Seperkumpulan lelaki sedang menikmati segelas ice americano di atas meja, ada lima lelaki yang duduk disana. Sedang berbincang, dengan suara tawa dan senyuman lebar.
"Gue kenalin deh Jae, gimana?" tanya lelaki tinggi dengan senyum manis.
Yang di sebut sebagai 'Jae' itu menatap teman yang duduk di hadapannya, "Johnny, gue kan udah bilang. Gue lagi gamau deket sama cewek."
"Kenapa? masih belum move on dari yang lama?"
"Gila lo? Masa lalu adalah hal yang paling gue benci. Lo tau gue gasuka bahas masa lalu, kan?"
Johnny mengangguk menanggapi Jaehyun, "gue tau, tapi gue gapernah tau alasan lo tetap menyendiri meski mantan udah beranak dua."
Jaehyun mengaduk gelas berisikan Americano dinging yang ice-nya sudah mencair, ia tersenyum miring lalu meletakan gelas setelah meminumnya. "Gue sakit John, mental gue sakit." Ucap Jaehyun menatap Johnny dengan tatapan sendu, sembari mengangkat sedikit sudut bibirnya.
Jaehyun si tampan nan berkharisma, yang sering di sebut mempunyai 'sakit mental' karena tak bisa mengendalikan emosinya. Ia sangat seram saat marah, dan tak segan menggunakan fisik dengan tenaga besar untuk menghabisi orang yang berani membuat emosinya meluap.
"Jae, lo berlebihan." Ucap Yuta memperhatikan Jaehyun, "itu cuman sebutan dari karyawan lo, bukan penyakit yang lo miliki! kenapa sampai bisa menyimpulkan kalau lo beneran kena penyakit mental?"
Lelaki ber-jas biru navy tertawa di samping Jaehyun, "baperan yah lo, Jae?" Taeyong masih tertawa, "lo itu bukan sakit mental, tapi emang gabisa kontrol emosi aja."
Jaehyun merubah ekspresi-nya menjadi datar, "kalau memang bukan penyakit, mantan gue gaakan minggat dengan cara gilanya. Dan gue, gaakan mungkin nyakitin mantan sekretaris gue sampai masuk ICU. Gue gamau pacaran, karena emosi gue ga pernah mandang gender kalau udah kalap. Gue takut, semisal nanti gue marah. Cewek itu bakal sama kayak sekretaris gue, berdarah-darah sampai patah tulang."
Orang-orang yang berkumpul di meja itu, diam sejenak.
Empat lelaki itu merupakan sahabat sekaligus karyawan Jaehyun. Saat ada di kantor, mereka selalu menggunakan pembicaraan formal demi menghargai posisi Jaehyun yang menjabat sebagai Ceo dan pemilik perusahaan tempat mereka bekerja. Sedangkan, di luar jam kantor. Mereka selalu berbicara informal, dan membahas banyak hal-hal yang sama sekali tidak berkaitan dengan pekerjaan.
"Lo udah sembuh, kok Jae. Em, belum bisa di sebut sembuh juga sih." Sahut seseorang ber-kacamata, "gue sebagai sekretaris lo di kantor. Bisa menilai kok, lo itu udah ada perubahan. Tinggal di sempurnain aja, lagian Winwin udah menyanggupi diri sebagai psikolog pribadi yang bakal ngebantu lo untuk bisa mengontrol emosi, kan?" Kata Doyoung, sekretaris yang di tunjuk Jaehyun untuk mengisi posisi kosong setelah sekretaris lamanya babak belur dan dirawat di ICU.
KAMU SEDANG MEMBACA
NAXOS | Jaehyun Jung
FanfictionIni bukan tentang kelemahan dari seorang pria. ♛「𝚜𝚞𝚖𝚖𝚊𝚛𝚢: 」♛ "Apa alasan kamu mempertahankan wanita itu?" Jaehyun menyunggingkan senyum, di sudut bibirnya. "Sekalipun di tawarkan 10.000 tambang berlian, atau di tawarkan sebuah tahta dengan ke...