Part 4 ❤

46 6 3
                                    

Hai.. Apa kabar kalian?
Semoga selalu dalam keadaan sehat ya.
Maaf baru bisa update lagi, dikarenakan kemarin terlalu banyak tugas kuliah yang tak berjeda. Insya allah, kalau tidak ada kendala apapun bakalan rutin nulis lagi.
Harap maklum ya, aku orangnya labil bangett. Jadi kalau mood nya baik bakalan rajin bangett nulisnyaa,
selamat membacaa 💋
***

"Kau kira... Orang akan memperhatikan gadis menarik? Memiliki gaya rambut keriting mie? Kacamata kucing dan baju pink mencolok?!  Dan dia umpan yang cukup seksi, bersama dia disampingmu mungkin kau juga akan menemukan seorang suami! " ujar Vioni yang menyindir Zee.

Plakk!!!
"Kau!! Berani sekali kau menamparku, jalang!" ujar Vioni yang

"Hahahaa.. Itu hanya sajian pembuka dariku. Jika sekali lagi kau berani menghina sahabatku kau tunggu saja sajian penutupnya!" Balas Kiki dengan penuh emosi.

Azri yang sedari tadi menahan emosi, langsung menyambar tangan Zee dan menariknya menjauh.

" Kau mau pergi kencan buta? "

". . ." Ze hanya diam tak berani menjawab. Nyali seakan ciut melihat tatapan mata Azri yang tajam.

"Heyy! Apa kau tidak mendengar? Jawab aku!! " Bentak Azri.

" Ya! Banyak pria yang menunggu kedatangan kami disana! " tiba-tiba Kiki menjawab pertanyaan yang Azri lontarkan pada Zee.

Azri terdiam cukup lama, dan tiba-tiba.,

"Ayo masuk!" Pria itu langsung saja menarik vioni memasuki mobil dan segera melaju dengan kecepatan penuh.

"Dasar pria brengsek! Tak bergunaaa!!" maki kiki, wanita itu segera memeluk Sahabatnya yang masih terdiam.

***

Waktu menunjukkan jam 00.33 dinihari, terlihat seorang wanita berjalan dengan wajah lelah memasuki apartemennya.

Begitu baru menaiki beberapa anak tangga, tiba-tiba dia ditarik oleh seorang pria yang langsung  menciumnya.

"Mmpphhh.. Henn.. Hentiikaannn Az..riii!"
Zee mulai panik disaat Azri mencium bibirnya.

Ciuman ini bukanlah ciuman kerinduan, akan tetapi lebih terasa seperti ciuman perlampiasan emosi.

"Aku pikir kau yang akan tersiksa dengan semua ini, " Ujar Azri setelah melepas ciumannya.
Dia berkata disela tangisannya dan tetap memeluk Zee dengan sangat erat.

"Setelah bertahun-tahun aku masih saja kehilangan dirimu. Aku benar-benar kalah" Ucap Azri frustasi.

"Apa.. Kau ini mabuk?" Tanya Zee sedikit ketakutan.

Azri melepas pelukannya dan menatap Zee dengan tajam.
"Aku tak mabuk.. Aku gila!" Jawabnya sedikit berbisik.

Membuat Zee tak dapat berkata apa-apa. Zee hanya bisa memandang Azri yang perlahan-lahan menuruni anak tangga.
Dia masih tetap berdiri diam disana sampai pria itu benar-benar hilang dari pandangannya.

Setelah Azri benar-benar pergi, barulah fia bergegas menuju pintu apartemennya untuk beristirhat.
***

Pagi itu, Zee telah rapi dengan beberapa barang bawaannya. Sebab, hari ini dia berencana mengujungi Panti Asuhan bersama sahabatnya.
Itu memang kebiasaan Zee sebulan sekali karena dia selalu ingat pesan Almarhum  Ayahnya bahwa disetiap rezeki kita terdapat hak orang lain. Memang, sejak kecil Zee selalu diajarkan bersedekah oleh kedua orang tuanya.
Sepulang dari sana dia juga berniat mengunjungi makam kedua orangtuanya. Zee ingin bercerita pada kedua orang tuanya. Banyak hal yang dialami begitu kembali dari Amerika.

"Kau dimana? Biasanya selalu saja dirimu yang tepat waktu menjemputku" Ujar Zee saat menelfon sahabatnya.

"Heh Sorry, gue telat bangun." Sahut Kiki dengan Rasa berdosa, mengingat dia hampir saja melupakan janji untuk menemani sahabatnya hari ini.

"Lah? Terus ini bagaimana? Gue udah nunggu lo dari tadi !" Protes Zee.

"Iyee maap, Non, ini gue udah mau jalan kok. Lo yang sabar yah? Bentar lagi gue nyampe" ujar Kiki yang langsung saja mematikan telfonnya.

Ingin rasanya Zee berkata kasar, mengingat menunggu adalah hal yang paling Zee benci setelah dahulu dia menunggu Azri selama 7 tahun sampai akhirnya kembali bertemu dengan pria itu.
Sekarang dengan menunggu Kiki saja telah berhasil membuat kepala Zee dipenuhi oleh pria itu.

25 menit berlalu, akhirnya Kiki sampai di Apartemen Zee.
Sebelum menerima semprotan dari Nona Manis, Kiki terlebih dahulu mengajukan pembelaan.

" Gimana? Cepet kan, gue? Itu sudah ngebut tau gak, untung saja Jakarta belum macet di jam segini"

"Serah lo dah. Untung aja gak lumutan gue nunggu lo!" sungut Zee kesal.

"Hhahaha, gimana lo bisa lumutan nungguin gue? Menunggu Seorang Azri saja bertahun-tahun lo tetep cantik begini" Jawab Kiki yang berhasil membuat Zee semakin kesal.

Dengan sedikit menghentakkan kakinya Zee memasukkan barang ke dalam mobil. Sedangkan Kiki tertawa puas karena berhasil membuat Zee semakin kesal.

Tak lama kemudian mobil yang dikendarai Kiki melaju menuju Panti Asuhan Pelita Kasih. Selama diperjalanan tak hentinya Kiki bercerita tentang Kencan Butanya Semalam. Dimana dia bertemu dengan seorang pemilik Restoran ternama di Daerah Bandung dan menghabiskan malam bersama lelaki tersebut.

"Oiyah, Gimana Kencan lo semalam dengan Radit?" tanya Kiki sebab seingatnya sebelum dia pergi Zee sedang duduk berdua dengan Radit.

" Ya begitulah, dia baik" jawab Zee singkat.

"Hanya baik? Lo yakin?"

"Iya, kita ngobrol cuma bentar dan tak lama gue langsung pamit pulang"

"Dia gak nawarin nganter lo pulang?"

"Ada sih, cuma gue tolak"

"Kenapa? Kan niat dia baik, lo gimana sih?"

"Gue gak mau aja ngasih dia peluang, ntar yang ada dia malah tongkrongin Apartemen, gue"

"Heh, Lo kira dia gak punya kerjaan lain? Lo kira dia langsung tertarik gitu sama lo? Dia itu orang super sibuk kali, Non!"

" Yaa mana gue tau, Secara mana ada laki-laki yang gak tertarik sama gue" Jawab Zee dengan Gaya Sombongnya agar Kiki berhenti menanyakan lebih banyak hal lagi kepadanya.

" Terus, kalo banyak yang tertarik sama lo, Kenapa sampe sekarang lo masih Jomblo, Non?"

" Yaa.. Yaa itu karena belum ada yang bisa bikin gue nyaman" Jawab Zee sidikit gelagapan.

"Bilang aja lo gak bisa Move On dari itu cowok" Jawab Kiki Skamat.

Zee hanya bisa diam dan tak mau membantah lagi. Sebab apa yang Kiki katakan memang benar adanya.

~Remember When~
20 Desember 2018
12.12
Wattpd :@dfrahma23

Remember When ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang