Part 1 ❤

83 9 8
                                    

Kadang ada banyak hal yang hati ingin ungkapkan.
Banyak beban yang ingin dikeluhkan, banyak juga tekanan yang ingin ditinggalkan.
Tapi aku teringat, jiwa yang kuat tidak tumbuh jika tanpa tekanan yang berat.
.
.
Happy Reading
Budayakan vote  and koment!

Zee semakin salah tingkah dengan dia yang tiba-tiba berdiri menatap nya
"Oh ya ampun, ada apa ini?" gumam zee
Yang merasakan jantung nya berdetak sangat cepat.

Mengabaikan keterkejutan nya,  zee berusaha meminta maaf kepada manajer supermarket yang saat itu muncul melihat keributan yang dia perbuat. namun,  manajer supermarket sudah terlanjur mengomel sebab sejak tadi pagi sudah tiga kali menara minuman itu roboh. 
Sekilas zee melihat dia yang berdiri dan hendak melangkah.
" ahh apa dia mau menghampiri ku? Apa dia juga sangat merindukanku? Ya tuhan mimpi apa aku semalam? Tak kusangka kau merpertemukan kami lagi. "  pikir zee yang terlihat sangat bahagia.

Namun,  sang pria malah menarik tangan seorang wanita yang duduk disampingnya dan mengajak wanita itu pergi.
"Tunggu, apa kau tak ingin menyapanya terlebih dahulu? " tanya vio. Tapi nampaknya dia mengabaikan pertanyaan itu lalu segera beranjak pergi.
Yaa, wanita yang duduk disamping dia adalah Vioni Myesha. Adik angkat nya yang juga mencintai dia.

Zee kembali menunduk frustasi dengan air mata yang mulai mengalir deras di pipinya " kenapa?  Kenapa kau meninggalkan ku lagi?  Tidakkah kau merindukanku? "

Yaa,  dia adalah masalalu Zee. Dia adalah alasan Zee yang tak mau membuka hati sampai saat ini.  Diaa..  Ya dia Azri Demian!
Dialah laki-laki yang selama ini Zee Carii.

Meninggalkan kekecewaan dihatinya, zee mulai beranjak meninggalkan Supermarket tersebut setelah membayar belanjaannya.
Namun, saat sampai di pintu seorang pelayan memanggilnya
" maaf nona, ini dompet anda ketinggalan" zee yang kelihatan bingung melihat dompet tersebut lalu berkata "maaff pak, tapi ini bukan dompet saya".
"bukankah yang didalam sini foto anda?" sang pelayan terus meyakinkan zee dengan membuka dompet itu dimana di dalamnya benar-benar terdapat foto zee.

Ya tuhan,  dia bahkan masih menyimpannya dengan sangat baik.
***

Zee prov

Aku harus mengembalikan dompet ini,  tapi aku tak sedikitpun punya keberanian bertemu dengan nya.
Aghhh, bagaimana ini?  Apa aku harus minta bantuan kiki? Yaa aku harus meminta bantuannya.
Well, aku akan menelfonnya.
.
.
Author prov

Zee menunggu kiki dicafe biasa, tak lama kemudian tampaklah wanita heboh itu memasuki cafe.
" Heh tumben banget lo ngajakin gue ketemu diluar?  Kenapa ga dikantor aja?" kiki langsung melayangkan pertanyaan begitu pantat mendarat dengan mulus dikursi.

"Ya gapapa,  gue lagi pengen ngajakin lo makan siang  diluar" zee berusaha terlihat rileks walaupun dihatinya sangat gugup untuk membicarakan dia.

"Hhmmm..  Sepertinya ada hal yang gue lewatkan nih,  kenapa sih? Lo mau cerita apa? Lagian gak biasanya lo keluar saat jam makan siang seperti ini" kiki mulai curiga dengan semua sikap zee yang tampak tak seperti biasanya.

" oiyah, lo mau pesen apa biar sekalian gue pesenin. Kita makan dulu ntar kelar makan baru gue cerita. " zee berusaha mengalihkan topik pembicaraan untuk mengulur waktu.

Kiki yang tampaknya juga lagi lapar langsung saja menyebutkan pesanannya.
Tak beselang lama setelah pesanan yang dipesan berpindah ke dalam perut kedua gadis cantik ini,  kiki mulai buka suara
" Sebenarnya apa yang mau lo ceritain?" tanya kiki yang tampak penasaran.

"so this way,  yesterday  I meet him, dan itu-
"Hahh lo serius?  Lo ga salah liat?" Kiki sangat paham siapa yang dimaksud Zee langsung terkejut.

"enggak,  bahkan gue lihat saat dia menatap gue tapi... " Zee tak sanggup menceritakan lebih lanjut, hatinya kembali sakit.
Bahkan tanpa dia sadari air mata mulai mengalir di pipi cantik wanita itu.

"Kalau lo ga kuat cerita,  lebih baik gak usah cerita sekarang. Gue ngerti pe-"

"Gak gue akan cerita sekarang! "
Dan mengalirlah semua kejadian kemarin sampai pada saat Zee menerima dompet dari pelayan Supermarket.

"Gue mau mengembalikan dompet ini tapi gue ga berani, lo bisa tolong gue kan?  Lo bisa antar dompet ini? Ya walaupun bukan langsung ke dia setidaknya lo bisa titip lewat sekretaris nya. "

Kiki yang tak pernah tega menolak permintaan sahabatnya hanya mengangguk pasrah " Oke gue bakal bantuin tapi dengan satu syarat! Lo setuju gak? "

"tergantung syarat apa yang lo mau"

"Gue mau besok malam lo temenin gue ke acara kencan buta,  dan disana lo bakalan gue kenalin sama cowok-cowok yang pasti jauh lebih sexy dari masalalu lo, gimana mau kan? "

"Hahh lo gila?! Gue gak mau" tolak Zee. Jelas saja Zee menolak syarat yang Kiki lontarkan sebab,  dia tak ingin ada perkenalan lagi dengan seorang pria. Cukup dia, Zee tak ingin ada yang lain.

"Yasudah kalau lo gak mau,  lo tinggal antar sendiri itu dompetnya. Setidaknya syarat yang gue beri cukup membantu lo buat ngelupain dia"

"Oke!! Gue bakal turuti syarat gila lo itu tapi hanya 1 malam dan untuk selanjutnya gue gak mau ikut lagi. "
Tampak kehabisan jawaban Zee akhirnya menyetujui persyaratan dari sahabat gilanya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
~Remember When~
Rabu, 10 Oktober 2018
Ig : dfrahmaa23__

Remember When ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang