"tentang arti kita"

402 72 25
                                    

Kun mengikuti apa yang dikatakan oleh Johnny. Dia menunggu dan menunggu hingga akhirnya tak terasa sudah tiga hari berlalu. Selama dia menunggu selalu Johnny yang datang menemuinya, entah untuk sekedar memberinya makan atau membawanya ke kamar mandi agar tidak diketahui oleh orang lain.

Kun juga tidak tahu kenapa, sepertinya keberadaannya di tempat itu benar-benar tidak boleh diketahui. Jadilah Kun terpaksa menerima makanan dan mandi hangat yang layak sekitar jam satu sampai jam dua pagi.

Kali ini Kun diminta Johnny untuk memakai baju yang rapih yang terlihat seperti baju pesta. Kun tidak mengerti dan mengikuti Johnny saja.

Ketika Johnny menjemput Kun di ruangan, matanya tidak bisa berbohong. Kun terlihat sangat berbeda. Jauh lebih baik daripada sebelumnya. Dan akan bertambah baik.

"Kau siap?" Tanya Johnny setelah mengecek Kun. Kun memiringkan kepalanya bingung.

"Siap untuk apa? Kau hanya menyuruhku memakai baju mewah ini.."

Johnny tentu tak bisa mengatakan apa tujuannya karena Winwin akan menguliti dirinya hidup-hidup jadi dia menutup mulutnya.

"Ikuti saja aku. Tundukkan kepalamu, dan jangan pernah menaikkannya. Meski ada yang memanggil sekalipun."

Itu terdengar sulit. Sangat, sangat sulit. Mustahil Kun menahan godaan untuk mengangkat kepalanya. Tapi mau bagaimana lagi? Dia harus ikut, suka tidak suka.

"Bagaimana jika aku gagal?"

Johnny mengangkat bahunya, sejujurnya dia tak bisa memikirkan skenario terburuknya karena salah sedikit saja maka semuanya akan hancur, "Mari berharap itu tidak terjadi. Kau paham maksudku?"

Kun mengangguk.

"Bagus. Ayo mulai."

Johnny membiarkan Kun keluar dari pintu itu dan mengikuti dari belakang. Kun terus dan terus melihat bagian belakang sepatu Johnny yang berjalan menuntun arahnya.

Kun tidak tahu akan dibawa ke mana, tapi yang dia tahu, ruangan atau tempat yang sedang ia lewati ini sangat berisik. Dan juga ramai. Kun sampai meraih ujung jas Johnny agar tidak terpisah tapi tetap saja sulit. Lehernya juga mulai terasa sakit.

Sampai akhirnya dia mendengar sebuah suara.

"Kuenya jelek! Ganti!"

"Tapi kita hanya punya 2 jam sebelum acara-"

"Kau pikir aku peduli? Cepat!"

Kun mengangkat kepalanya dan melihat ke arah sumber suara. Matanya terbuka lebar ketika melihat seseorang yang sedari kemarin ia cari-cari.

"Win-"

"Sayang, kuenya rusak ya?"

Kun memberhentikan langkahnya.

Dia melihat Winwin.

Bersama dengan seseorang.

Seorang wanita.

Kun terdiam. Perasaannya mati, semuanya mati. Keadaan tiba-tiba saja ramai. Banyak orang lalu lalang menabrak Kun yang hanya berdiri mematung di atas lantai. Kalau saja Johnny tidak menariknya, sudah pasti Kun akan tertabrak dan terinjak-injak.

"Kenapa kau berhenti!" Bentak Johnny ketika mereka ke tempat yang cukup sepi. Kun masih dengan ekspresi diam tadi.

Winwin bersama seorang wanita?

Jadi ini alasan kenapa Winwin tak pernah mencoba muncul di hadapannya? Apa dia hanya sebuah alasan sementara?

"Winwin," Kun tercekik kalimatnya sendiri. "Sudah memiliki seseorang?"

mimpi yang sempurnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang