Hidden danger 08

301 25 0
                                    


"

Renjun!"
"Huang Renjun! kau malamun lagi hah?"
"aku tdi tanya padamu bagaimana dengan Mark?, dia cukup tampan menurutku"

Aishh! orang ini! Apa dia tidak bisa diam?!

"kudengar kalian adalah sepasang kekasih. Apa benar?"
Pertanyaan yang sama. Pertanyaan yang membuat Renjun muak.

"kau mendengarnya! setidaknya jawab pertanyaanku!"

BRAKK!!

suara gebrakan dari Renjun berhasil membuatnya jadi pusat perhatian orang orang kantin, Tapi ia sama sekali tak memperdulikannya. Bagaimana tatapan orang orang padanya, apa yang mereka bicarakan, apa pedulinya?.
Ia terus melangkahkan kakinya keluar kantin dengan tenang, tatapan dingin yang menusuk, serta cara jalannya yang terlihat angkuh. Tentu itu menjadi buah pembicaraan orang orang yang melihatnya.

"lihatlah cara jalannya yang angkuh itu?, kau masih berfikir pria jahat itu kekasih Lee Jeno?

"ya aku berfikir dirinya lebih cocok dengan Mark. Dengan melihat perbandingan sikapnya dan bagaimana interaksi mereka, bisa ditebak bukan?."

"aku mengerti, lagipula aku pernah mendengar si Mark itu memeluk Renjun saat di kampus! ditengah orang ramai!"

"pernah dengar rumor gadis yang menyukai Lee Jeno?" tanya salah satu dari mereka

Beberapa refleks menggeleng dan beberapa lagi sibuk berpikir, atau mungkin mengingat sesuatu.

"ah ya! gadis itu! Siyeon!" pekik gadis dengan rambut pendek sebahu, membuat yang lain menyernyit bingung .

"Siyeon? gadis yang seangkatan dengan Jeno itu? ada apa dengannya?"

"aku dengar dia terus terusan mendekati Si es batu itu" oceh yang satu lagi.

"ya kau benar! bahkan ada rumor baru bahwa sebenarnya Siyeon lah sebenarnya kekasih Lee Jeno, Huang Renjun hanyalah alat untuk menyamarkan hubungan mereka."

"bisa kalian hentikan saja pembicaraan omong kosong itu! aku tidak suka!"

refleks orang orang tadi menoleh ke arah suara. suara Barithon yang tentu sangat mereka kenal. Tatapan dinginnya, juga ekspresi datarnya, Membuat beberapa orang tadi meneguk salivanya kasar. Dia Lee Jeno, objek pembicaraan mereka barusan.

"satu lagi.." Jeno menjeda kalimatnya, menatap tajam pada gadis berambut pendek sebahu di depannya. "aku tak punya hubungan apapun dengan gadis murahan itu. Jadi kurasa kau bisa menjaga bicaramu"

"b-baik" ucap gadis itu gemetar.

Cukup bagi Jeno, ia tak suka meladeni seorang perempuan. Mereka hanya bisa bicara tanpa bisa berbuat. Kadang itu membuat Jeno muak.

hari ini keadaan hatinya cukup buruk. Renjun yang menjauhinya, Rumor aneh yang beredar mengenai dirinya dan Siyeon, Jaehyun hyung nya yang tak bisa dihubungi, dan sekarang? apa yang ia lihat? ia berharap apa yang sedang ia lihat hanyalah mimpi belaka!.

Jeno meliat semuanya dari sini, Semuanya!. Mark yang Memegang tangan Renjun dan mereka saling berhadapan. Entah melakukan apa, tpi dengan jelas terlihat! Renjun tiba tiba memeluk Mark erat!.

'Sial!! seharusnya aku yang berada di posisi itu!" kesal Jeno. Si Mark itu menang banyak!

Jeno segera turun dari Roftop tempatnya berdiri, dengan cepat kakinya menuruni satu per satu anak tangga di gedung fakultas itu. Tapi yah, dia di lantai 5, mau tidak mau saat dia sudah berada di lantai dasar Renjun dan Mark juga sudah mencapai gerbang utama dimana itu berada cukup jauh dari tempat dirinya berdiri sekarang.

"sialan! siapa sebenarnya lelaki Kanada itu?"

◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇

"Mark hyung, maaf sudah merepotkan mu akhir akhir ini." Renjun menunduk, merasa bersalah pada Mark karna akhir akhir ini Mark sering sekali menelantarkan pekerjaannya demi Renjun dan berakhir dangan di marahi sang Boss.

"tidak, harusnya aku yang meminta maaf karna sudah menyeretmu dalam masalah keluargaku." Mark mengusak pelan pucuk kepala Renjun. Hatinya mendadak Nyeri ketika mengingat bagaimana kedua orang tuanya memperalat Renjun hanya demi uang. Yah, Orang tua Mark itu adalah paman dan bibi Renjun. Merekalah yang membuat Renjun terpaksa menjadi seorang pembunuh.

Awalnya Renjun memang tak bisa berbuat apa apa, orang tua tak punya, pengalaman bekeja pun tak ada. dari awal memang Renjun sudah ditawari menjadi pembunuh bayaran oleh sang paman, namun tentu saja ia menolak. Menurutnya jika ia menerima pekerjaan itu, berarti ia sama saja dengan para pembunuh orang tuanya, ditambah orang tuanya di atas sana pasti tidak akan senang jika ia melakukan itu.

Saat itu, Di umurnya yang masih belia dia berniat mencari pekerjaan sendiri, apapun yang bisa ia lakukan demi mencukupi kebutuhan sehari harinya. Ia juga putus sekolah demi memfokuskan pada kerjanya.

Namun nyatanya Dunia ini terlalu kejam untuk seorang anak berusia 12 tahun seperti Renjun. Dia pernah bekerja di sebuah Kedai dan menjadi pekerja termuda disana. Menjadi anggota termuda bukan berarti kau akan lebih di sayang atau diperhatikan oleh yang lebih tua. Nyatanya dengan alasan itulah Renjun diperlakukan tidak adil oleh pekerja yang lebih tua, Seperti disuruh mengerjakan apa yang seharusnya menjadi bagian mereka, Dan seakan tak cukup, Renjun hanya menerima gajih 2 kali lebih kecil dari pekerja lain. Kadang, dia juga mendapatkan penindasan dari teman temannya. Di katai dengan berbagai kata kotor yang tak pantas, bahkan diludahi sudahlah menjadi keseharian bagi Renjun .

Renjun ini semacam korban rasis. Selain dirinya yang sendiri tanpa orang tua, juga karna ia hidup di negeri orang, menyendiri di sana tanpa punya seorang pun teman bicara. Orang orang menjauhinya.

"bergabunglah dengan kami Renjun, lagi pula kita ini masihlah keluarga, orang tuaku pasti mau menerimamu"

Hidden Danger (NoRen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang