Lima

4 1 0
                                    

'Hei,apa kabar?'

Jujur mulutku terasa bisu saat ingin mengatakan ini padamu. Entah saat kita mulai tidak saling memberi kabar atau saat kita yang selalu berpapasan tapi berlaga tidak saling mengenal. Ini menyakitkan,dan akan tetap begitu. Karena sampai sekarang yang aku terima hanya onggokan rasa yang kian mulai memudar.

Hanya sedikit alasan,

Pertama;
Aku yang masih sangat mencintaimu.

Kedua;
Kamu yang selalu berfikir ada yang jauh lebih baik dari apa yang ada didiriku.

Aku selalu berharap alasan terakhir bisa kamu sesali saat kamu berjalan dengan pelan dan menemukan apa jawaban yang benar. Bukan aku saja,angin yang sedang kamu nikmati juga tentu akan berharap yang sama.

Sekarang,aku tidak bisa menyombongkan diri ataupun meninggikan daguku karena pemikiranmu yang sangat bodoh. Tapi aku berani bertaruh--

Begini;

'Kamu bisa menemukan wanita cantik diluar sana. Pergi saja saat gelap tiba, kamu bisa menemukan bahkan memilih jalang-jalang berkeliaran yang sesuai dengan kriteria menakjubkan kepunyaanmu. Tapi tetap,kamu tidak bisa mendapatkan wanita sehebat aku yang selalu bersedia mendengar apa-apa keluhan tentang duniamu'

Dan kembali lagi ke baris pertama,aku hanya ingin tahu kabarmu tanpa harus mendengar hasil taruhan itu tanpa bisa menghilangkan alasan pertamaku.

-Naa,♏.

naa'per/ma mood.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang