Sweetness of Our Love | 3

68.1K 3.3K 29
                                    

SELAMAT MEMBACA CERITA RAYHAN DAN ADELA:)

Jangan lupa meninggalkan jejak kalian, vote dan komen biar aku makin semangat nulisnya. Semoga kalian suka dan terus mengikuti cerita ini. :)

Banyak-banyak terimakasih buat kalian yang sudah menyisihkan waktu buat baca karya-karyaku dan lebih lagi memberikan vote dan komennya. Terimakasih banyakkkk. I tomato youuu🍅

••••

Kunci hati seseorang wanita ada pada telinganya, maka katakanlah kata-kata yang menyenangkan hatinya.

••••

"Saya terima nikah dan kawinnya Adela Aznii binti Rudi Sanjaya dengan mas kawin tersebut dibayar tunai."

Ijab qobul itu terus saja perputar secara otomatis di kepala Adela—seperti tak bisa berhenti maupun dihentikan. Kemarin siang, dirinya telah resmi menjadi istri seorang pria bernama Rayhan—seminggu setelah pertengkaran antara dirinya dan sang ayah. Lucu sekali, Adela yang tak pernah menginginkan akan memiliki hubungan pernikahan seperti ini malah sekarang sudah menjadi seorang istri. Secepat itu semuanya terjadi, Adela saja hampir tak mempercayai kenyataan ini.

Usai salat subuh dan tadarus Al-Qur'an bersama. Zafina dan Adela menuju dapur untuk menyiapkan sarapan—yap, di malam pengantinnya Adela memilih melarikan diri dan menginap di rumah Zafina. Tidak ada yang bisa mencegah kepergiannya, sang ayah ataupun suaminya—Sebenarnya Adela jarang sekali tadarus Al-Qur'an, Zafina-lah yang selalu mengingatkan dan sedikit membumbui kalimatnya dengan paksaan agar gadis itu menyisihkan waktu untuk membaca ayat suci Al-Qur'an. Tidak akan rugi bagi mereka yang mengamalkannya.

"Bacalah oleh kalian Al-Qur'an. Karena ia (Al-Qur'an) akan datang pada Hari Kiamat kelak sebagai pemberi syafa'at bagi orang-orang yang rajin membacanya." [HR. Muslim 804]

Zafina selalu mengatakan kalau Al-Qur'an merupakan obat paling manjur saat kita merasa tidak tenang, dilanda ketakutan, maupun sedang marah. Dan yang paling penting dapat mengetahui segala sesuatunya, baik dari ketauhidan, hukum, kisah, akhlak, ilmu, pengetahuan, janji, peringatan, dan lain sebagainya.

"Gak usah melamun gitu, ini sudah kehendak Allah, Del. Takdir elu, dah."

Adela mendengus kesal. Kena angin apa sahabatnya itu sekarang berbicara mengenai takdir?

"Lo ingat gak kata pak Ustadz minggu lalu ceramah di masjid depan komplek? Semua yang terjadi pada diri kita, semua sudah tertulis di kitab Lauhul Mahfudz. Sebelum kita diwujudkan di atas muka bumi ini sudah tertulis semuanya di kitab Lauhul Mahfudz."

"Ceramah mulu ah! Bosen gue!" desisnya nampak tak terima. Pagi ini nampak tidak seperti biasanya, Zafina yang selalu berpihak dan mendukungnya. "Lo tau sendiri kan, gue ogah nikah. Lah sekarang malah dijodoh-jodohin. Parahnya udah dinikahin! Botak ae lagi yang enggak kepala gue ini, Za, saking stres nya."

"Gue benci namanya pernikahan. Gue belum siap masuk ke dalam ikatan suci itu. Gue takut, Za, gue takut!"

Zafina memutar bolanya jengah. "Lebay lo ah! Santai aja lagi!"

"Santai, santai. Pala lo santai!"

Zafina terkekeh.

"Pakai ketawain segala! Kalau lo di posisi gue juga pasti bakalan galau kayak gini. Bukannya ngebantu malah ngetawain! Belum pernah dicabein tuh mulut, huh?" omel Adela kesal sampai ke ubun-ubun.

"Iya, iya, maaf deh ...."

"Gue tuh takut, Za, gimana coba kalau suami gue itu sebelas-duabelasan sama kelakuan bokap gue? Dari kecil udah setiap hari makanan gue sakit hati. Gue gak siap dan gak mau semua yang ada di masalalu terulang lagi." Adela mengusap air mata yang tak dapat lagi dia bendung. Teringat masa lalu yang begitu menyesakkan dada.

Sweetness of Our LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang