Part 5 ❤

41 3 2
                                    

Sesampainya di Panti Asuhan  Pelita Kasih. Zee dan Kiki disambut hangat oleh adik-adik disana. Begitu juga dengan Bu Tyas Pengasuh anak-anak disana. Berada ditempat ini membuat  hati Zee terasa bahagia. Dari kecil, dia selalu menginginkan kehadiran seorang adik. Namun, takdir berkata lain.

Saat Zee berusia 12 tahun Zee harus menerima kenyataan pahit ketika calon adik yang selama ini dia tunggu tak pernah lahir dan ikut pergi bersama Ibunya.

° °
"Mama mau kemana?"  tanya Zee saat melihat Ibunya berdandan.

"Mama mau ke Mall, kamu ikut?"

"Mauu mauuu!" Sahut Zee kegirangan.

"Yasudah, sana ganti baju. Kalo lama mama tinggal, ya!"

"Iyaa ma, tapi kita mau beli apa?"

"Kita mau jalan-jalan sekalian beli perlengkapan buat adik" Jawab sang Ibu sambil sesekali mengusap lembut perutnya yang semakin membesar.

"Kan sudah dibelikan Papa?"

"Iya. Tapi, mama ingin beli sendiri. Kamu mau mama tinggal nih?" Ancam sang Ibu yang mulai kesal dengan kecerewetan Zee.

"Iya Ma, Iyaa. Ganti baju sekarang. Melunncuuurrrrr!!" seru Zee sambil berlari.

"Jangan lari-lari Zee, nanti jatuh!"

* * *
Saat di Mall pun Zee tak henti-hentinya  menarik tangan sang Ibu untuk memasuki Toko mainan dan pakaian bayi. Zee sangat antusias untuk sang calon adik. Begitu juga saat mengetahui hasil USG yang menyatakan bahwa bayi dalam perut Ibunya berjenis kelamin laki-laki.

Setelah dirasa cukup banyak yang mereka beli, Zee berniat mengajak Ibunya pulang. Sebab, ada tugas dari sekolah yang belum dia kerjakan.

"Kamu tunggu dimobil sebentar ya, Sayang"

"Mama mau kemana?"

"Itu, mama pangen beli rujak buah diseberang sana"

"Iya, tapi mama hati-hati!"

"Iyaa, sayang"

Ketika Ibu Zee akan menyeberang jalan secara tiba -tiba ada mobil yang melaju sangat kencang ke arah Ibu Zee dari tikungan sebelah kiri, dan Kecelakaan pun tak dapat terelakkan lagi. Ketika mobil tersebut menabrak tubuh  sang wanita hamil hingga terpelanting sampai beberapa meter serta darah yang bercucuran disekitar perut dan kepala. Zee yang melihat kejadian itu langsung berlari histeris menuju sang Ibu yang telah dikerubungi oleh banyak orang untuk dibawa kerumah sakit terdekat.

Sesampainya di pintu UGD, Zee dilarang masuk dan harus menunggu sampai dokter selesai menangani ibunya.
Berbeda dengan bagian rumah sakit yang lain, UGD tampak begitu sibuk. Beberapa orang berpakaian suster dan dokter tampak begitu sibuk berlari kesana kemari. Beberapa orang suster mendorong brankar dengan pasien yang berdarah-darah.
Air mata yang sudah membasahi pipi Zee tampak semakin membanjir. Dia berdiri disana dengan bingung, tidak tahu harus bertanya apa dan kepada siapa.

"Maaf" tegur seorang laki-laki berpakaian dokter. Membuat jantung Zee serasa lepas dari tempatnya. Zee takut akan kemungkinan terburuk yang akan dia dengar.
"Ya dok, bagaimana keadaan Ibu saya?" tanya Zee semakin cemas.

"Oke, Nak boleh saya bicara sebentar?"
Zee mengangguk, bibir dan kakinya gemetar. Seluruh tubuh Zee tampak sangat Gemetar. Zee hanya menurut hanya menurut ketika dokter membimbingnya menjauhi teman-temannya.

Remember When ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang