Aku menemuimu tadi sore.
Sejujurnya aku senang namun rasanya seperti ada sesuatu yang mengusikku.
Sebuah perasaan seperti rasa kecewa yang masih tersisa.
Payahnya aku tidak bisa mengabaikan rasa yang terus mengganjal itu.Ketika kau memulai percakapan dengan nada rendah nan sejuk.
Aku hanya bisa menutupi dada ku dengan menekuk kedua tangan dan kusandarkan diatas meja makan.
Aku takut kalau irama yang tidak beraturan dari jantung ku ini terdengar oleh mu.
Namun meski kucoba menutupi itu semua, wajah ku sama sekali tidak bisa diajak kompromi.
Rona diwajah ku seketika memerah tak karuan sampai aku tidak bisa menahan tarikan senyum ku yang mencurigakan.Tetapi daripada semua kejadian yang memalukan itu ada yang harus aku jaga.
Mata, tiba-tiba saja lirih dari suaranya membuat ku ingin meneteskan air mata. Kalimatnya yang membawaku seolah kembali ke masalalu itu sungguh menyakitkan.Katanya ia masih memiliki rasa yang sama.
Namun ia tidak bisa kembali karena sebuah alasan lain (dengan kata lain wanita yang sudah bersamanya).Tolong jangan katakan itu!
Jangan katakan tentang wanita manapun yang telah menggatikan aku dihatimu, karena saat ini (lebih tepatnya beberapa jam lalu) aku sedang senang karena mengetahui bahwa kau masih menyimpan perasaan yang sama untukku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta & Masanya (Ini cuma soal waktu)
PoetryIni adalah rangkaian kalimat pendek tentang sebuah penantian. Ada banyak hal yang menceritakan tentang bagaimana cinta berkembang dari waktu ke waktu, bisa jadi semakin baik? atau pun mungkin hancur berkeping-keping? Atau mungkin sebuah penantian ya...