#worklife : tired hug

2.3K 152 15
                                    

"Selamat siang~"

Jihoon menyapa beberapa perawat di nurse station yang tengah berbincang santai karena ini bukan merupakan jam besuk pasien.

Salah satu perawat cantik ber-name tag Sua membalas sapaan Jihoon dengan ramah ketika ia tahu siapa yang datang.

"Mencari dokter Lee?"

"Haha, ya. Dia menghubungiku tadi. Apakah dia ada pasien?"

"Tidak nona Lee, mari saya antar ke ruangan dokter Lee"

Jihoon mengangguk. Suster Sua adalah salah satu perawat yang selalu membantu kembarannya ketika sedang melakukan perawatan, visite atau ketika menjalani operasi.

"Barusan kami selesai mengoperasi pasien usus buntu" cerita nona Sua kepada Jihoon sembari terus berjalan menuju ruangan Wonwoo.

"Setelah operasi, dokter Lee meminta ijin untuk istirahat selama 2 jam. Katanya hendak tidur sebentar— ah sudah sampai. Saya tinggal dulu ya nona Lee?"

"Terima kasih suster Sua"

Setelah membungkukkan badannya sopan kepada suster Sua, Jihoon membuka pintu ruangan Wonwoo dengan berhati-hati.

Netranya menangkap sang kembaran tertidur pulas dengan posisi duduk dan membenamkan kepalanya di lipatan tangan miliknya diatas meja.

Jihoon mendesah pelan. Setelah memastikan pintu tertutup rapat, ia mendekati tubuh Wonwoo perlahan.

Bisa Jihoon lihat, Wonwoo yang terlihat lelah pada guratan di wajahnya, nafasnya yang teratur, Jihoon yakin kembarannya benar-benar tertidur bahkan tidak sadar Jihoon berada disampingnya.

"You've worked hard Nonu-ya" bisik Jihoon yang kemudian mengecup pelipis Wonwoo perlahan, tidak ingin membangunkan Wonwoo. Namun karena ciuman hangat Jihoon itulah, yang membuat Wonwoo terbangun dari tidur singkatnya.

"Hoonie? Kau sudah datang?"

"Hey, apakah aku membangunkanmu?"

Wonwoo menggeleng lemah. Ia tegakkan tubuhnya dan sesekali merenggangkan tubuh bongsornya itu. Tubuhnya kaku sekali, apalagi karena posisi tidurnya barusan.

"Kemarilah" bisik Wonwoo.

Ia meraih tangan kanan Jihoon dan menariknya kedalam pelukannya. Sehingga saat ini, posisi mereka berdua adalah Jihoon berdiri dengan Wonwoo yang membenamkan wajahnya di dada Jihoon.

"Aku lelah, aku butuh pelukanmu Ji"

"Hmm, peluk saja Nu. Aku akan disini sampai kau menyuruhku pulang"

Jihoon mengusap rambut belakang Wonwoo perlahan. Sesekali ia mengecup puncak kepala Wonwoo dengan lembut, yang membuat Wonwoo mengerang seperti kucing.

"Ji, duduklah diatas mejaku. Biarkan aku meletakkan kepalaku diatas pangkuanmu"

"Kau ini kenapa hmm?"

Setelah Jihoon memposisikan duduk diatas meja, Wonwoo langsung memeluk pinggang Jihoon dan meletakkan kepalanya diatas pangkuan Jihoon.

Hari ini Wonwoo merasa lelah sekali. Padahal menurutnya, operasi usus buntu tidak seberat operasi cangkok ginjal atau transpalasi organ lainnya.

Dan karena rasa lelahnya itu yang membuat Wonwoo menghubungi Jihoon untuk datang ke rumah sakit. Wonwoo butuh pelukan hangat dari kembarannya.

Kalau ia bisa pulang sekarang, ia ingin memeluk Jihoon dalam tidurnya, atau sekedar cuddling di depan tv sambil menonton netflix.

Namun sayangnya, setelah ini Wonwoo masih harus visite dan beberapa pekerjaan masih menumpuk.

"Hanya lelah...." tutur Wonwoo.

Wonwoo menikmati setiap sentuhan yang Jihoon berikan di kepalanya. Mulai dari memainkan rambutnya hingga mengusap kepalanya lembut.

Ah, Wonwoo semakin ingin pulang.

"Kau ingin pulang? Mau ku ijinkan dengan suster Sua agar menukar jadwal visitemu menjadi besok?"

Seakan paham dengan isi hati Wonwoo, Jihoon memberikan penawaran yang membuat Wonwoo semakin ingin ikut pulang ke apartmentnya.

"Bolehkah?"

"Tentu saja boleh sayang. Akan ku katakan kepada suster Sua jika kau tidak enak badan hmm?"

"Terima kasih Hoonie. Maafkan aku yang sangat manja denganmu hari ini"

"Hey—" Jihoon menangkup kedua pipi Wonwoo dan mengangkat wajah Wonwoo sehingga mata keduanya saling bertabrakan.

"— aku sangat senang kau manja seperti ini. Masa aku terus yang manja ke kamu"

Jihoon mengerucutkan bibirnya, membuat Wonwoo terkekeh kecil setelah mendengar penuturan Jihoon.

"Aku juga suka setiap kau manja denganku—"

Wonwoo menegakkan tubuhnya, meraih tengkuk Jihoon perlahan dan mendekatkan wajahnya ke wajah sang kembaran.

"—karena aku selalu merasa berguna untukmu, Lee Jihoon"

Wonwoo menempelkan bibirnya ke bibir Jihoon perlahan. Awalnya ciuman mereka berdua lembut dan penuh perasaan, namun lama kelamaan berubah menjadi lumatan sensual yang membuat keduanya terbawa suasana.

"Shall we go home now?" bisik Jihoon. Nafasnya masih sedikit terengah karena ciuman Wonwoo.

Wonwoo menyunggingkan seringainya, kemudian ia segera berdiri dari kursinya dan menggendong Jihoon ala koala.

"Let's continue our hot session in our apartement"







[to be continue]



















Hehe halo apa kabar? Ada yang masih inget aku & menunggu buku sebelah update? Ehehe

a side story of Lee twins Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang