Sweetness of Our Love | 5

68.8K 3.2K 38
                                    

SELAMAT MEMBACA CERITA RAYHAN DAN ADELA:)

Memulai dan memberanikan diri untuk membuka hati. Sebelumnya tidak pernah ada dalam kamus hidupku ... sebelumnya.

••••

Zafina terkejut bukan main ketika menemukan Adela yang sudah duduk di atas sofa single miliknya--berada dalam kamar Zafina. Gadis berwajah manis itu baru saja selesai mandi, setelah membereskan rumah. Usai mengenakan pakaian santainya, Zafina mengambil tempat berhadapan dengan Adela yang tengah memainkan benda pipih dan canggih miliknya. Wajah datar Adela membuat gadis itu mengerti, pasti ada masalah baru yang terjadi dan membuat moodnya buruk seperti itu.

"Main ke rumah orang kayak maling aja! Gak ada pemanis-manisnya. Salam kek, permisi, atau apalah gitu!" cibir Zafina. Adela mengalihkan pandangannya dari layar ponselnya--menatap Zafina dengan jengah.

"Suka-suka gue! Mana ada maling secantik dan semenarik gue gini!" balasnya tidak tahu malu. Sudah salah, anti pula meminta maaf.

Zafina memutar bola matanya malas. "Ngapain lo ke sini pagi-pagi kayak gini? Emang gak ngurus keperluan suami lo?"

"Kagak! Gak minat gue. Dia berangkat ke kantor, gak lama gue juga berangkat ke sini." Dengan menaikkan sebelah bahunya, tanda tidak terlalu memperdulikan. "Tadi gue bohong sama dia. Gue males sarapan bareng, jadi ya gue bohong sedikit ... bilang lagi sakit perut."

"Parah lo ya, Del! Sadar dosa, udah segunung gitu."

"Gak ambil pusing gue. Orang tadi malam dia juga ngeselin banget. Untung gak gue cakar mukanya yang sok kegantengan itu."

"Eh ralat, ya ... suami lo itu emang ganteng!" Zafina membenarkan ucapan Adela. Rayhan memang tampan, itulah kenyataannya. Anak kecil sekalipun akan mengakui bahwa pria itu memang tampan, keren, dan seksi pastinya.

Adela mendesis kesal. "Ganteng darimananya? Orang ngeselin banget gitu. Gue harus inilah, itulah. Pusing gue."

"Lama-lama sama dia gue bisa darah tinggi, takut gak panjang umur gue, Za." Adela menggelengkan kepalanya, sedikit ngeri membayangkan perihal kematian.

"Huh, takut mati? Tapi kelakuan naudzubillah begini!" cibir Zafina. Adela tertawa kecil. Gadis itu membenarkan ucapan sang sahabat--Zafina. Apa kabar dalam kubur dengan kelakuan jauh dari kata baik ini?

Adela menaikkan kedua kakinya ke atas sofa. "Malam ini gue nginap di sini, ya?" Sambil menaik-turunkan alisnya.

Zafina terbelalak. "Kagak bisa! Kesian suami lo, Adela!" balasnya tak habis pikir, sambil geleng-geleng kepala. Kadang Zafina bingung, isi kepala sahabatnya itu apa?

Adela mengerucutkan bibirnya, kesal.

"Tadi malam lo tidur ngadep sebelah mana?" tanya Zafina ingat sesuatu yang membuatnya begitu penasaran.

Dahi Adela mengkerut, bingung. "Kenapa emangnya?"

"Lo tidur menghadap ke suami lo apa membelakangi?"

"Ya jelas membelakangi lah! Ogah kalau menghadap dia."

Mata Zafina mencibir. "Kok gitu? Kan sudah gue bilang, tidur membelakangi suami itu dosa, Del!" Gadis itu kembali mengingatkan.

Adela memutar bola matanya jengah. "Ngasal ae!"

Zafina balas mendengus. "Ya sudah kalau gak percaya. Coba nanti lo tanyain ke Mas Rayhan, benar gak apa yang gue bilang."

"Pala lo! Ogah, ah!"

"Tanyain aja sih, gue penasaran tau apa jawaban dia."

Adela tidak menyahut. Gadis itu menambahkan volume lagu yang tengah diputarnya, membuat Zafina geram ingin segera melayangkang pukulannya pada Adela. Untung stok sabarnya masih segunung!

Sweetness of Our LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang