(1). Lupa Karena Memang Tak Penting

5.8K 434 16
                                    

Stelan jas berwarna navy, kemeja berwarna putih, tanpa ada dasi melingkar di kerah bajunya. Tampilan biasa tapi masih terlihat menawan buat siapa saja yang melihatnya. Kaki panjangnya melangkah ke dalam rumah salah satu sahabatnya. Apa ada perayaan hari ini? Maka jawabannya adalah tidak.

Mereka hanya akan berkumpul seperti biasa. Meskipun dua dari mereka sudah memiliki pasangan dan berkeluarga, tapi persahabatan mereka tetap sama.

"Assalamualaikum." David masuk dengan wajah super datarnya. Sedangkan di dalam kediaman Kiev, sudah ramai oleh teman-temannya.

Cokhi sudah duduk dengan tenang dengan tiga triplets di depannya yang tengah tertawa-tawa karena lelaki itu menggelitiki secara bergantian bocah kecil itu. Sedangkan Marvel sedang sibuk dengan putrinya yang sudah berusia dua tahun dan aktif-aktifnya berjalan.

Sydney dan Sha? Mereka sibuk di dapur membuatkan makanan dibantu dengan pembantu Sydney.

"Waalaikum salam." jawab mereka serentak. Mata David langsung mengarah dimana Cokhi berada dan langsung menoyor kepala lelaki itu.

"Bocah udah ketawa-tawa begitu masih lo gelitikin. Udah ngantuk noh." begitu katanya sambil duduk di sofa rumah Kiev. Tiga bocah lelaki itu memang sudah terlihat sekali mengantuk dan kelelahan, tapi Cokhi masih saja terus menggoda mereka.

Tapi tiba-tiba, seorang bocah kecil lainnya malah menjerit-jerit karena tak terima di gendong oleh sang ayah. "Pa... Pa." teriaknya. Gadis kecil itu memang masih belajar berbicara, jadi belum bisa memanggil secara utuh.

David menggeleng melihat aksi dari putri Marvel itu, gadis kecil yang sudah terlihat keras kepala ketika dewasa nanti. Sudah berjalan lebih dari dua tahun ketika sahabat-sahabatnya menikah. Tapi sampai sekarang, dia bahkan belum bertemu dengan gadis yang cocok dengannya.

Lamunannya buyar, ketika ada kerusuhan lain di sana. Bahkan Cokhi sudah meninggalkan kembar tiga yang sudah terlelap di kasur lantai.

"Astaga Bang, gue nggak nyangka kalau lo bisa secakep ini." suara asing tertangkap di pendengaran David. Kepalanya menoleh dan mendapati seorang gadis sedang berdiri berhadapan dengan Cokhi.

Tentu saja kening David mengkerut melihat itu. Cokhi memang mudah dekat dengan siapapun, berbeda sekali dengannya. Entah siapa lagi kenalan Cokhi kali ini dan ikut bergabung di perkumpulan mereka.

Masih dengan melihat interaksi kedua orang tersebut, tiba-tiba gadis asing itu menatap ke arahnya. David hanya menatap Datar saja kepada gadis tersebut kemudian mengalihkan tatapannya dimana Marvel dan Love sudah berpelukan dengan romantis. Akhirnya, Marvel bisa menidurkan putrinya juga setelah perjuangan panjang.

"Kiev lama banget sih." komentar Marvel ketika Kiev tak terlihat Batang hidungnya sejak tadi. David akan menjawab ketika Cokhi menggandeng tangan gadis asing tersebut.

"Sini-sini Kyra, gue kenalin sama sahabat-sahabat gue. Lo pasti udah kenal sama Marvel kan?" gadis tersebut mengangguk dan menyapa Marvel.

"Hai Bang." begitu sapanya sambil tersenyum.

"Hai Ky. Masih kerja aja jam segini." gadis yang dipanggil Kyra itu memang masih menggunakan pakaian kerjanya.

"Iya Bang. Pulang kantor langsung ke sini tadi."

"Dan yang di depan itu, namanya David. Kalau wajahnya nggak ada manis-manisnya, maklumin aja ya. Soalnya dia itu jelmaan kuda." itu suara Cokhi kembali terdengar. David tak peduli dengan ucapan Cokhi dan asyik dengan semangkuk bubur kacang hijau dicampur roti tawar, dan mutiara buatan Sydney.

Lelaki itu hanya mengangguk saja dengan Kyra tanpa berbasa-basa mengucapkan 'Hai' kepada gadis itu. Sama sekali tidak menyadari jika Kyra tak bisa mengalihkan tatapannya dari David.

Denting CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang