SELAMAT MEMBACA CERITA RAYHAN DAN ADELA:)
Sahabat terbaik; berani mengajakmu berpetualang dalam kejamnya dunia, namun tak menakutimu dengan segala rintangannya. Yang sering mengajakmu berlari, namun tak pernah lupa menggenggam tanganmu agar tak jatuh.
••••
Usai membersihkan badan, dan melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim, Adela turun ke lantai bawah. Tepatnya menuju dapur. Cacing-cacing dalam perutnya sudah melakukan demo besar-besar, meminta segera diberi asupan makanan.
Adela melirik jarum jam dinding, sebentar lagi masuk waktu maghrib. Gadis itu menghela napasnya. Untung saja dirinya sempat melaksanakan salat asar. Tidak seperti biasanya yang selalu mepet waktu, bahkan meninggalkannya tanpa rasa bersalah. Sedang dia tahu itu akan mendapat ganjaran dosa. Alasan Adela keseringan meninggalkan salat asar sendiri tak lain tak tak bukan adalah ketiduran. Ketika gadis bermulut pedas itu sudah tertidur, maka akan susah sekali bangunnya. Zafina sering sekali mengatai Adela mayat atau tidur ke alam sebelah. Meski gempa atau kebakaran sekalipun mungkin saja Adela masih terlelap dengan nyenyak.
"Sore, Mbok Jum," sapa Adela pada Mbok Jum, asisten rumah tangga keluarga Adela.
Mbok Jum tersenyum ramah. "Sore, Neng Adel. Wah ... sudah cantik ternyata," goda Mbok Jum ketika melihat wajah fresh Adela.
Adela terkekeh. "Mbok Jum bisa aja. Oya, malam ini masak apa, Mbok? Masih ada gak makanan sisa tadi siang? Adel laper banget, gak kuat kayaknya kalau nunggu sampai jam makan malam dulu."
"Ada kok, Neng. Mau Mbok siapin sekarang?" Adela mengangguk semangat.
Mata Adela berbinar menerima uluran piring yang sudah diisi nasi dan lauk pauk oleh Mbok Jum. "Makasih, ya, Mbok. Adel sayang banget sama Mbok Jum." Kemudian melahap makanannya dengan lahap.
Mbok Jum yang sedang memotong-motong sayuran, tersenyum melihat tingkah laku Adela yang begitu manja kepadanya. Wanita tersebut sudah menganggap gadis itu seperti putrinya sendiri.
"Suami Neng Adel sudah makan. Dari tadi Mbok gak lihat Den Rayhan masuk ke dapur?" tanya Mbok Jum, membuat Adela tersedak dan langsung meminum minumannya.
"Gak tau. Adel gak peduli, Mbok, dia sudah makan apa belum. Bukan urusan Adel! Lagian dia udah gedhe, bisa nyiapin makannya sendiri," balas Adela tidak ambil pusing. Kemudian kembali melanjutkan suapannya. "Bodoamat! Mau makan atau enggak itu urusan dia, bukan urusannya!" gerutu Adela dalam hati.
Mbok Jum menghela napas, sambil geleng-geleng kepala. Rupanya Adela yang dikenalnya masih sama. "Huts! Gak boleh ngomong kayak gitu, Neng Adel. Berdosa jika seorang istri mengabaikan suaminya. Menikah itu ladang pahala, apapun yang Neng Adel lakukan hingga menyenangkan hati suami, akan mendapat pahala."
Adela mengerucutkan bibir. Mbok Jum sama saja seperti Zafina, selalu saja menceramahinya. Mabok kalau diceramahi setiap hari begini! batinnya jahat. Gadis itu kemudian menghela napasnya. "Hmm ... iya, Mbok."
"Sebenarnya kita sebagai wanita gampang sekali ingin masuk surga, bahkan bisa memilih ingin masuk pintu mana saja yang kita sukai."
Adela menaikkan sebelah alisnya, sedikit penasaran namun tetap terlihat biasa saja. "Caranya?" tanyanya sedikit ogah-ogahnya.
"Di dalam hadits disebutkan bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika seorang wanita selalu menjaga shalat lima waktu, juga berpuasa sebulan (di bulan Ramadhan), serta betul-betul menjaga kemaluannya (dari perbuatan zina) dan benar-benar taat pada suaminya, maka dikatakan pada wanita yang memiliki sifat mulia ini, “Masuklah dalam surga melalui pintu mana saja yang engkau suka.” (HR. Ahmad 1: 191 dan Ibnu Hibban 9: 471. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih)

KAMU SEDANG MEMBACA
Sweetness of Our Love
Romantizm(C O M P L E T E D) 17+ "Sesungguhnya dunia seluruhnya adalah benda (perhiasan) dan sebaik-baik benda (perhiasan) adalah wanita (isteri) yang sholehah". (HR. Muslim) [] Seorang gadis yang tidak mempercayai sebuah kata yang sangat bermakna bagi setia...