Jantung sakura berpacu tak selaras dengan ritme nafasnya.
Jujur otak encernya masih belum bisa mencerna dengan baik informasi yang disampaikan guru atau mantan gurunya itu. Ditambah serangan tiba-tiba berupa sentuhan bibir sebanyak dua kali, membuat kontrol diri sakura buyar.
Ia tidak tahu harus bereaksi seperti apa atau berkata apa, terlebih pipinya yang terasa panas -dan ia yakin memerah sempurma, saat ini ditangkup erat dua telapak tangan besar dan kasar kakashi.
Sejak kapan kakashi bisa se frontal ini? Apa ini memang gurunya?
Dua viridian indah sakura bersiborok langsung dengan anthracite menawan kakashi. Ada sesuatu tak kasat mata yang menarik dan menahan gadis itu agar tak berpaling dari tatapan lekat kakashi.
Tatapan yang asing untuk sakura.
Sakura tidak bisa berbohong, dirinya gugup diperlakukan dengan cara dewasa seperti ini oleh orang yang tidak pernah sakura bayangkan.
Tidak beda jauh dengan sakura yang masih tidak bisa menerima kenyataan dan hilang akal, sejak tadi kakashi mati-matian menahan gempuran di jantungnya. Hanya saja kondisi kakashi jauh lebih stabil dibandingkan sakura.
Terlihatnya saja kakashi tenang tak terpengaruh, tapi jauh di dalamnya pria itu gugup setengah mati. Lihat lah rahang tegasnya yang mengatup kencang.
Pembicaraannya dengan Tsunade beberapa hari yang lalu menjadi landasan kokoh perbuatannya saat ini.
Tepat ketika sang senja menyentuh titik peraduannya, Kakashi menempelkan sekali lagi bibirnya di bibir sakura.
Kali ini kakashi benar-benar mencium seluruh bibir mungil sakura dengan bibirnya yang lebih besar dan lebar, bukan lagi sekedar kecupan di sudut bibir seperti yang barusan ia lakukan.
Bibir kakashi menekan bibir sakura dengan lembut tanpa paksaan sedikitpun.
Ciuman itu hanya berlangsung singkat karena segera setelahnya sakura mendapatkan kesadaran seutuhnya.
Ia menggeleng pelan dan kakashi cukup paham bahwa sang gadis tidak berniat melanjutkan kegiatan intim mereka.
Meski ciuman itu terlepas, tapi kedua tangan kokohnya masih menawan wajah sakura. Mencegah agar gadis itu tidak berpaling darinya.
Kakashi memundurkan wajahnya beberapa inci, hanya menyisakan sedikit jarak di antara mereka.
Memang ciuman mereka terlepas, tapi bukan berarti kakashi akan melepaskan sakura.
"....."
Kedua anthracite kakashi mengamati dengan teliti pergerakan sang gadis.
Bagaimanapun kuatnya sakura, dia masihlah anak gadis polos. Ciuman mendadak dari orang yang tak terduga jelas saja membuat sakura bingung harus berbuat apa.
Dengan sabar kakashi menanti sakura menenangkan dirinya. Saat dilihat bibir sakura tak lagi bergetar, kakashi memberanikan diri menarik lembut dagu si gadis musim semi.
Kedua jidat mereka bersentuhan begitu juga dengan pucuk hidung mereka.
Jika sakura berada di situasi normal, mungkin dia akan jingkrak kegirangan karena bisa melihat wajah kakashi tanpa masker yang ternyata luar biasa tampan.
Tapi, di situasi saat ini sakura tidak tahu harus menempatkannya dalam kategori apa.
"Menikahlah denganku."
Penuh keyakinan dan tanpa keraguan, kakashi melamar sang murid yang diam-diam telah lama mencuri hatinya.
"S-se-sense-i?"
KAMU SEDANG MEMBACA
L[O]CKED
RomanceMaaf, karena aku terlambat menyadari bahwa aku mencintaimu. Maaf, karena untuk sekali lagi aku harus kembali menjadi pria brengsek. Maaf, tapi aku tidak bisa melepaskanmu lagi.