9. Kalimat Tauhid

695 96 41
                                    

Serial KOSAN 99 – 9. Kalimat Tauhid

Penulis : Uniessy

Dipublikasikan : 2018, 20 September

-::-

Janu baru balik dari hangout bareng Yafiq, Damar, Jibran, dan Juang ke masjid di bilangan Jakarta Pusat. Yoi, dia mah hangout-nya ya kajian-kajian gitu. Lumayan, kalau bareng Damar kan bisa hemat ongkos. Ya kan nebeng mobil Toyota Fortuner edisi terbaru punyanya Damar.

Dan hari ini, kosan terbilang ramai sebab sebagian besar penghuni kosan ternyata ada di tempat. Tumben ngga jalan-jalan. Mungkin karena tanggal tua. Atau mungkin karena mereka males ke mana-mana.

Tapi kayaknya tebakan pertama deh yang bener.

Namanya juga anak kosan.

"JAN! ENTAR BALIK KEMARI BAWAIN AIR SEBOTOL!" teriakan Juang terdengar dari ruang depan.

Di ruang depan aja bisa asik sih, sebenarnya. Di sana tuh ada sofa gede model letter U, bisa buat tidur-tiduran kalau lipatan-lipatannya dibuka. Di ruang depan juga ada tipi gede lengkap dengan home theater sama PS. Mau nonton atau main game bisa sepuasnya. Tapi dilarang nonton bokep. Ketahuan diusir. Tapi bagus di kosan ada Yafiq tuh yang tiap lihat mukanya, penghuni lain bakalan teringatkan bahwa Allah Maha Melihat.

Apalagi kalau lewat depan kamarnya Yafiq, bakalan teringatkan gara-gara ada semacam poster typografi dinding yang dipajang di pintu sama dekat jendela.

INGAT MATI!

ALLAH LIHAT!

ALLAH TAHU!

ANTUM TRICKY? ALLAH HABISIN ANTUM!

Astaghfirullaah...

Kadang Janu mau ngalusin cewek biar kirim kuota aja sampe batal, karena tersadarkan.

"IYA!" kata Janu, balas teriak karena dia baru belok, mau ke kamar mandi.

Ada Southa keluar dari kamar mandi sebelah, kayaknya baru kelar mandi.

Innalillaahi, ini jam berapa? Cowok seapik Southa ternyata baru mandi, pikir Janu sambil geleng-geleng kepala.

Janu baru ngelangkahin kaki kanannya buat masuk kamar mandi, saat tiba-tiba dia merasa ada tangan mencengkram pundaknya kuat-kuat.

"Eeeh, eh, apaan dah?!" Janu menggerakkan pundaknya secara otomatis, memaksa Southa agar melepaskan cengkramannya. Tapi kemudian dia tersadar. "Oh iya! Lupa! Masuk kamar mandi kan pake kaki kiri ya!"

Jadi dia tarik lagi kaki kanannya, ganti langkah kaki kiri. Tapi Southa lagi-lagi mencengkram pundaknya.

Janu sewot lah.

"PAAN SEH AH!"

Ini Southa apa-apaan coba?

Dan ketika berhadapan, Southa mengucapkan sesuatu yang bikin Janu merinding.

"Buka baju lo."

EH GBLK!

Janu rasanya mau maki-maki di tempat.

"APAAN WOI!" omel Janu, tidak terima. "Lu gila ya?! Stres?! Kesambet?!"

Janu menyilangkan tangannya di depan dada. Persis anak perawan yang diganggu preman.

"Buka baju lo, buruan!" ulang Southa lagi.

Ya Janu melotot lah, nunjukin betapa dia kesal dengan perintah Southa barusan.

Dia dilecehkan teman satu kosannya sendiri, gitu?!

"OGAH!" bentak Janu cepat. "Lu jangan macem-macem ya!"

Southa memutar bola mata malas. Sesungguhnya dia mual dengan respons Janu kali ini. Jadi, dengan mendengus sebal, dia melirik tulisan yang ada di bagian dada kaos hitam yang Janu pakai.

"Kaos lo ada kalimat tauhidnya," kata Southa akhirnya. "Ngga boleh masuk toilet. Ada lafaz Allah-nya. Lepas dulu, baru masuk. Buruan."

Janu nunduk, dan memang mendapati ada kalimat tauhid di bagian dada kaos yang ia pakai. Dia sengaja pakai baju ini karena baru beli di kampus kemarin, dan tadi pagi kan kajian... Jadi ya ngga apa-apa dong dia pake. Ini kaos lagi HITS bangets nih di sosmed! Makenya aja bangga bukan main!

YA TERUS KENAPA SEKARANG DISURUH BUKA?

"Apaan sih nih ribut-ribut?" tanya Yafiq yang rupanya hendak ke dapur buat ambil mangkok. Mau pada beli bakwan malang tuh kayaknya.

"Ini, Southa nyuruh gue lepas kaos, katanya gara-gara ada tulisan tauhidnya, Fiq!" jawab Janu, nyari pembelaan. "Kan cuma tulisan doang ya kan? Lebay banget!"

Southa cuma melirik ganas.

"Southa bener," kata Yafiq. "Tulisan di kaos lo itu kalimat mulia," tambahnya. "Ngga bisa sembarangan masuk toilet pake kaos yang ada tulisan gituannya."

"Lah, elu bersekutu?" Janu nyipitin mata. Mendelik sebal pada Yafiq.

"Serius, Jan. Tadi di kajian sebenernya gue mau pesen begitu juga ke lo, cuma gue sibuk nyatet jadi lupa. Lagian lo kan tadi ngga ke toilet sama sekali," Yafiq nyengir. "Udah, ganti kaos dulu sana. Biar bebas ke kamar mandi."

Janu mendecih kesal, "Norak lo bedua."

"Lagian, ngapain sih lo pake kaos beginian?" tanya Southa, sinis.

"Ya karena gue bangga lah sama ini kalimat. Kan kalimat ini yang pengen gue lafalin pas sakaratul maut," kelit Janu. Memandang Southa dengan penuh kehinaan.

"Kalimat tauhid kalau mau diucapin pas sakaratul maut, berarti lo harus biasain ngucapin itu selama hidup," kata Southa, akhirnya ceramah kan tuh dia. "Mati pake kaos beginian, ngga jaminan lo husnul khotimah."

"ALLAAHUAKBAR, mulut apa cabe ulek dua kilo tuh?" respons Janu, merasa disudutkan.

Mendengarnya, Yafiq tertawa. "Jan, Tauhid itu bicara tentang Allah. Kalimat tauhid itu diucapin sama lisan, ditanam di hati, diamalin. Bukan disablon terus ditempel di kaos."

Kali ini Janu mingkem.

Hmmm, abisnya Yafiq emang bener sih!

"Salah mulu aja gua mah," rutuk Janu seorang diri. "Iya, iya, gua ganti nih. Puas lo semua?"

Ganti Southa yang mendecih. "Untung rugi juga ngga di guenya," komentarnya singkat, lalu ngeloyor ke kamarnya sendiri buat lanjut ngerjain tugas.

Yafiq lanjut ke dapur dan Janu juga ngekor Southa karena kamar-kamar mereka memang tidak berjauhan, adanya di lantai dua.

"JANU! MANA AIR MINUM GUA?" teriakan Juang terdengar.

"Berisik lo, kxmpret, ambil aja sendiri! Ini aja kencing gua tahan!" balas Janu yang rupanya sudah sampai di lantai atas. Kepalanya terlihat melongok ke bawah dari birai terdekat.

Juang cuma ngedongak terus cengengesan. Sehati dia mah sama Jibran, kalau soal cengengesan.

😁😁😁

Southa is so kiyeowo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Southa is so kiyeowo. Somehow he looks like DY n Su*****ami orang :(

[✓]  KOSAN 99Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang