Maka di sinilah mereka sekarang. Galaksi, Kyra, dan juga David, sedang menikmati cake dan kopi di sebuah kafe tak jauh dari gedung dimana tadi mereka bertemu.
David dan Galaksi mengobrol, sedangkan Kyra hanya menunduk dan berusaha tak terlihat bodoh dengan terus melirik kearah David. Dia hanya berusaha mengontrol detak jantungnya agar tak terdengar gaduh di dalam sana.
"Gue ada kerjaan lagi Bang. Thanks kopinya." kata Galaksi. "Dan lo Ky, hati-hati baliknya. Gue akan kerja sama, sama lo." sebelum kesadaran Kyra kembali, Gala pergi begitu saja meninggalkan dirinya bersama David.
Minta di kepret memang si Galaksi ini. Lalu apa yang harus Kyra lakukan sekarang, setelah dia hanya berdua saja dengan seseorang yang bahkan tak dikenalnya. Lebih tepatnya, dia mengenal tapi lelaki itu yang tak peduli dengan 'perkenalan' mereka waktu itu.
Dengan kecanggungan yang luar biasa, Kyra menatap David. Gadis itu bilang, "Terima kasih cake dan kopinya. Saya permisi dulu." tapi suara David menginterupsi Kyra yang hampir berdiri.
"Tunggu!" kata David sambil menatap Kyra. Dan sungguh, Kyra benar-benar merasa dijungkir balikkan hatinya karena tatapan David. Tentu saja Kyra menuruti apa yang lelaki itu katakan. Gadis itu dengan pelan kembali duduk, dan kali ini matanya tak lagi mencuri pandang ke arah David, namun juga menatap David secara terang-terangan.
"Bagaimana keadaan kamu?" pertanyaan David tentu membuat Kyra bingung sejadi-jadinya.
"Aku... Baik." tak ayal, Kyra pun menjawab, meskipun dalam otaknya terdapat pertanyaan yang begitu besar.
David menatap Kyra dalam, sampai membuat gadis itu salah tingkah dan merasa tubuhnya seketika panas. Dia seperti di intimidasi oleh pembunuh berdarah dingin saja sekarang.
"Bagus lah." kata David lagi setelah beberapa saat terdiam. "Saya pikir, kamu akan mengurung diri di rumah selama beberapa bulan, mengingat malam itu kamu memelukku seperti dunia ini akan kiamat." David menatap Kyra untuk melihat bagaimana perubahan ekspresi gadis itu ketika David mengingat apa yang terjadi malam itu.
"Mak... Sud, ka.. Mu." Kyra gagap tiba-tiba mendengar apa yang dikatakan David kepadanya.
"Saya permisi dulu." David meninggalkan Kyra yang terbengong mengetahui kenyataan jika David mengenalinya dan mengingat aksinya malam itu. Malam dimana Kyra bertemu pertama kali dengan lelaki itu. Jadi bisa dipastikan jika ketika mereka berada di rumah Kiev waktu itu, atau pertemuan mereka di taman, David juga sudah mengenalinya.
Kyra mengurungkan niatnya untuk segera pergi dari Kafe tersebut. Bahunya meluruh lemas. Dia tak tahu perasaan seperti apa yang di rasakannya kali ini. Malu kah, senang kah, karena David ternyata mengingatnya, atau bahkan menyesal kah dia karena pernah berpikir jika David lelaki yang tak peduli dengan apapun.
Tapi nyatanya, dia salah. Lalu, apa yang harus Kyra lakukan jika nanti, mereka akan bertemu kembali. Apalagi jika Kyra mengingat pernah bertanya kepada David apakah David mengingatnya atau tidak. Itu benar-benar sangat memalukan, terlihat sekali jika dia menginginkan jika David mengingatnya.
°•°
David tertawa. Bahagia, seperti dia tak memiliki beban apapun dalam kehidupannya. Karena siapa dia seperti itu? Maka jawabannya adalah karena anak lelaki berusia dua setengah tahun yang ada di gandengannya.
"Jio, capek?" David mengangkat bocah kecil itu dan menggendongnya. Jio mengangguk dan langsung melingkarkan tangannya ke leher David.
David memang begitu menyukai anak kecil. Tak heran jika dia ke rumah Kiev ataupun Marvel, tak akan mengurusi hal lain selain anak-anak mereka. Berbeda dengan Cokhi yang kadang menggoda bocah-bocah kecil itu, David malah bisa mengambil hati mereka. Karena itu, baik triplets maupun Love sangat menyukai ayah David mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Denting Cinta
RomanceSepanjang hidupnya, dia selalu di dikte oleh sang bunda. Bahkan ketika cita-citanya menjadi seorang abdi negara pun tak direstui, dia hanya bisa menurut. Tapi bagaimana jika bersangkutan dengan seorang perempuan yang dicintainya? Tetap bisa menjadi...