"Hallo teman-teman ku tercinta!" sapa heboh gadis dengan rambut berwarna pink muda.
Jeno dan Floana langsung menoleh kearah sumber suara, "Jaemin sama Haechan mana?"
"Tuh, lagi mesen makan." Tunjuk Ryujin menjawab pertanyaan Jeno.
Flo lagi-lagi di buat bingung dengan keberadaan sahabat cewenya ini, "lo? bukannya ada bimbingan? kok disini?" tanya-nya pada Ryu si anak jurusan Manajemen.
"Udah selesai, terus tadi ketemu Jaemin lagi godain anak jurusan gue. Langsung gue seret deh, kesini. Kalo si Haechan, ketemu di depan kantin tadi." Jelasnya secara lengkap.
"Aduh," hela Haechan menaruh makannanya diatas meja, "gue kira semester 4 kemarin. Gue bakal dapet pacar, ternyata oh ternyata sampai hari ini gue masih menjomblo." Ucapnya tiba-tiba sambil mendudukan diri di bangku kosong disamping Jeno.
"Lo kira gue engga?!" tanya Jeno dan Ryujin bersamaan dengan nada sinis.
Banyak yang bilang, kalau kuliah ada beberapa fase. Di semester pertama dan kedua, mahasiswa masih mencari teman dan beradaptasi. Beberapa dari Mereka kebanyakan hanya memikirkan kuliah, gaya dan main.
Di semester ketiga, banyak yang mengikuti seminar dan organisasi. Dan katanya di semester empat, mahasiswa akan gencar-gencarnya mencari pasangan. Rata-rata mahasiswa mencari pasangan untuk menemaninya ketika wisuda. Dan di semester tua, mahasiswa akan di sibukan dengan PKL, KKN dan skripsi.
Seperti itu katanya, fase perkuliahan menurut kating di sekitar pertemanan Floana.
"Bingung gue foto wisuda nanti sama siapa." Haechan menggeleng kepalanya pelan, "Siapa yah? yang kira-kira gue pacarin?"
"Maksa banget lo! niat pacaran tuh untuk masa depan, bukan cuman untuk foto wisuda!" Cecar Ryujin yang padahalnya dalam hati merasa khawatir, khawatir kalau wisuda nanti ia hanya di beri bunga oleh orangtuanya.
Haechan melihat Jeno, memperhatikan wajah temannya itu. "Lo ganteng Jen, bisa-bisanya gaada yang mau sama lo?"
"Bukan gaada yang mau sama si Jeno! tapi dia terlalu banyak nuntut ini-itu sama calon pacarnya. Jadi aja cewek-cewek pada mundur." Ucap Jaemin tanpa menoleh, karena fokus menyuapkan makanan.
Jeno tersenyum, "gue pengen cewek sederhana. Kayak Flo, yang ga banyak gaya cuman untuk caper sana-sini. Gue pengen cewek persisi kayak dia, selalu jadi dirinya sendiri bukan jadi seseorang yang dibuat-buat untuk disukain orang lain. Gue pengen pesonanya sama kayak Floana, memikat walau cuman diem. Gue pengen, Floana yang jadi pacar gue."
Gadis yang disebut berkali-kali namanya oleh Jeno tidak terkejut mendengar penuturan dari sahabatnya itu, ia hanya memasang wajah datar. Bukan pertama atau kedua kalinya Jeno memberi pengakuan seperti itu pada Floana, bahkan sangat sering sampai Flo merasa bosan mendengar kalimat itu.
Bukan pura-pura atau sekedar bicara. Perasaan Jeno itu memang benar adanya, tapi Floana menolak mentah-mentah pengakuan dari Jeno. Menurutnya, Jeno lebih cocok jadi sahabat di bandingkan pacar.
KAMU SEDANG MEMBACA
NAXOS | Jaehyun Jung
FanfictionIni bukan tentang kelemahan dari seorang pria. ♛「𝚜𝚞𝚖𝚖𝚊𝚛𝚢: 」♛ "Apa alasan kamu mempertahankan wanita itu?" Jaehyun menyunggingkan senyum, di sudut bibirnya. "Sekalipun di tawarkan 10.000 tambang berlian, atau di tawarkan sebuah tahta dengan ke...