"biarlah ku bertanya"

334 82 21
                                    

Semuanya tampak gelap. Tidak ada sedikit pun cahaya yang menusuk masuk ke matanya. Apa Kun masih tertidur? Atau dia sudah memulai tidur panjangnya?

Dia bergerak. Dia merasa sedang duduk, dia merasa menapakkan kakinya di atas lantai. Tapi tangannya tidak bisa digerakan. Dia seperti terikat ke suatu tempat.

Kun tahu sekarang dia tidak tidur dan sadar sepenuhnya, tapi kenapa dia tidak bisa melihat? Ada apa dengan matanya?

Kun menggeleng, dan saat itulah dia sadar matanya ditutup oleh suatu penutup berwarna hitam.

Dan untuk beberapa menit dia seperti itu. Diam, terikat, dan tak bisa melihat. Kun hanya menunggu. Meski tidak tahu apa yang ditunggu.

Kemudian dia mendengar pintu terbuka. Lalu langkah kaki. Mendekat ke arahnya.

"Kun-ge?"

dheg.

"..Ini aku." Jeda. "Bagaimana kau bisa ada di luar sini?"

"Siapa kau?" Kun bertanya. Dia tidak ingin harapannya meninggi karena mendengar suara itu.

"....kau serius melupakanku?"

"Aku hanya melupakan sesuatu yang tidak penting, misalnya sampah."

Plak!

Kun membelalakkan matanya. Kepalanya telah menoleh secara paksa, dan pipinya terasa perih.

Apa dia serius menamparnya?

"Kenapa kau kabur dari sana?"

Sekarang Kun tidak bisa membodohi dirinya. Dia kenal orang ini. Tentu saja dia mengenalnya! Kenapa Kun berpura-pura tidak tahu? Kesehatan mentalnya benar-benar kacau.

Di sisi lain, dia merasa sakit hati karena ke mana Winwin selama ini? Did he know that Kun is dying to see him?

Namun di sisi lain lagi, Kun ingin membunuhnya karena membuatnya berharap terlalu lebih. Dan juga meninggalkannya di sana. Dan juga membiarkan dia disentuh orang lain.

Dan juga untuk menyelamatkannya.

Kenapa baru sekarang?

"Buka penutupnya, Winwin." Kun tidak ingin melakukan entah 'permainan' apa yang Winwin lakukan saat ini.

"Aku takkan membukanya sebelum kau menjelaskan semuanya."

"Apa salahku?! Kau seharusnya yang menjelaskan semuanya! Ke mana saja kau selama ini, bodoh!" Dan sekarang Kun sudah berteriak, tidak peduli penutupnya basah karena air mata.

"Lepaskan penutup ini! Aku mau pulang!"

"Ke mana?"

Kun berhenti bergerak.

"Ke mana kau akan pulang?" Winwin bertanya lagi. Bukankah aku rumahmu?

Kun muak memikirkannya.

"Kau bukan lagi rumahku. Kau bukan lagi bintangku. Kau bukan lagi mimpi yang kuinginkan!"

Srak!

Penutup matanya ditarik secara paksa, membuat Kun tertarik ke samping. Kun akhirnya dapat meliat pria di depannya itu.

"Kau serius berkata seperti itu?"

Winwin menatap Kun langsung. Tatapannya memberikan sensasi aneh, alisnya tidak berkedut dan matanya tidak menyipit. Matanya terbuka dan bergerak tidak nyaman.

Jangan menatapku sedih seperti itu. Kau terlihat menyedihkan.

Kun bersumpah bukan dia yang berbicara itu. Kun menatap ke arah sebelah Winwin.

Figur hitam.

"Dia masih mengikutiku," Gumam Kun pelan. Matanya berkaca-kaca. "Ya Tuhan, pergilah!"

"Kau berbicara apa?" Winwin menengok ke arah yang Kun lihat. "Kau meneriaki siapa?"

Winwin tidak dapat melihatnya. Tentu saja dia tidak bisa. Itu hantu, hantu yang menghantuinya. Mana bisa manusia seperti Winwin melihatnya?

Kun takut. Semakin lama figur itu semakin menampakkan dirinya. Mungkin sebelumnya dia hanya melihatnya dari jauh tanpa tahu wajahnya seperti apa, tapi sekarang Kun bisa melihat mulut dan hidungnya.

Sangat.

Sangat.

Nyata.

"Winwin," Isak Kun kecil. "Untuk apa kau mengikatku seperti ini? Memangnya kau masih membutuhkanku? Aku sudah bukan milikmu lagi."

"Kau bukan milikku," itu datang terlalu cepat. "Tidak pernah."

Ucapan Winwin menyakitkan.

"Lalu kenapa? Kau meninggalkanku di sana, membuatku terus berharap, lalu memintaku untuk melupakanmu. Dan sekarang aku bertemu denganmu, kau tidak ingin melepasku!" Kun sekarang sudah menangis. Dia terlalu lemah, itu sebabnya air mata selalu menjadi jalan tercepatnya. Kun mengabaikan figur hitam itu dan menatap ke tajam ke arah Winwin, "Apa maumu? Ha?"

Winwin tidak melakukan apa-apa. Dia hanya diam.

Satu menit.

Dua menit.

Tiga menit.

Dan Winwin pun keluar dari ruangan gelap itu, meninggalkan Kun sendirian terikat dan menangis.







.

.

.

O-OKE AKU JANJI SEBENTAR LAGI KUN BAKAL BAHAGIA jadi tolong kalian semua taruh golok masing-masing dan nikmati ceritanya:)

mimpi yang sempurnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang