Hidden Danger 02

575 61 1
                                    


Dikala matahari mulai tenggelam, biasanya Renjun akan duduk dulu menikmati keindahan fenomena dimana langit berubah warna menjadi orange kemerahan, matahari terbenam, suatu suasana kesukaan Renjun.

Namun kali ini berawan, Cuaca juga terlalu dingin walau hanya untuk duduk menunggu hari berakhir.

Renjun melalui jembatan Sungai Han itu sesekali melirik ke bawahnya. airnya begitu deras, Mungkin kalau melompat dari sini hidupnya bisa langsung berakhir?

Tapi tentu saja Renjun tak sebodoh itu, dia tak berpikir untuk mengakhiri hidupnya sekarang. Ya mungkin, masih belum?.

"kalau aku sudah melaksanakan tugasku, mungkin aku akan kesini. Menyapamu secara langsung" ucap Renjun sembari tangannya melambai pada aliran deras air di sungai Han.

◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇

Setelah melewati perjalanan yang umh.. Cukup panjang akhirnya disinilah Renjun sekarang, di Apartemennya.

Kalau dilihat ini memang kawasan yang elit, buktinya Renjun sering bertemu dengan orang penting di sekitar Apartemennya. Chenle juga, kau tahu kan anak dari konglomerant Zhong itu, Dia adalah tetangga Renjun. Tepat di sebelah kiri Apartemennya. Jadi tak heran kalau Renjun sering sakit kepala akibat ulah Chenle.

Click

Pintu apartemen terbuka begitu sang pemilik menekan 4 digit angka yang menjadi pengaman tempatnya tinggal.

Pemuda itu, Renjun segera menuju dapur dan meletakkan berang belanjaannya pada meja yang terletak tak jauh dari sana.

Hidup Sendiri memang bukan perkara yang mudah, kau harus siapkan ini itu sendiri, merawat dirimu sendiri. kita tidak bisa selamanya mengharapkan orang lain, ada kalanya dimana kemandirian sangat diperlukan.

Seperti Renjun?

yah Renjun memang mandiri, Dia sudah hidup terpisah dengan kedua orangtuanya ketika berusia 12 tahun..

Alasannya?
Jika kau bertanya mengapa, mungkin jawabannya akan sedikit panjang dan rumit. Tapi singkatnya, Orang tua Renjun telah meninggal di saat usianya yang masih belia. Maka Sejak itu jugalah Renjun di tuntut untuk mandiri, mengurus hidupnya sendiri. Dia juga menolak untuk tinggal bersama Paman dan bibinya, gantinya Sang paman bersedia membiayai hidup beserta uang sekolah Renjun.

bukankah sang paman terlihat sangat baik bersedia mengurus Renjun?
Tapi kenyataanya tak lah semudah itu. Jaman sekarang mana ada yang gratisan. Sebagai balas budi tentu saja Renjun harus bekerja untuk pamannya, pekerjaan sulit yang Renjun tak sangka sangka, Pekerjaan sulit yang membuatnya terlihat seperti Iblis.
Dia pembunuh bayaran. Di samping wajahnya yang polos  nan manis bak sekuintal gula, terdapat berjuta rahasia di sana.

Kalau di ibaratkan, dirinya bagaikan mawar putih, terlihat polos dan indah, Namun jika tak berhati hati, maka duri di tangkainya akan menusuk jarimu hingga berdarah.

◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇

Seusai meletakkan barang belanjaannya di atas meja dapur, Renjun segera pergi ke kamar mandi.

Karna sekarang sedang musim gugur cuaca mulai dingin. Renjun pun tak mau di buat menggigil dengan berlama lama mandi dengan air dingin di cuaca seperti ini.
Sebenarnya bisa saja sih dia mandi air panas, tapi sekarang Renjun terlalu malas untuk berbuat sesuatu. Yang dia inginkan kali ini hanyalah tidur, melepaskan diri dari dunia penuh kesibukan ini dan pergi ke dunia mimpi.

Yah, kalau saja sesimple itu.

Dding!~

Ponsel Renjun menyala, bersamaan dengan masuknya sebuah notifikasi kakaotalknya.

Message from Najaem

Hey Huang! kau tau apa yang ku temukan?

Najaem send a pict

Heol! aku tidak tahu apa yang dia lakukan!Ren, putuskan saja lelaki sialan itu!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Heol! aku tidak tahu apa yang dia lakukan!
Ren, putuskan saja lelaki sialan itu!

Kenapa kau yang kesal?

Mana mungkin aku tak kesal pada orang yang tengah menyia nyiakan sahabatku sendiri!

Dia belum menyia nyiakan ku Jaemin

Ya, belum!
Sampai kapan terus diam?! sampai dia meninggalkanmu?

Yah, mungkin

oh sungguh, aku tak mengerti jalan hidup yang kau pilih Ren.

Sudahlah, paling besok juga dia kembali padaku lagi.

Lalu diam diam pergi bersama gadis lain di belakangmu? sampai kapan ini akan terus berlanjut Renjun!?

....

Ayolah! sesekali beri dia pelajaran!

saranmu bagus juga.


Renjun meletakkan Handphone nya di nakas kemudian merebahkan tubuhnya ke kasur queen size miliknya.
Ia berpikir sejenak dengan satu tangannya mengetuk ngetuk nakas.

Tik tok tik tok

Sepersekian detik Renjun gunakan untuk memikirkan hal yang sebenarnya tidak penting juga. Renjun menatap ke langit langit kamarnya, berharap suatu sihir lembut dapat membawanya ke alam mimpi secepatnya.

"akh! kenapa untuk tidur saja susah sekali!" ia bangun dari posisinya, mengacak rambutnya frustasi.
Ia begitu lelah tetapi tidak bisa tidur sama sekali.

di tatapnya sekeliling, berharap ada sesuatu yang dapat memberikannya rasa kantuk, Namun apa yang ia lihat seakan membuatnya terjaga.

'Apa apaan sih ini? aku tengah dipermainkan'

sambil masih mencari mood pembawa tidurnya Mata Renjun tanpa sengaja melihat pada Handphone yang ia letakkan di meja nakas. Lamat lamat ia perhatikan benda itu sampai akhirnya memutuskan untuk mengambilnya.

"biasanya.." Renjun bergumam. Ia membuka sebuah ruang percakapan di handphonnya, dimana itu ruang percakapan tunangannya, Lee Jeno.

"biasanya dia akan bilang selamat malam padaku" Renjun tersenyum miris, sembari pikirannya terbang pada perkataan Jaemin sebelumnya. Pastinya Jeno sedang bersenang senang sekarang ini.

◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇

◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇

Hidden Danger (NoRen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang