Seperti biasa pagi kali ini kediaman Oh Sehun selalu hangat dengan celotehan riang anak semata wayangnya ditambah lagi Baekhyun yang antusias merespon setiap perkataan yang diucapkan Jisung. Tak pelak membuat Sehun dan Yoona yang melihat interaksi keduanya ikut tersenyum dalam diam.
"Papa, boleh tidak hari ini Jisung tidak masuk sekolah?" kata Jisung dengan polosnya menatap Sehun yang duduk disampingnya. Sehun pun menghentikan makannya sejenak dan menatap lekat wajah copyan dirinya. Dielusnya surai legam anaknya dengan lembut.
"Katakan pada Papa kenapa Jisung tak mau sekolah hari ini?" ucap Sehun.
"Umm... Jisung gak mau sekolah karena hari ini hari Ibu Papa... Jisung gak mau disaat teman-teman membawa Ibu mereka, Jisung hanya berdiam diri di kelas," cicit Jisung menundukkan wajahnya, ujung matanya memerah karena menahan tangis.
Sehun terdiam begitu juga dengan Yoona dan Baekhyun yang ikut menyaksikan interaksi Anak dan Ayah ini. Baekhyun yang tak tega melihat wajah Jisung yang terlihat sedih, dia beranjak dari kursinya dan menghampiri bocah kecil itu. Dipeluknya erat bocah yang telah merebut hatinya akan tingkah lakunya yang begitu menggemaskan.
"Dengar sayang, Jisung tidak boleh sedih walaupun Jisung sudah tidak ada Mama, Kakak akan selalu disisi Jisung, menyayangimu seperti Ibu kandungmu sendiri. Jangan menangis lagi yah sayang," Jisung mengangguk dalam pelukan Baekhyun.
Baekhyun tersenyum lalu melonggarkan pelukannya menatap wajah Jisung yang telah basah oleh air mata. Diusapnya pelan air mata itu dengan kedua jempolnya "Nah gitu dong, Jisung kan tampan kalau tidak menangis, kalau begitu sekarang Jisung harus siap-siap ke sekolah. Kakak bantu jisung bersiap, yah." Ji-Sung mengangguk semangat dengan cengiran polos khasnya.
"Kakak gendong," rengek Jisung dengan bibir yang di poutkan mengundang gelak tawa ketiga orang dewasa itu.
"Baiklah, sini bayi tampanku," Baekhyun tertawa lalu menggendong Jisung yang telah berdiri di kursi sambil merentangkan kedua tangannya. Jisung tertawa lucu dan menenggelamkan kepalanya di leher Baekhyun erat.
"Mama.. Sehun.. Baekhyun ke kamar dulu," pamitnya kearah mereka berdua.
"Iya sayang."
"Baekhyun-na terima kasih." ujar Sehun dengan tulus. Baekhyun hanya mengangguk sambil tersenyum.
.
.
.Selepas pulang sekolah, Baekhyun mengajak Jisung ke taman bermain umum yang tak begitu jauh dari sekolah Jisung. Dirinya tak tega melihat bocah kecil itu yang masih menampilkan raut kesedihan di wajah tampannya.
"Kak Baekki... Jisung pengen naik itu," tunjuknya kearah komidi putar.
"Baik. Tapi Jisung jangan terlalu lama memainkannya yah, nanti kepala Jisung pusing."
"Umm. Ayo Kak." dengan antusias dia menarik tangan Baekhyun kearah komidi putar, Baekhyun hanya menggelengkan kepalanya lalu senyuman tersemat di bibirnya.
***
Tak terasa sudah dua jam setengah mereka menjelajahi wahana-wahana yang ada disana. Tak terkecuali biang lala yang menjadi wahana terakhir mereka sebelum pulang.
Melihat pemandangan Seoul di waktu petang membuat Jisung dan Baekhyun terpesona dengan keindahan kota yang mereka tempati itu. Lampu kerlap-kerlip yang berada dibawah sana menambah daya tarik tersendiri bila menaiki biang Lala di waktu sore menjelang malam ini.
Senyum khas anak kecil masih menghiasi wajah Jisung membuat Baekhyun tak tahan untuk tidak tersenyum.
"Apa Jisung senang?" tanyanya.
"Umm... Jisung sangat senang. Terima kasih Kak." ucapnya seraya memeluk Baekhyun yang telah berjongkok di depannya.
"Sama-sama sayang, yuk kita pulang nanti Papa dan Nenek khawatir kalau Jisung belum sampai rumah,"
"Ok."
***
Jisung duduk di dalam mobilnya dengan tenang sembari memainkan robot iron man nya. Baekhyun melirik Jisung sekilas sebelum memusatkan pandangannya kearah jalanan. Pikirannya terpusat saat Jisung menangis di pelukannya saat tadi pagi. Kehilangan orang terkasih adalah hal yang berat untuknya yang masih membutuhkan perhatian lebih dan kasih sayang seorang Ibu disampingnya.
Setelah sampai di rumah, Jisung berlari-lari mencari Sehun dan Neneknya, dirinya tak sabar ingin bercerita banyak tentang hari ini pada mereka.
"Jangan lari-lari sayang nanti jatuh," Baekhyun menggelengkan kepalanya melihat Jisung yang tak merespon ucapannya.
"Papa Jisung pulang!!" teriaknya saat melihat Sehun dan Neneknya yang sedang bercengkrama di ruang tengah.
"Akhirnya anak Papa pulang, sudah puas bermain dengan Kak Baekhyun tadi, hm?" Jisung mengangguk dengan senyum lima jarinya.
"Umm... Jisung sangaaatttt senang Papa ...." Merentangkan kedua tangannya saking senangnya.
"Tadi Kak Baekhyun mengajak Jisung bermain biang Lala, ayunan, komidi putar, pelosotan, dan banyak lagi,"
"Wah senangnya, kenapa Nenek tidak diajak tadi," ucap Yoona dengan wajah yang dibuat-buat sedih.
Jisung menghampiri Neneknya yang berada di samping Sehun. Tangan kecilnya menangkup kedua pipi Yoona yang terlihat cantik tanpa polesan make up apapun.
"Nenek jangan sedih, nanti Ibu peri sedih melihatnya. Jisung gak mau Ibu peri gak datang di mimpi Nenek lagi," Yoona tertawa dengan jawaban lucu Jisung.
Dielusnya kepala Jisung dengan sayang lalu mengecup kedua pipi cucu kesayangannya. "Iya sayang. Cha. Jisung harus mandi sekarang, habis itu kita makan malam, ayo!" dengan semangat Yoona menggendong Jisung sambil mendusel hidung ke leher jisung, membuat bocah tampan itu terkikik geli dibuatnya.
Suasana pun menjadi hening setelah mereka meninggalkan ruang tengah. Baekhyun yang tak tahu ingin berucap apa hanya memainkan jari jemarinya, matanya melirik Sehun yang sama seperti dirinya. Selang beberapa menit Sehun yang tak tahan dengan keheningan yang tercipta akhirnya buka suara.
"Baek mandilah dulu, kau kelihatan lelah seharian mengajak Jisung bermain. Biar aku yang akan menyiapkan makan malamnya," ujar Sehun memecah keheningan.
"Apa tak apa? biar aku saja memasak,"
Sehun menggeleng. "Tidak perlu, kau pergilah mandi," jawaban Sehun membuat Baekhyun tak enak hati dibuatnya.
"Baiklah, kalau kau memerlukan sesuatu panggil saja aku."
Sehun tersenyum melihat Baekhyun yang telah pergi dari hadapannya. Telapak tangannya memegang dada kirinya lalu meremat baju dengan kuat merasakan detak jantungnya yang berdegup tak seperti biasanya. "Astaga... kenapa jantungku berdegup dengan kencang."
***
-To Be Continued-
Malu aku tuh cerita gini masih di publish lagi 😭 kritik, saran, like sangat membantu ❤️✨
Hanny-
Sampai jumpa di chapter selanjutnya!