Di sinilah mereka sekarang, di ruangan yang tidak ingin orang-orang masuki. Ruangan yang bagi sebagian orang merupakan ruangan yang mencekam seperti neraka. Seorang guru masih menatap intens kedua murid didepannya.
"Kenapa pada diem-dieman, ayo dong lanjutin lagi berantemnya kayak tadi." ucap Guru bp itu sambil mengetuk-ngetuk bulpoinnya di meja.
Tari melirik Attar sekilas, sedangkan yang dilirik hanya cuek seolah tidak takut jika ia akan mendapatkan hukuman. Ingin rasanya Tari melemparkan sepatu ke mukanya itu.
"Ehem." dehaman itu membuat kedua insan itu mengangkat kepalanya sedikit dan menatap Guru itu.
"Ibu batuk? Mau saya beliin obat?" Tanya Attar sedangkan Tari langsung menginjak kakinya seakan mengkode 'udah diem aja'. Attar yang tidak terima langsung membalas injakan itu dan membuat Tari meringis.
"Aw, apaan sih lo." ucap Tari ketus.
"Ada apa lagi kalian?" tanya Bu Ria.
"Gak ada bu itu tadi si Tari liat belalang berdiri." jawab Attar ngelantur.
"Sembarangan lo." ucap Tari.
"Tari Amara Fradella IPA-2, Attar Raihan Anggara IPA-2. Ibu gak habis pikir sama kalian, kalian itu sudah kelas 11 tapi kenapa sikap kalian kayak bocah umur 5 tahunan. Setiap ketemu pasti berantem. Ibu sudah denger tentang kalian dari wali kelas kalian dan guru-guru yang lain. Coba aja sehari ibu liat kalian akur."
"Akur sama dia? Idih gak mau saya, bu." kata Attar sambil dia berpura-pura muntah.
"Heh, lo pikir gue mau akur sama lo?" kali ini bagian Tari menatap tajam Attar sambil mencubit lengannya.
"Tuh-tuh liat bu, nih keturunan buldog malah nyubit saya bu. Sakit tau bu." Ucap Attar seraya mengusap tangannya dan raut wajah nya di sedih-sedihkan.
Tari sontak berdiri dari duduknya. "Lo bilang apa tadi?" tanya Tari dengan sedikit menaikan volumenya.
"Gue bilang lo keturunan buldog taring gajahku sayang." Kali ini Attar benar-benar memancing amarahnya Tari. Andai kalau yang didepannya ini bukan guru, mungkin sudah tari cincang-cincang tubuhnya Attar."KALIAN INI APA-APAAN?! Kalian tidak menghargai kalo di depan kalian ini ada saya?!"
"Kamu lagi, Tari. Kamu kan berprestasi disini. Kenapa sikap kamu kayak gini."
"Lah ibu kok nyalahin saya? Dia duluan bu yang ngambil catetan saya terus nyobekin buku saya." elak Tari seolah ia tidak mau disalahkan.
"Lagian dia juga, bu. Jadi orang pelit amat orang cuma minta contekan doang." kata Attar seadanya.
"Pokoknya saya gak mau tau. Kalian berdua saya hukum bersihkan halaman sekolah sama gudang sekolah!" ucap Bu Ria tegas.
"Ta-tapi bu-" baru saja Tari ingin protes namun suara Bu Ria lebih cepat memotongnya "Tidak ada bantahan!" tegasnya.
••••••••
"Gara-gara lo semua tau kita jadi dihukum kek gini."
"Yaudah tinggal kerjain aja apa susahnya sih, jadi cewek ribet amat lo."
Ya, mereka sekarang sedang berada digudang. Tentunya menjalankan hukuman yang tadi. Padahal cuma gegara ribut dikelas tapi hukumannya sebanyak ini, bagaimana kalo mereka berkelahi beneran. Gudang SMA Cahaya Pelita memang cukup luas, mungkin setara dengan laboratorium IPA. Dan masih tetap sama seperti tadi, gadis yang sedang menyapu ruang itu tengah berkomat-kamit entah apa yang ia ucapkan, seperti ia sedang mengucapkan mantra.
Attar yang nampak kelelahan menyapu pun hanya diam di kursi bekas yang ada di pojokan sana sambil melihat gadis didepannya yang tengah menyapu. Kemudian ide jahil terlintas di pikirannya, ia pun mengangkat ujung bibirnya sekilas.
"TAA, ITU ADA TIKUS DI BELAKANG LO!" Teriak Attar heboh.
"AAAA, MANA TIKUSNYA MANA?!" Pekik Tari sambil memukul lantai dengan ujung sapunya.
"HAHAHA." Tawa Attar menggelegar di gudang itu. Ia tak bisa menghentikan tawanya. Bahkan ujung matanya pun sedikit mengeluarkan cairan.
Tari yang mendengar Rivalnya itu tertawa malah semakin kebingungan. Perlahan-lahan ia membuka matanya. Dan apa yang ia lihat, ternyata Attar mengerjainya. Tari yang kesal dengan sikap Attar pun segera menghampirinya dan memukul nya berulang kali menggunakan sapu. Sedangkan Attar hanya meringis sambil sesekali mengeluarkan tawanya.
"Lo nyebelin banget sih!" Omel Tari.
"Aduh udah dong sakit. Lucu haha muka lo tadi kayak abis nahan boker setaun, haha!"
"Attaaaaaa!!! Kalo lo bukan orang udah gue-"
Bruk
Tari tak sengaja kepeleset karna ia menginjak sesuatu. Hingga ia terjatuh dan menubruk dada bidang Attar.
Mungkin orang lain yang melihat akan berpikir jika mereka sedang berpelukan.Hingga tak disadari jarak mereka cukup dekat, hanya terpaut beberapa senti. Tari mendongakkan kepala sehingga manik mata mereka bertemu. Manik mata keteduhan dari rivalnya sendiri. Tapi entah kenapa Attar suka jika menatap manik mata yang indah milik Tari.
Beberapa menit kemudian setelah mereka menyadari apa yang telah merekan lakukan. Mereka segera berdiri dan menghindar. Tari mengibas-ngibaskan rok nya yang kotor. Sedangkan Attar berpura-pura jijik telah bersentuhan dengan Tari.
"Badan gue bisa-bisa gatel-gatel dipeluk sama turunan buldog." kata Attar mendramatis. Tari langsung melotot tidak terima. Apa katanya tadi? Dipeluk? Mendingan tari dipeluk sama tembok juga kalo gitu.
"Najis siapa yang mau meluk lo!"
"Halah ngaku aja, lo. Tadi siapa yang duluan nubruk gue." goda Attar sembari menaik turunkan alisnya.
"Ngaku-ngaku pala lo! Orang gue kepeleset. Kalo tau gini mah mending gue puter waktu biar aja gue jatoh ke lantai sekalian."
"Ya deh iya serah lo. Mending gue balik ke kelas." ucap Attar sambil melangkah pergi.
"Eh kutu kampret! Ini hukumannya gimana!"
"Lo kerjain aja sendiri. Selamat bekerja cantik." Attar mengedipkan sebelah matanya lalu berlari pergi meninggalkan Tari sendirian di gudang. Gadis itu pun langsung menggertakan giginya.
"ATTAAAA AWAS LO!"Hening.
Itu lah keadaan yang dirasakan Tari sekarang. Kesepian? Mungkin tentu saja karna ia hanya berada sendiri di ruangan itu. Suara jangkriklah yang mendominasi di ruang itu. Lagipula gudang seluas itu mana mungkin Tari dapat mengerjakannya sendirian. Ia pun menoleh kesana kemari, tak lama ia memegang pundaknya, ia meneguk saliva-nya. "Duh, merinding juga ya kalo sendirian disini."
"Bodoamat lah sama hukuman. Mending gue pergi aja deh." Tari bergegas meninggalkan gudang itu kemudian ia kembali ke kelas.
![](https://img.wattpad.com/cover/164019211-288-k493397.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ATTAR
Teen Fiction"Tar," "Apa?" "Sebenernya gue," "Gue?" "Hm, gue," "Paan sih lo, ngomong yang jelas" "Gue mau ngomong kalo," Gadis itu hanya menatap datar pria yang di sebelahnya. Lain dengan hatinya yang berdetak lebih cepat seperti sedang lari maraton. "Gue mau...