SELAMAT MEMBACA CERITA RAYHAN DAN ADELA:)
Cek typo!:)
Yakinlah bahwa pemilik semesta akan membantu hidupmu menemukan kepingannya yang hilang, jodohmu.
••••
Adela dan Zafina menyandarkan punggung mereka pada sofa panjang yang berada di sebuah ruangan. Helaan napas panjang dan lelah terdengar dari keduanya. Perjalanan dari Jakarta-Bandung cukup melelahkan, apalagi di tengah-tengah perjalanan tadi mereka mengalami kebocoran ban. Cukup menguras tenaga di bawah terik matahari.
Seorang pelayan datang membawakan dua gelas minuman segar dan makanan untuk mereka.
"Terimakasih, Mbak," ucap Zafina sopan pada pelayan yang bekerja di salah satu rumah makan milik nenek dan kakeknya yang berada di Bandung. Sedangkan Adela, gadis itu mengulas senyum sambil mengangguk sopan.
Saat ini Zafina dan Adela sedang berada di sebuah ruangan rumah makan peninggalan nenek dan kakeknya Zafina yang berada di kota Bandung. Rumah makan ini nampak sederhana, namun memiliki pengunjung yang sangat banyak. Rumah makan kepunyaan keluarga Zafina bisa dibilang tidak pernah sepi pengunjung, selalu ramai dalam setiap harinya. Rumah makan ini menyediakan beberapa menu favorite masyarakat yang selalu menjadi ciri khas dari rumah makan ini sendiri.
Adela membuka pintu sedikit, mengintip ke arah luar. "Pantesan lo betah hidup sendiri begini, Za. Duit lo kayak air, mengalir deras banget. Gue saranin, mending lo gak usah nikah, hidup lo udah enak tanpa pasangan. Gak bakal jatuh miskin lo!"
Zafina yang sedang menyeruput minumannya hampir saja menyembur. Bagaimana bisa gadis konyol itu mengatakan kalau dirinya sebaiknya tidak perlu menikah? Di mana-mana kalau umur sudah matang, siap lahir dan bathin maka alangkah baiknya untuk segera menikah. Zafina sendiri Insya Allah siap membina bahtera rumah tangga.
"Teori dari mana itu, huh? Kalau Allah berkehendak, kapanpun bisa. Lebih banyak dari ini bisa lenyap dalam sekejap mata!"
Adela mengerucutkan bibirnya. Lagi-lagi Zafina tidak sependapat dengannya.
"Gue gak mau jomblo seumur hidup. Gue juga pengin punya bayi-bayi imut. Emangnya elo kagak pengen?"
Adela mendengus kesal. Kenapa akhir-akhir ini sahabatnya itu tidak pernah menyetujui saran darinya?
"Kapan, sih, lo setuju sama saran gue? Perasaan gak setuju mulu!" desis Adela.
"Ditanya apa, jawabnya apa!" Zafina memutar bola matanya jengah.
Adela membuang muka, sedikit merajuk.
"Iyalah gue gak setuju, siapa coba yang setuju sama pendapat konyol lo itu. Mana ada orang yang gak mau nikah dan memiliki banyak malaikat kecil yang lucu dan menggemaskan? Gue nih ya sering banget bayangin keluarga kecil gue yang bahagia, tapi sayangnya jodoh gue aja yang belum datang."
Adela menaikkan sebelah alisnya. Dia kembali duduk di sebelah Zafina. "Gue gak mau punya pasangan hidup. Gue gak siap dan gak akan pernah siap kalau nasib gue nanti kayak nyokap. Hidup begini sudah lumayan buat gue bahagia. Ya walaupun, kadang-kadang ada aja yang selalu buat gue gak memiliki alasan untuk hidup." Kemudian mengangkat sebelah bahunya, tanpa tidak terlalu peduli dengan segala permasalahan hidupnya.
Zafina memukul kepala Adela hingga gadis itu meringis kesakitan. "Kenapa otak lo gak pintar-pintar, sih? Percuma lo sarjana kalau gini-gini aja cara berpikir lo. Gak bosen-bosen gue tekankan, kehidupan elo Adela Aznii belum tentu sama kayak kehidupan nyokap lo. Masih banyak laki-laki di luar sana yang jauh berbeda dari ayah lo. Buka mata hati lo, Kambing!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweetness of Our Love
Romance(C O M P L E T E D) 17+ "Sesungguhnya dunia seluruhnya adalah benda (perhiasan) dan sebaik-baik benda (perhiasan) adalah wanita (isteri) yang sholehah". (HR. Muslim) [] Seorang gadis yang tidak mempercayai sebuah kata yang sangat bermakna bagi setia...