12. Kalender

699 106 40
                                    


Serial KOSAN 99 – 12. Kalender

Penulis : Uniessy

Dipublikasikan : 2018, 14 Oktober

-::-

Keluar kamar dengan mengucek mata berkali-kali, Jason kena tegor juga sama Borneo.

"Mata kalau perih jangan dikucek begitu, Kak," kata Borneo yang dari tadi di dapur mau nyeduh kopi susu. "Dicuci aja pake air sabun. Kalau ada kotorannya, hilang tuh nanti."

"Ya perih dong mata gue kemasukan sabun, Borne!" tukas Jason. "Lo masak air buat apaan? Gue mau dong buat nyeduh susu. Eh ada roti tawar ngga ya?"

"Nih gue punya," kata Jibran, membuat Jason menoleh. Rupanya di dapur selain ada Borneo, juga ada Jibran.

Sebungkus roti tawar yang isinya masih banyak, terdorong pelan menuju pinggir meja. Maksudnya Jibran, biar Jason bisa ambil.

"Gue juga mau ngeroti sama kopi susu," kata Jibran lagi.

Jason menghampiri meja tersebut dan mengambil tiga lembar. "Thank you ye," kata Jason, kembali mengucek matanya.

"Matanya kelilipan atau gimana, Jas?" tanya Jibran lagi, asik ngemil kerupuk.

"Kaga," jawab Jason, "ini kebanyakan online kali. Ngerjain tugas, online. Ngegame, online. Ngesosmed, online. Super!"

Jason merutuk kegiatannya sendiri yang banyak melibatkan online menggunakan layar ponselnya.

"Perih gitu apa gimana dah?" tanya Jibran lagi. Care banget ini manusia satu.

"Ya perih, terus kayak burem gitu kalau abis lihat hape, lihat yang laen," jawab Jason.

"Nih, kak, airnya udah mateng," kata Borneo, mengangkat dua gelas kopi susu ke meja yang masih tersedia roti.

"Thank you, Bor!" kata Jason, mengambil gelas dan menuang susu bubuk rasa cokelat miliknya sendiri.

"Coba dicek ke dokter aja, Jas," saran Jibran sembari mencabik selembar roti tawar.

"Ogah ah. Mata gue sehat woi. Ngga minus ngga plus," kata Jason cepat. Dituangnya air panas ke dalam gelas.

"Ya cek aja, kak," kata Borneo, ikutan kasih saran. "Kan ngga ada salahnya. Daripada dikucek-kucek gitu."

"Iya, cong," lanjut Jibran, "takutnya lo minus, atau plus. Parah lagi kalau lo kalender juga."

Mendengar Jibran ngomong begitu, keduanya langsung menoleh. Dan langsung pasang tampang; Hah? Lu ngomong apaan barusan?

"Mata gue kenapa kata lo, Bran?"

Jason mengangkat gelas besarnya yang sudah terisi susu cokelat. Ikut gabung dengan dua teman kosannya. Tangannya menenteng roti tawar yang sisa dua lembar.

"Kan tadi bilang pandangannya burem? Cek aja coba. Takutnya minus, plus, atau malah kalender. Bahaya tuh. Mesti pake kacamata."

Penjelasan Jibran membuat Jason dan Borneo saling lirik. Kening mereka mengernyit.

"Kalender?" tanya Borneo.

Jibran langsung ngangguk.

"Iya, yang matanya udah akut itu. Kacamatanya bisa tebel tuh nanti."

"SILINDER, KALEEE," balas Jason, emosi jiwa.

"Kalender, Jas," kata Jibran, masih keukeuh padahal udah dikoreksi. "Silinder mah yang buat bikin jus."

"Bodo amat elah," gerutu Jason. "Kalender, silinder, blender, seterah!"

Jibran memberengut, lantas melirik Borneo.

"Emang yang sakit mata itu namanya kalender apa blender, Bor?"

Borneo mengembuskan napas pendek, menyeruput kopi susu hangatnya yang masih banyak, lalu meneguknya pelan.

"Topi saya bunder, kak!" jawab Borneo, ketus.

Jason terbahak di tempat, Jibran melongo. Dikata Jibran, si Borneo ngelawak.

"Ngelawak aja lu," kata Jibran santai, lanjut mencabik roti untuk disiram pakai kopi susu hangat. "Dasar bocah."

"Elu, dul, yang ngelawak!" balas Jason, kesal. Dia mengangkat gelas susu, hendak meminumnya. "Haduh, kan mata gua kecolok sendok!"

[]


[✓]  KOSAN 99Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang