Toko Buku

98 8 7
                                    


Libur panjang kenaikan kelas hanya tersisa beberapa hari lagi. Para murid SMA Pelita Harapan memanfaatkan sisa-sisa hari liburan untuk berlibur dan berwisata ke berbagai tempat wisata yang lagi hits, biasa lah kids jaman now gitu lohhh.

Wait, berbeda sama cewek yang satu ini. Namanya Vernatha Revalia Arcelly yang biasa dipanggil Natha, dia juga salah satu murid di SMA Pelita Harapan yang cerdasnya ngalah-ngalahin guru di kelasnya. Tiap hari kerjaannya cuma belajar mulu. Di masa-masa liburan begini kalau remaja gaul sih hobinya nongki di cafe yang lagi nge hits, tapi beda sama Natha. Natha lebih suka nongkrong di toko buku, eitss walau hobinya Natha baca buku bukan berarti dia cewek cupu yang pakai kacamata berlensa tebal kayak yang biasa ada di film-film gitu.

Natha merupakan cewek cantik nan manis serta modern, cewek gaul, serta cewek yang selalu berpenampilan layaknya seorang putri raja (biasalah anaknya orang kaya). Orang tua Natha merupakan salah satu pengusaha besar di kota tempat tinggalnya yang artinya Natha itu anaknya konglomerat nan tajirnya minta ampun. Walaupun begitu Natha orangnya tidak sombong, karena itulah dia mempunyai banyak teman dan banyak juga cowok yang naksir sama dia. Sayangnya segel jomblonya Natha belum dibuka.

" Nat, hari ini lo mau beli buku apaan lagi?" tanya Latasya setibanya mereka di salah satu toko buku. Ya, Latasya Arvelyn Vernanda merupakan salah satu teman terdekatnya Natha.

" Enggak beli." jawab Natha seadanya.

" Lha terus kita mau ngapain di toko buku coba?" tanya Latasya yang dibuat bingung oleh Natha.

" Cuma mau numpang baca buku aja. Stok buku gue di rumah habis." jawab Natha dengan tampang tanpa dosanya.

" Ya ampun gila lo. Seorang Vernatha Revalia Arcelly yang bokap nyokapnya konglomerat cuma mau numpang baca buku doang?" ucap Latasya terheran-heran.

" Emang kenapa sih? Ada yang ngelarang kalo gue cuma mau numpang baca buku doang?" ucap Natha jutek dan segera berjalan meninggalkan Latasya yang memasang pose mulut terbuka dan wajah oonnya.

Baru beberapa langkah berjalan Natha balik badan dan menatap Latasya dengan pandangan yang sulit diartikan

" Satu lagi lo gak usah bahas tentang bokap nyokap gue yang konglomerat atau apalah. Gue gak suka diunggul-unggulin kayak gitu, di mata gue semua orang itu sama." ucap Natha dengan bijak. " Hati-hati tuh mulut lo entar kemasukan lalat kalo lo buka mulut lo terus." lanjutnya sebelum benar-benar pergi meninggalkan Latasya.

Latasya pun segera menutup mulutnya dan bergegas mengikuti Natha, dia tidak ingin menjadi seperti anak yang hilang ketika dia berjalan sendirian.

" Oiii Natha tungguin gue elah." teriak Latasya sambil berlari-lari kecil di belakang Natha.

Mendengar Latasya berteriak seperti itu, wajar saja jika Natha tiba-tiba berhenti. Ketika Natha berhenti mendadak Latasya tidak mengetahuinya. Alhasil Latasya menabrak punggung Natha dan membuat gadis itu terjatuh seketika.

" Awww sakitt anjirr." ucap Natha yang sekarang sudah jatuh di aspal dengan posisi berlutut.

" Eh sorry Nat." ucap Latasya yang juga terjatuh di belakangnya. Latasya segera berdiri dan langsung membantu Natha untuk berdiri.

" Jalan tuh pake mata." sindir Natha setengah jengkel.

" Lho kalau jalan kan pake kaki Nat, bukan pake mata. Emang sekarang mata bisa jalan ya?" tanya Latasya dengan tampang oonnya.

" Serah lah. Males gue omong sama orang kayak lo."

" Ya elah Nat, bercanda gue. Lo hari ini sensi amat sih! Lagi PMS ya?" tanya Latasya terang-terangan.

" Kagak." jawab Natha singkat.

Mereka berdua pun berjalan berdampingan menuju toko buku yang mereka tuju. Setelah sampai di dalamnya mereka berdua berpisah. Latasya menuju rak bagian komik dan Natha menuju rak bagian novel remaja. Tidak biasanya Natha menuju ke rak bagian novel remaja, biasanya sih Natha menuju ke bagian buku-buku pelajaran yang tebalnya ngalah-ngalahin sepatu hak tingginya bu Siti selaku wali kelasnya serta guru mata pelajaran Matematika.

" Woii Nat!!! Lo kesambet setan penunggu kamar mandi sekolahan ya? Kagak biasanya lo ke rak bagian novel-novel kayak gini. Biasanya lo paling jijik sama novel-novel percintaan kayak gini." ucap Latasya yang tiba-tiba berada di samping Natha.

" Eh anjirr kaget gue. Lo tuh yang kayak setan tiba-tiba nongol."

" Hehehe baru tau gue kalau seorang Natha juga bisa kaget. Jangan ngalihin topik elahh, jawab pertanyaan gue." ucap Latasya sambil memasang cengiran khasnya.

" Kagak tau nih, gue cuma pengen lihat-lihat aja bentar."

" Ya udah ya gue mau beli komik dulu." ucap Latasya yang langsung nyelonong pergi meninggalkan Natha sendirian.

Setelah benar-benar merasa sendirian, Natha pun segera memilih novel remaja yang dia inginkan.

" Gue kesambet apaan ya? Kok tiba-tiba jadi pengen baca novel remaja gini sih?" gumam Natha pelan.

Natha pun memilih untuk melihat-lihat dahulu sebelum membawanya ke meja baca. Banyak sekali novel-novel remaja tentang percintaan dan persahabatan. Akhirnya, Natha pun memutuskan untuk memilih novel yang berjudul About Love and Friendship.

Saat hendak menuju ke kursi untuk duduk, Natha yang tidak melihat jalan pun tersandung oleh kaki seseorang.

Gubrakkkk.....

" Woi kalo punya kaki tuh dijaga jangan diumbar sem-" ucapan Natha pun terhenti karena melihat sebuah tangan terulur di depannya.

" Sorry gue gak tau kalo kaki gue ngehalangin jalan lo." ucap cowok yang mengulurkan tangannya sambil tersenyum manis.

Natha yang masih setia dalam posisi jatuhnya tadi hanya memandangi cowok itu dalam diam.

" Nat? Lo nggak apa-apa kan?" tanya cowok itu khawatir.

" Lo kok bisa tau nama gue? Wajah lo juga kayak familier buat gue." ucap Natha setelah memperoleh kembali kesadarannya di dunia nyata.

" Ya elahh Nat, gue sama lo kan satu sekolahan. Kelas kita juga sebelahan, masa lo kagak kenal gue?" ucap cowok itu sambil terkekeh pelan.

" Manis." ucap Natha pelan.

" Apanya yang manis?" tanya cowok itu heran.

" Eh enggak kok enggak." jawab Natha gugup.

" Lo betah ya duduk di lantai? Bisa berdiri enggak atau mau gue gendong?" tanya cowok itu sambil tersenyum jahil.

" Ihh apaan sih lo, gue bisa berdiri kok." jawab Natha singkat.

Lalu Natha pun berdiri dengan bantuan cowok itu. Tiba-tiba ponsel cowok itu berbunyi menandakan ada panggilan masuk.

" Iya hallo,-- iya sebentar lagi gue ke sana kok,-- iya-iya." ucap cowok itu yang sedang berbicara dengan seseorang di telpon

" Ehmm Nat, gue duluan ya. Sorry tadi udah bikin lo jatuh." ucap cowok itu sambil tersenyum manis.

Lagi-lagi Natha hanya terdiam di tempat seperti patung. Senyuman cowok itu rupanya telah menyita seluruh kesadaran Natha di dunia nyata. Natha masih terpaku di tempat walaupun cowok itu sudah keluar dari toko buku.

NathanaelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang