Klik tanda bintang di pojok bawah.
Malam ini di tepi Sungai Han, bulan purnama memancarkan sinar dengan sempurna terpantul air sungai yang berwarna hitam pekat. Suasana hening dengan udara dingin yang menusuk pori membuat angan membumbung tinggi masuk ke lorong rindu.
Mengenai rindu, malam ini aku duduk di kursi kenangan. Berharap ada seseorang yang menemaniku duduk di sini mengulang masa-masa indah dulu yang sempat hilang di telan sang waktu. Aku menangis mengutuk diriku sendiri yang masih saja menunggu hal yang tidak pasti membiarkan rindu ini tumbuh menumpuk menyiksa batinku. Menanti seseorang yang selalu ada di setiap hela nafasku. Sulit berhenti mengingat senyum itu senyum kotak yang membuat siapa saja terpana melihatnya. Senyum yang seakan menyatu dalam darah yang di alirkan jantung ke dalam otakku.
Tentu aku marah pada diriku sendiri. Aku marah pada hatiku karena menyimpan rasa yang seharusnya tidak ada dan pikiranku yang membiarkan rindu tinggal berlama-lama dalam diriku.
Dalam ikatan persahabatan aku harus mengubur dalam-dalam rasa yang sudah sejak lama ku pendam, rasa yang seharusnya tidak ada benar kata orang persahabatan antara laki-laki dan perempuan pasti akan ada yang memiliki rasa yang lebih.
Lebih dari sekedar sahabat.Dan aku mengalaminya. Terkadang aku malu dengan diriku sendiri. Terlalu pengecut untuk mengatakan perasaanku yang sebenernya, aku takut jika perasaan ini membuat ikatan persahabatan yang sudah lama ini hancur karena perasaanku. Aku benci saat hati ingin melupakan cinta tapi pikiran menarik cinta. Sehingga cinta kembali tinggal. Dan saat pikiran mengusir cinta hati malah tak tega melepaskannya seperti itu terus hingga titik jenuh masih menjadi misteri.
Dan kini ku biarkan rasa cinta menetap dalam jiwaku hingga menciptakan rindu yang menumpuk melebur dan hilang bersama waktu.
Entah sudah berapa lama aku disini ku lihat tidak ada orang di sekitar ku saat ini mungkin malam sudah larut membuat udara semakin dingin. Aku memutuskan untuk pulang sebelum ku langkahkan kaki pergi aku melihat namja sedang menaiki pagar pembatas jembatan, oh tidak? Apa dia ingin bunuh diri? Secepat mungkin aku lari menghampirinya.
"Yak! Kau mau apa?"
"Apa kau gila, cepat turun jangan buang sia-sia umurmu dengan melakukan hal bodoh seperti ini."
Dia masih diam tidak mendengarku sedikitpun apa dia tuli. Oh Tuhan jika benar dia tuli sia-sia sudah aku berbicara dengannya. Ku tarik dia agar menjauh dari sini, tidak ada penolakan dia hanya diam.
"Siapa namamu?"
Tidak ada jawaban.
"Dimana rumahmu?"
Hening.
"Apa kau tidak bisa berbicara?"
Oke aku mulai emosi dia tidak menghiraukanku sedari tadi. Apa dia bisu? Jika ia kasian sekali sudah tuli bisu lagi aku tidak henti-henti nya mengucapkan syukur kepada Tuhan karena tidak memberi ku kekurangan. Aku pun mencoba berbicara dengan bahasa isyarat. Yahh, walau pun aku tidak mengerti namun akan ku coba dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Know
Novela Juvenil[Revisi setelah tamat] Kebodohanku saat itu, mencintai dia yang seharusnya tidak mesti aku cintai ~ Park Jihyo Tidak akan ku biarkan orang yang ku sayangi tersakiti lagi apapun caranya meksi aku harus melawan takdir bodoh ini ~ Min Yonggi Maafkan ak...