Satu kata yang tepat untuk keadaan Baekhyun saat ini, mengenaskan. Dengan tubuh yang di penuhi luka-luka lebam di sekujur tubuhnya, baju yang terkonyak-konyak disana sini serta cairan merah kental yang terus membasahi kemeja putih tipisnya. Ia tidak begitu mengingat kejadian yang menimpanya dirinya saat ini, yang jelas dia disekap dan dipukuli oleh beberapa orang yang tak di kenalnya saat pulang kerja tadi.
Dengan tubuh yang menahan sakit ia berjalan terseok-seok dengan tangan kanan memegang dinding emperan toko guna menyangga berat badannya. Jalanan yang di lewatinya pun sepi sunyi tak ada seorang pun yang lewat.
Toh, orang waras mana yang berjalan-jalan di tengah malam menjelang pagi seperti dirinya, lebih baik bergumul di dalam selimut hangat di udara Seoul yang terasa dingin saat ini.
"Uhukk.. uhukk.. " Dia meringis melihat darah segar memenuhi telapak tangannya. Pandangannya pun semakin memburam ditambah kepala yang kian memberat. Tak kuat menahan berat bobot tubuhnya, akhirnya...
Brukk..
Tubuhnya jatuh tersungkur diatas tanah yang keras menimbulkan luka baru di tubuhnya, dengan kesadaran yang semakin menipis, Dia melihat seseorang yang mendekatinya lalu berjongkok di depannya, perlahan-lahan cahaya terenggut dari matanya.
"Astaga, apa orang itu pingsan." Seseorang berlari kearah Baekhyun, Ia kemudian memangku Baekhyun yang tak sadarkan diri.
"Bertahanlah, aku akan menyelamatkan mu." Ucapnya dengan lirih setelah melihat keadaan Baekhyun yang tampak mengenaskan di matanya.
"Eungghh.." lenguhnya dengan suara lemah, bibir mungilnya meringis merasakan rasa sakit di sekujur tubuhnya.
"Syukurlah, kau sudah sadar," seseorang yang menunggunya tadi malam menghampiri dirinya untuk melihat keadaannya sekarang.
"Apa yang Kau rasakan sekarang? apa kau merasa sangat sakit di bagian perutmu? atau kau butuh sesuatu? aku akan senang hati mengambilkannya untukmu." Baru bangun dia sudah dihujani beberapa pertanyaan dari lelaki di depannya ini, Ia tersenyum lantas menggelengkan kepalanya pelan.
"Terima kasih telah menolongku Tuan," orang itu mengangguk. "Tidurlah, kau butuh istirahat lebih, panggil Aku jika Kau membutuhkan sesuatu,"
"Baik Tuan."***
Tak terasa waktu berlalu cepat, malam mulai beranjak naik perlahan menggantikan siang yang kembali ke peraduannya. Suasana kamar rawat Baekhyun sangat sepi hanya terdengar bunyi tetesan cairan infus yang dipasangkan di lengan kirinya.
"Eungghh..." Baekhyun melenguh pelan merasa terganggu dalam tidurnya. Perlahan mata sipitnya mengerjap membiasakan cahaya yang masuk ke retina matanya.
Merasa tangan kirinya yang terasa berat, Ia menoleh kesamping dan mendapati sosok lelaki yang menolongnya ini memegang tangannya erat."Tuan..." panggilnya dengan pelan, Ia tak tega melihat posisi tidur lelaki ini, yang mana tidur di kursi dengan tangan sebagai tumpuannya.
Tak digubrisnya panggilan Baekhyun yang terlampau pelan itu, lelaki itu malah mengeratkan tangannya lebih erat. Pipinya merona merasakan genggaman hangat dari telapak tangan yang lebih besar darinya."Tuan bangunlah," panggilnya ulang.
"Sebentar lagi Mama, aku masih mengantuk." gumamnya. Baekhyun terkejut sesaat lalu terkekeh geli kemudian. "Tuan... pindahlah di sofa," Baekhyun memukul tangan lelaki itu cukup keras membuat tidur sang empu cukup terusik.
"Astaga, susah sekali membangunkannya." gumam Baekhyun kesal.
"Tuannnn..." teriak Baekhyun cukup kencang.
"Ishh... Mma..ma..." ucapannya terputus tiba-tiba membuat Baekhyun yang menatap kearahnya memandang bingung. Sehun, Dia cukup terkejut bukan Mamanya yang membangunkannya melainkan wanita yang ditolongnya itu. Netranya mengedar ke sepenjuru ruangan setelah itu meringis pelan.
"Ekhem.. maafkan aku kukira tadi Mama ku yang membangunkanku. Apa kau ingin sesuatu," Baekhyun mengangguk disertai senyuman yang membuat dirinya terlihat menggemaskan. "Tidak perlu Tuan."