[1]

9K 699 43
                                    

Pasca perang dunia Shinobi yang memilukan dan pertarungannya dengan Naruto, Sasuke dan si rival abadinya itu terpaksa harus bermalam di rumah sakit untuk proses penyembuhan.

Ada hal menarik yang pemuda reven itu rasakan manakala Sakura selalu datang untuk pemeriksaan rutin. Ia sadar betul gadis itu telah memasuki ruang khusus dalam hatinya.

Tidak ada lagi tatapan risih tiap Sakura menyentuhnya, sebaliknya. Sasuke malah merasa nyaman ketika tangan lembut itu bersentuhan dengan kulitnya. Membuat hatinya menghangat dan menciptakan sensasi menenangkan.

Rasa itu memang muncul tiba-tiba, tepatnya setelah ia melihat punggung kecil kunoichi itu, yang berdiri dengan tegap memberi arahan pada tiap tenaga medis untuk melakukan ini-itu yang Sasuke sendiri tak mengerti.

Sosok gadis cengeng, lemah dan terobsesi padanya sudah benar-benar berubah.

Sakura yang sekarang bukan lagi Sakura yang hanya memikirkan dirinya. Bukan lagi Sakura yang hanya terobsesi pada dirinya.

Tanpa sadar segaris senyum tipis mengembang di wajahnya saat onyx kelam malam itu menangkap sosok Sakura yang terlihat mengarahkan seorang petugas medis laki-laki untuk melakukan sesuatu.

"Sakura-chan, bukankah dia hebat?"

Naruto mengintrupsi kegiatan rahasianya. Diliriknya Naruto yang masih berbaring di atas tempat tidur, menatap ke arah pintu yang tertutup dengan lubang kaca yang menampilkan sosok tegas nan anggun si kunoichi merah muda.

"Hn."

"Apa kau masih membencinya, teme?"

Kali ini sebelah alis Sasuke terangkat tinggi ketika mendengar pertanyaan itu.

"Aku tidak pernah membencinya."

Selama beberapa saat keheningan menyelimuti keduanya, Sasuke yang masih menatap lekat sosok Sakura yang perlahan menjauh dan Naruto yang tak melepaskan pandangamnya dari Sasuke.

"Itu bagus. Aku harap kau tidak akan menyakitinya lagi, teme. Sudah cukup dia terluka karena mu."

Entah kenapa hati Sasuke seolah tercubit mendengarnya.

Pria itu hanya bisa diam membisu, ranpa tahu harus menjawab apa.

.

"Sakura."

Suara berat Kakashi menyadarkan Sakura dari lamunamnya.

Ia menolehkan kepalanya ke samping dan terkejut melihat Kakashi yang berdiri tak jauh darinya.

Saat ini jam makan siang dan sakura memilih taman belakang yang jarang dikunjungi sebagai tempatnya menenangkan diri.

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya kakashi penasaran.

Tersenyum ceria, gadis itu mengangkat rendah bentonya yang masih tak tersentuh, "Istirahat tentu saja."

"Tapi kau belum memakan bekalmu sama sekali."

"Aku memang agak tak berselera makan, Kakashi-sensei. Apa sensei mau?"

Dengan jahil Sakura menyumpitkan sepotong tempura dan mengarahkannya ke kakashi.

Ia tahu pria itu tidak akan memakannya, ia hanya senang menggoda guru tampannya itu. Selepas kekehan pelannya, Sakura berniat meletakkan kembali tempura itu ke kotak bentonya. Namun sebelum sempat Sakura menjauhkan tangannya, sebuah tangan telah terlebih dahulu menahan dan hal yang tak terduga pun terjadi.

Kakashi melepaskan masker hitamnya dan memakan tempura itu dalam sekali suap.

Selama beberapa saat sakura terpaku dengan ketampanan pria itu, bahkan tanpa sadar wajahnya pun memerah padam.

Menyadari keterpanaan Sakura, kakashi tersenyum jahil dan sedikit mendekatkan wajahnya kearah mantan muridnya ini, "Jangan terlalu lama menatapku. Kau bisa jatuh cinta padaku Sakura."

DEG

Sejak kapan senseinya jadi segenit ini?

Inner Sakura memekik waspada.

Kakashi tak kuasa menahan tawanya ketika melihat sakura salah tingkah karenanya.

"A-apa-apaan sih sensei! Tidak lucu!"

"Tapi menurutku itu lucu."

"Hentikan, sensei!"

Gadis itu memukul pelan lengan Kakashi tak kuasa menahan rasa malunya sedangkan Kakashi terkekeh pelan dan mengacak lembut pucuk kepala Sakura.

Sadar atau tidak, interaksi keduanya sejak tadi tak luput dari pengamatan seseorang yang sejak tadi mengawasi tanpa berkedip.

Sasuke menatap dari jauh dengan perasaan campur aduk.

Ia tidak pernah melihat Sakura tersipu seperti itu ketika berada dengan pria lain selain dirinya, karena yang Sasuke ingat hanya dialah yang mampu membuat Sakura tersipu bahkan salah tingkah.

Dan kedekatan mereka membuatnya tak nyaman.

Sasuke memang tak tahu apa-apa soal cinta. Tapi dia masihlah seorang pria, dan dia tahu arti tatapan kakashi.

TBC

L[O]CKEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang