkan orang belum tau siapa dirimu sebenarnya senja. Baiklah aku akan menceritakan siapa kamu senja.

Senja, dia temanku. Dia adalah tatanan waktu setelah sore. Ya, dia bukan manusia melainkan hanya gumpalan awan jingga di penghujung hari, terserah jika kalian Menganggap aku gila, aku hanya senang bercerita pada senja. Melihatnya terbenam diujung barat setiap harinya. Melihat rintikan hujan tanda respon dia ikut sedih akan ceritaku, kalau aku tidak datang dia akan menampakkan mendung di langit tanda dia marah padaku, oh iya dibarengi dengan petir petir keras yang menakutkan, tapi dia sering juga tersenyum dengan wajah jingga nya karena bahagia akan ceritaku. Ya itulah senja, teman kecilku. Akhirnya kalian mengenalnya. Maaf baru menceritakannya dipart ini.

Seperti biasanya aku pulang bersama Fadhil, kali ini Ciko ikut bersama kami. Kami bertiga berjalan santai menuju parkiran mobil sambil mendengarkan guyonan Ciko, berhubung hari ini Ciko dibelikan mobil baru oleh ayahnya.

"Sebenarnya kalau dipikir pikir cewek basket itu ternyata cantik."

Tiba tiba terbesit sebentar dipikiranku ntah mengapa aku terpikir ke dia.

Fadhil menatap kami berdua dengan senyuman, aku teringat dengan bulan lalu ketika sedang pulang dari cafe lusi Fadhil sangat tidak mood akan sesuatu dan aku tidak berani menanyakan nya dan hanya mendiaminya. Hari ini sepertinya Fadhil bercerita banyak. Aku tidak menyanggah ataupun menambahi ceritanya, aku diam saja. Karena jauh dilubuk hatiku yang paling dalam, aku respect kepadanya, ku tarik headsetku dan memakai nya untuk mendengarkan musik.

"Kamu kenal dia Dhil?" Ciko bertanya pada Fadhil yang berada disampingnya sambil menunjukkan foto seorang yang sama sekali tidak kulihat dan ku pedulikan

Dia hanya mengangguk singkat. Aneh. Biasanya dia lah yang paling semangat bercerita tentang semua perempuan yang ada dikampus ini. Karena aku tau Fadhil itu laki laki terkenal dikampus. tidak seperti Ciko yang hanya dikenali oleh beberapa orang saja. Kasihan memang, tapi begitulah kenyataannya.

"Kapan kapan aku akan membawa dia bersama kita." Kata Ciko setengah bercanda.

Fadhil hanya diam. Aku tidak tau apa yang mereka bicarakan dan aku enjoy terhadap musikku.

Kami menaiki mobil yang dikendarai oleh Ciko. Dengan gaya classy nya, aku sedikit tertidur sambil mendengarkan musik Open Up Your Eyes dari Daughtry di headset ku, yeah that's my favorite.

"Kita ke cafe lagi?" Tanya Fadhil memecah keheningan.

"Wah, boleh tuh. Sudah lama aku nggak ngopi dan juga pengen mengapa lusi"

Hai SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang