Sebastian Ramatha

50 5 5
                                    


Hari demi hari Natha lalui dengan hati gembira dan riang karena setiap hari Natha bisa bertemu dengan seseorang yang sangat dia kagumi walau hanya dari jauh. Terkadang, jika Nael sedang olahraga Natha sering sekali mengamati cowok itu dari jauh. Bagi Natha sekarang hal yang paling manis itu adalah ketika Nael sedang tersenyum.

Pagi itu, Natha semangat sekali ke sekolah. Eitss, bukan semangat untuk bertemu cowok yang dia kagumi melainkan semangat untuk menyontek pr milik temannya. Ya, pr bahasa inggris yang diberikan oleh guru Natha yang paling cetar membahana. Natha malas mengerjakan pr itu karena jujur saja Natha tidak terlalu menyukai mapel itu. Sialnya sekarang Natha harus segera mengerjakan pr itu karena hobi sang guru jika ada pr pasti yang diminta menjawab pr nya adalah anak yang duduk paling belakang.

" Dasar undian laknat." maki Natha pada kertas undian yang sedang dia pegang saat ini. Natha langsung meremas kertas undian itu dan membuangnya ke tong sampah. Gara-gara Natha dapet nomer undian 13 dia jadi harus duduk paling belakang dan harus mengerjakan pr bahasa inggris.

" Woi jangan dibuang elahh!" kata Cassandra Aprilia Marbella selaku teman Natha yang bawelnya minta ampun.

" Biarin aja, kertas begituan mah kagak penting. Lagian kalian kalo buat undian kan dari kalender, noh kalender bulan lalu masih ada tinggal digunting aja repot." kata Natha santai.

" Ehh buset dah nih anak, kemaren aja setelah Mami kita tercinta lihat kalender kelas bolong-bolong aja langsung ngamuk."

" Salah sendiri, siapa suruh kalian motongin kalender sampe bolong-bolong kayak gitu?" tanya Natha tanpa dosa sambil nyelonong pergi ke kamar mandi.

Saat Natha keluar dari kamar mandi sambil merapikan rambutnya yang dikuncir kuda, saat itu juga Nael lewat di depan Natha.

" Rambut lo bagus kalo digerai daripada dikuncir." kata Nael sambil tersenyum manis.

" Ehh i-iya, tapi panas kalo digerai." kata Natha gugup.

" Tapi bagusan digerai." kata Nael singkat.

Saat Natha hendak menjawab, Nael sudah pergi meninggalkan Natha dan masuk ke kelasnya. Suasana hati Natha menjadi damai, tenang, tentram gimana gitu setelah ketemu cowok itu. Tanpa Natha sadari dia senyum-senyum sendiri macam orang gila

" Woii ngapain lo senyum-senyum sendiri? Kayak orang gila aja lo." tegur Sebastian Ramatha selaku sahabat Natha.

" Eh enggak papa kok Ram, tumben lo jam istirahat kagak maen bola sama temen-temen lo?" tanya Natha heran.

" Lagi males aja gue." jawab Rama singkat.

Keheningan pun terjadi di antara sepasang sahabat itu. Mereka tenggelam dalam pikiran masing-masing.

" Nat." panggil Rama.

" Iya, kenapa Ram?"

" Lo pernah suka sama seseorang kagak?"

" Yee, ya pernah kali Ram. Lu pikir gue cewek aneh yang kagak pernah suka cowok?"

" Hehehe iya sih."

" Kenapa lo tiba-tiba nanya pertanyaan itu ke gue?"

" Gak papa, cuma nanya doang."

" Hmm jangan-jangan lo lagi suka sama cewek ya?" tanya Natha sambil menaik-turunkan kedua alisnya.

" Eh eng-enggak kok." jawab Rama gugup.

" Tuh kan muka-muka lo tuh kayak gugup gimana gitu. Siapa sih orang yang lo suka Ram?" tanya Natha yang mulai kepo.

" Enggak ada." jawab Rama singkat.

" Tuh kan boong lo. Ya udah lah gue tinggal pergi aja."

Natha yang sudah bosan karena pertanyaannya tidak dijawab oleh Rama pun memutuskan untuk pergi. Tetapi saat Natha hendak melangkahkan kaki untuk pergi dari tempat itu, tiba-tiba sebuah tangan menahan Natha untuk tidak pergi dari tempat itu.

" Jangan pergi Nat, temenin gue disini." pinta Rama dengan suara pelan.

" Ogah Ram, lo aja kagak mau nyeritain ke gue siapa cewek yang lo suka."

" Oke gue bakal ceritain tapi gue nggak mau sebut nama."

" Yahh kok nggak sebut nama sih? kan jadi nggak asik." ucap Natha sambil mengembungkan kedua pipinya dan mengerucutkan bibirnya.

" Udah deh nggak usah sok imut, gue pokoknya nggak mau sebut nama."

" Iya deh iya tapi kasih tau ciri-ciri ceweknya ya!" pinta Natha sambil memasang ekspresi memelasnya.

" Hmm." jawab Rama singkat.

" Gimana ciri-cirinya Ram?" tanya Natha sambil duduk di samping Rama di kursi taman belakang sekolah.

" Ceweknya tuh cantik, imut, matanya warnanya cokelat, hidungnya tuh ya kagak pesek tapi juga kagak mancung jadi sedengan gitu, alisnya enggak tebel-tebel amat, rambutnya tuh panjang warna cokelat kehitaman, tingginya kira-kira sepundak gue. Ceweknya tuh baik, lucu, ngangenin, gak tegaan. Pokoknya the best lah." jawab Rama panjang lebar.

" Widih-widih kagak kebayang tuh. Cewek idaman banget tuh."

" Iya dong, selera gue kan emang fantastic." jawab Rama dengan bangga.

" Yee jadi besar kepala nih anak, tapi belom tentu tuh cewek mau sama lo." ledek Natha.

" Iya juga sih." kata Rama sambil menggaruk tengkuknya yang sebenarnya tidak gatal.

" Perjuangin aja tuh, siapa tau tuh cewek mau sama lo."

" Iya."  

Hayo loh siapa tuh cewek yang disukai sama Rama???

Yang kepo sabarr aja, tunggu tanggal mainnya...

NathanaelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang