05

1.9K 215 54
                                    

"Duh, coba yang diliatinnya aing, bisa bahagia lah."

Julian yang tadinya sibuk memandangi ponsel sambil menyuap nasi, sekarang menatap temannya dengan bingung. "Gue maksudnya Gas?"

"Anying najis!" Bagas sontak memukul Julian. "Ngapain aing minta diliatin maneh??"

"Cocot lu bisa diem gak? Pengang gue." Bagas terdiam, kesal tapi takut untuk membalas saat Amber menoyor kepalanya. "Itu dia ngeliatin maba tuh."

"Yang mana? Kan banyak." Tanya Julian.

"Ya Gusti nu Agung! Itu! Cewek berdua!" Bagas memutarkan wajah Julian ke arah dua gadis yang menatap ke lapangan basket.

"Oh."

Bagas menyikut Julian. "Gimana? Geulis nya (cantik ya)? Cocoklah satu sama aing."

"Iyain." Balas Julian.

"Heuh anying. Teu rame maneh (gak seru lo)." Julian kira Bagas akan berhenti, tapi nyatanya Bagas sekarang mencolek colek lengannya. "Eh, aing penasaran sama maneh, maneh gak tertarik gitu pacaran? Maba sekarang kan banyak yang geulis."

Julian tersenyum miring, mengiyakan dalam hati, apalagi dua orang yang dibilang Bagas tadi. Tapi kan, dirinya tidak bisa.

"Yeu, malah senyum senyum maneh." Bagas beringsut mendekat. "Maneh gak homo kan?"

"Engga sih. Tapi kalo gue homo juga gue gak bakal mau sama lo."

"Anying! Siapa juga yang mau sama maneh!"

"Cocot lu Bagas! Makan aja yang bener lu! Lama!" Amber menoyor kepala Bagas lagi.

Julian tertawa kecil melihat Bagas yang begitu patuh pada Amber. Julian menatap dua maba tadi yang sekarang didatangi pangeran angkatan mereka. Julian lagi lagi tertawa, jelas jelas kalau Bagas mendekati keduanya, dia tidak akan ada harapan.

"Oy, jangan selingkuh mata lo." Matthew yang dari tadi duduk diam di sebelah Julian akhirnya buka suara, pelan, hanya terdengar oleh Julian saja.

"Engga jir, gue mikir aja si Bagas pasti ditolak mentah mentah kalo deketin mereka." Balas Julian.

"Haha, iya juga. Kayaknya si pangeran itu lagi deketin salah satunya?"

"Obviously."

"Jadi, Liana apa kabar?" Tanya Matthew tiba tiba. "Lo tetep gak mau kenalin dia ke anak anak?"

"Ntar yang ada cewek gue disuruh ikut terus kalo kita ada acara. Kasian lah, dia udah capek kuliah-kerja masa harus kenal sama anak anak setan."

Iya, bukannya Julian tidak mau mendekati teman teman wanitanya atau adik adik tingkatnya, seorang Julian itu memang sudah mempunyai kekasih dan sudah tiga tahun berjalan. Tidak banyak yang tahu selain beberapa teman kuliah yang kebetulan teman SMAnya juga karena Julian dan Liana itu dekat semenjak SMA.

Matthew tersenyum. "I hope that's your only reason."

"Huh?"

"Listen, lo cowok normal, gue cowok normal. Gue merasa tertarik sama dua cewek disana, kenapa lo engga?"

"Matt, gue gak pernah macem macem. I love her, I don't wanna hurt her."

"Gue tau, but just in case you're bored," Matt menepuk bisep kebanggaannya. "Just remember that I am Liana's very best friend."

Julian yang sedari tadi tidak menatap Matthew pun menengok. "Chill bro, hubungan emang ada ups and downs-nya but I can handle that."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 13, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Vacation [Jae]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang