Part 5 : Dunia Kania

69 2 0
                                    

Sesuai janjinya, Adam membawa Kania ke dunia manusia.

"Wah dimana kita??" Tanya Kania terkagum-kagum dengan bangunan yang menyerupai seperti kastil yunani kuno.

"Tempat dimana kau bisa pulang" jelas Adam dengan nada agak malas.

Mereka berdua menyusuri sebuah lorong lalu memasuki sebuah ruangan besar yang ditengahnya terdapat sebuah pintu. Lalu ketika mereka memasuki pintu itu. Benar saja ia sudah ada di hutan dekat rumah neneknya.

Dan sekarang bagi Kania itu adalah pintu kemana saja seperti yang ada di film doraemon.

"Wahh bagaimana....bagaimana bisa kita sudah disini.... apa yang tadi itu pintu kemana saja?... apa itu juga bisa membuatmu ke tempat lain, ke roma misalnya?...bisakah aku mencobanya lain kali?.." tanya Kania terkagum-kagum.

Sedangkan Adam sudah tersenyum kecil, kenapa gadis ini sangat lucu. Pikirnya. Tapi ia segera menghilangkan senyumnya itu saat ia ditatap intens oleh Kania.

"Iya kau boleh"  jawabnya singkat. Padahal Kania menanyainya dengan pertanyaan beruntun tapi hanya satu yang dijawab olehnya.

"Baiklah...aku pergi. Terimakasih sudah mengantar." Ucap Kania lalu mulai meninggalkan Adam.

"Tunggu"

Sontak Kania menghentikan langkahnya.

"Apa jaminan kalau kau akan kembali padaku" ucap Adam lagi.

Kania terdiam di tempatnya. Sialan kenapa dia harus membahasnya.
"Kenapa harus ada, aku...oh tidak maksudku adalah kau tidak percaya padaku apa? Aku.. aku selalu menepati janji ku asal kau tau" ucapnya sedikit gugup.

Adam menghela nafasnya.lalu melangkah mendekati Kania. Menyampirkan rambutnya sebahunya itu kebelakang telinga lalu mengecup dahinya lama.

Kania terkejut dengan perlakuan itu. Tapi ia mencoba untuk bersikap biasa saja dan berdehem pelan untuk mengurangi kegugupannya. Sampai suara Adam membuatnya semakin merinding.

"Benar juga. Bahkan jika kau kabur aku bisa menemukanmu, dan setelah aku menemukanmu akan ada hadiah kecil yang akan menunggumu. Hadiah yang akan membuatmu lupa akan dunia. Atau bisa ku katakan itu hukuman" ucap Adam lalu menyeringai.

Kania benar-benar takut sekarang. Apalagi sewaktu melihat seringai Adam. Seakan Adam tau niatnya untuk kabur darinya.

"Besok pagi kau akan ku jemput di sini. Jika sampai matahari sudah terik kau juga tidak muncul, aku akan langsung memberimu hukuman saat aku menemukanmu." Perintah Adam tegas.

Kania hanya mengangguk pasrah.
"Aku pergi.  Terimakasih telah mengantarku kemari." Ucapnya lalu pergi meninggalkan Adam.

---------------------------------------

Setelah berjalan lumayan jauh dari hutan akhirnya ia sampai di rumah neneknya.

"Nenek!! Nenek dimana??" Teriaknya setelah masuk ke rumah neneknya.

"Kania?! Kau kah itu?" Tanya neneknya dan langsung memeluk cucunya itu.

"Kemana saja kau Kania?. Nenek dan Stella sudah panik mencarimu kemana-mana selama dua hari ini. Ibumu juga sudah khawatir. Tapi untunglah kau baik-baik saja. Nenek menyesal menyuruhmu mencari kayu bakar waktu itu" racau neneknya sambil menangis bahagia karena ternyata cucunya itu masih hidup.

Mereka sempat berfikir kalau Kania sudah meninggal dimakan binatang buas atau semacamnya.

Kania juga sudah menangis bahagia, akhirnya ia bisa berada di dunianya. Dunia dimana ia sama dengan yang lainnya.

Belive My Mate (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang