Prologue

38 4 4
                                    

Panasnya matahari siang ini benar-benar membuat kulitku seperti terbakar rasanya. Aku melangkah dengan tergesa menuju gerbang untuk menunggu seseorang yang biasa menjemputku. Sebelah tangan aku letakkan di atas dahi guna menghalau sinar matahari yang menyengat. Sesampainya di depan gerbang aku tidak menemukan tanda-tanda orang itu sudah tiba, tidak biasanya.

Kusandarkan punggungku pada teralis gerbang untuk menyangga separuh tubuhku sembari mengetuk-ngetukan sepatuku. 5 menit berlalu, tetapi orang yang aku tunggu--yaitu kakak yang sekaligus merangkap menjadi kembaranku--, ini belum juga tiba.

Jam tangan di pergelangan tanganku sudah menunjukkan pukul 2.35 P.M. "Mas Cean mana sih? Lama banget! Gak tahu apa gue udah mau gosong nunggu dia?!" Aku menggerutu sembari mengkipas-kipaskan tangan dan seragamku. Yaampuunn panas hari ini benar-benar seperti tumpahan neraka Rasanya.

Fakta Bumi semakin panas, memang bukan hal yang baru aku ketahui. Hanya saja mengingat aku sedang menunggu--hal yang tidak disukai dan tidak bisa dilakukan oleh perempuan-- Mas Cean seperti saat ini , aku jadi kesal sendiri. Rasanya seperti sedang dijemur. Serius! Sudah panas, capek--karena pelajaran terakhir tadi olahraga--, ditambah lapar pula, rasanya aku ingin sekali memaki-maki kakakku Sesampainya ia nanti disini.

"Bener-bener ya mas Cean ini.." Aku akhirnya merogoh saku rok abu-abuku, mencari benda pipih yang serba guna itu, kemudian mencari kontak kakakku. Belum sempat aku menekan tombol hijau, sebuah motor leaki-laki berwarna hitam-- yang aku sudah pasti aku yakin pemiliknya adalah kakakku, Ocean-- berhenti tepat didepanku.

Aku melangkah menghampirinya, ingin segera menumpahkan kekesalanku padanya. "Kemana aja sih mas?! Gue udah nungguin lo hampir 20 menit loh disini! Gak tahu apa kalau Bumi ini makin panas? Kalau kulit gue gosong emang lo mau tanggung jawab?!" semprotku tanpa aba-aba, sementara dia sedang melepaskan helm.

"Berisik banget sih" kata seseorang yang sudah melepaskan helmnya, yang ternyata bukanlah mas Cean yang berada di balik helm itu. Aku tercengang melihatnya. Motornya sih motor mas Cean, tapi kok pengendara nya jadi beda gini?

"Udah ngomelnya?" tanyanya sarkastik. Sembari menolehkan kepalanya kearahku--yang berada di belakang tubuhnya, disebelah kiri motor.

Aku belum beranjak dari posisiku. "Loh kok kamu sih De yang kesini? Mas Cean mana?" tanyaku balik sembari memicingkan kepalaku menatap Akas--orang yang didepanku. Ya, dia Akas adik Kelas sekaligus teman tongkrongannya mas Cean.

"Ck. Ditanya malah balik nanya. Mas Cean ada rapat dadakan sama anggota OSIS. Jadi lo pulang bareng gue hari ini" jawabnya lugas.

Aku mengangguk tanda mengerti mendengar penjelasannya.

"Yaudah jadi pulang gak nih?" Akas bertanya sambil memakai helmnya kembali kemudian menyalakan mesin motor.

Tanpa pikir panjang Akupun langsung melangkah menaiki motor sebelum semakin gosong karena terlalu lama terpapar langsung sinar matahari disini. Dan sebelum Akas meninggalkanku.

***

Akhirnya aku up juga cerita abal-abal ini. YaAllah semoga ada yang baca, syukur syukur ada yang suka 😅 itu Mulmednya ceritanya pas Akas di bagian ini yaaa "Udah ngomelnya?" tanyanya sarkastik. Sembari menolehkan kepalanya kearahku--yang berada di belakang tubuhnya, disebelah kiri motor.

Minta kritik dan saran nya ya yang abis baca. Love you dari Hyujin ❤️ hehehe.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 21, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Fall For You (Hwang Hyujin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang