"yang sempurna"

491 66 23
                                    

Winwin membatu. Dirinya terkejut merasakan kehangatan yang mendadak itu. Kun mengerutkan keningnya karena respon Winwin yang lama.

"Jangan diam saja, aku sekarat ini."

"Iya, Kun-ge, iya!" Sahut Winwin cepat. Adrenalin mulai merasukinya sekarang. "Sekarang ku antar ke rumah sakit ya? Ya?"

"Tidak usah, Winwin. Aku tidak tertembak," Kun tersenyum lemah dari tempatnya. "Ini darah Johnny."

Winwin merasa seperti orang bodoh seketika. Barusan dia memohon karena kebohongan kecil Kun? Tidak lucu. Winwin bahkan menumpahkan air matanya!

"Kau gila ya?!" Winwin menarik kerah Kun, dan Kun hanya meringis kesakitan karena perlakuan kasarnya. Meski tembakannya meleset, tetap saja mengenai Kun meski hanya segores kecil.

"Kenapa kau kasar sekali?" Keluh Kun lemas. Winwin mendecak.

"Semua ulahmu," Winwin menjeda sebentar. "Hanya kau yang bisa membuatku seperti tadi."

"Apa? Memohon dan menangis?" Masih sempatnya Kun tersenyum di saat seperti itu.

"Dan juga kehilangan," Winwin membawa wajah Kun ke ceruk lehernya. "Tolong jangan lakukan itu lagi. Berjanjilah, dan aku akan menjelaskan semuanya ketika semua ini berakhir."

Kun terkejut merasakan tubuhnya yang dipeluk dengan sangat kuat, dalam dekapan yang mungkin membuatnya merasa aman dan nyaman.

"Baik, Winwin," Kun mengelus punggung Winwin. "Sekarang apa?"

Winwin mengangkat Kun bangun, mencoba membawanya seperti pengantin baru namun Kun menggeliat.

"Tidak, jangan seperti ini.." Ucap Kun malu. "Kenapa kau tidak bisa mengangkatku seperti orang biasa saja?"

Winwin tersenyum.

"Karena aku akan menikah."

Mata Kun membelalak. Jadi itu menjelaskan nyaris semua keributan yang Kun lihat saat di dalam tadi, dan juga baju putih Winwin yang sudah ternodai darah karena Kun.

"Tapi.. pernikahannya... B-batal 'kan?" Tanya Kun gugup. Winwin mulai berjalan santai dengan Kun yang mengkalungkan tangannya di lehernya.

"Tentu saja," Winwin tersenyum, dan mulai membawa mereka berdua keluar dari labirin semak-semak itu. "Atau kau mau kunikahi sekarang juga? Kebetulan aku butuh pengganti pendamping wanita."

"Aku belum siap.." Kun menelusupkan wajahnya ke ceruk leher Winwin. "Kau tidak mungkin membawaku ke dalam 'kan?"

Winwin hanya tersenyum.

Dan benar saja.

Winwin membawa Kun masuk ke dalam lobby, menuju ruangan di mana tempat pernikahannya dengan ular itu akan berlangsung. Winwin tidak peduli dengan tatapan orang yang seperti melihatnya layaknya orang yang tidak waras, berlumuran darah dan mengangkat seseorang. Benar-benar bukan pemandangan yang wajar.

Senyuman Winwin merekah ketika ia mendatangi wanita yang sudah siap sedari tadi di altar yang terlihat sedang memarah-marahi orang.

"Aku tidak peduli! Kau harus membawa Sicheng kemari sekarang juga!" Jeritannya terdengar dan Winwin menurunkan Kun ke bawah, tangannya reflek langsung menuntun Kun agar berada terus di belakangnya. Orang yang sedari tadi diomeli oleh wanita tersebut menengok.

"A-ah, itu tuan Dong Sicheng..." Dia menunjuk ke arah Winwin. Wanita itu menengok dan dia harus menutup telinganya karena jeritan yang dikeluarkan olehnya.

"Apa-apaan ini!" Jeritnya. Wajahnya merah padam karena amarah. "Bajumu Sicheng! Ganti sekarang! Kita sudah terlambat!"

"Aku tetap akan memakai ini." Kata Winwin tak acuh. Wanita itu menghentakkan kakinya kesal.

mimpi yang sempurnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang